5. Menggemaskan

Pak Anto sudah keluar dari kantor setelah melakukan pembelaan terhadap dirinya dihadapan Revan. Dia hanya menghela nafas setelah melihat Pak Anto keluar dari ruangan tersebut. Raymond menghampiri Revan, dia ingin tahu tentang Caramel. Entahlah apa yang sedang dilakukannya, dia juga heran, karena selama ini dia sangat acuh dan dingin dengan seorang wanita, karena ada peristiwa yang membuat dia harus hati - hati dengan wanita manapun. Raymond bertanya pada Revan tentang Caramel, dia beralasan karena dia tadi mengetahuinya dengan anggota kitchen yang lain sedang ngobrol sangat akrab dan bercanda, jadi dia ingin tahu.

Kemudian Revan menceritakan semuanya tentang Caramel, mulai dari dia bisa diterima di tempat itu karena pada saat itu Pak Sarno sebagai HRD menerima Caramel sebelum dia mendapatkan ijazah, menurut Revan dan Pak Sarno, Caramel mempunyai potensi jika dibawah asuhan Revan, dan karena dia juga good looking jadi tidak ada alasan untuk tidak menerimanya. Walaupun Caramel hanya lulusan SMA namun prestasinya luar biasa, nilai-nilai akademik dan hasil tes lisan maupun tertulis dia mendapatkan nilai sempurna. Entah mengapa dia tidak meneruskan untuk kuliah padahal keluarganya cukup mampu jika menguliahkannya. Revan juga menceritakan karyawan cewek disitu kebanyakan tidak menyukainya karena mereka iri terhadap Caramel, sedangkan semua karyawan cowok disitu semua welcome pada Caramel, hingga mereka menjadikan Caramel sebagai bahan taruhan karena mereka semua naksir pada Caramel. Revan juga menceritakan bahwa tiap hari Caramel selalu mendapatkan makanan dan minuman dari karyawan cowok hingga membuat semua bertambah iri padanya. Namun tak sedikitpun Caramel memanfaatkan mereka, padahal kam bisa saja dia memanfaatkan mereka dengan meminta banyak hal ataupun barang. Malah Caramel begitu resah setelah mengetahui taruhan tersebut dan mengetahui foto pribadinya dijadikan wallpaper pada ponsel mereka. Semua hal tentang foto itu pun Revan ceritakan pada Raymond. Dia hanya diam saja menyimak cerita dari Revan. Dalam hati dia lebih tertarik lagi pada sosok gadis yang baru saja dia temui ini. Bahkan Caramel marah pada saat tadi di cipika cipiki oleh seorang pria. Raymond merasa takjub melihat gadis yang benar-benar menjaga dirinya dan harga dirinya. Kini dia benar-benar merasa tertarik pada sosok Caramel.

Raymond POV

Ku perhatikan Caramel dari kejauhan. Saat ini Caramel sedang berada di area kasir permainan, dia tersenyum manis pada setiap tamu yang datang, dia juga senang bermain bersama anak-anak kecil yang berada di sana. Tiba-tiba hatiku menghangat, aku berpikir pasti akan sangat bahagia mempunyai istri yang ramah dan menyukai anak kecil seperti itu. Tanpa sadar sudut bibirku terangkat naik. Aku tersenyum melihat Caramel meskipun dari jarak jauh namun seperti tidak ada jarak antara kami saat ini.

"Chef, sudah saatnya pulang. Apa mau diantar?" Pak Sarno menawari mengantar pulang karena hari ini hari pertamaku dan aku tidak membawa mobilku tadi. Pada saat berangkat aku lebih memilih menggunakan taksi karena belum hafal jalan dari apartemenku menuju ke restauran.

"Nanti saja Pak, saya masih ingin disini sampai closing. Saya ingin tau aja seperti apa disini sampai malam saat closing", Aku tersenyum tipis pada Pak Sarno. Karena setahuku Pak Sarno orangnya cukup baik, apalagi karena dialah Caramel bisa ada disini sehingga aku bisa bertemu dengannya. Sebenarnya aku ingin berterima kasih pada Pak Sarno yang telah mempertemukan ku dengan gadis yang sudah menarik perhatianku sejak malam itu.

Aku menatap kembali ke arah Caramel dan ternyata Pak Sarno mengikuti arah pandang ku. Pak Sarno tersenyum mungkin dia tahu jika aku menyukai gadis yang sedang ku tatap itu, Caramel.

"Dasar Caramel, pesonanya gak pernah luntur", Pak Sarno terkekeh menatap ke arah Caramel.

Aku menoleh kembali ke samping, dimana Pak Sarno kini berada. "Sepertinya Bapak sangat tau tentang dia."

"Semuanya tentang dia di tempat ini, kalau privacy nya di luar tempat ini saya tidak tau", Pak Sarno kembali terkekeh.

"Lihat di sana Chef, dimana dia berada selalu dikerubungi cowok-cowok. Sampai-sampai tuh yang cewek-cewek disini pada iri sama dia. Banyak juga tamu yang pernah datang kesini mencarinya pas mereka balik kesini lagi. Tapi dia malah ketakutan, ngumpet dia kalau disamperin sama cowok yang bukan karyawan sini", Pak Sarno kembali terkekeh geli melihat tingkah Caramel yang malah takut jika didekati cowok. Memang Pak Sarno ini tipe orang yang tidak gampang marah, dia sering tertawa jika berbicara dengan yang lainnya.

Aku mengerutkan dahi ku, aku heran, kenapa Caramel bisa sampai ngumpet jika ada cowok yang mencarinya. Ingin segera ku tanyakan padanya, bukan pada Pak Sarno.

Tak terasa jam sudah menunjukkan angka 9 malam, waktu untuk closing, karena hari ini tidak ada party atau acara reservasi lainnya, jadi tempat ini tutup seperti biasanya. Semua tamu juga sudah pulang. Aku sengaja tidak keluar dari kantor untuk menunggu sosok gadis yang mencuri perhatianku saat ini. Dan benarlah, saat ini Caramel masuk ke kantor membawa uang untuk ditaruh di dalam brangkas. Sungguh, aku gugup saat ini, entahlah kenapa aku bisa segugup ini, aku tidak pernah seperti ini, tidak seperti diriku yang sebenarnya. Biasanya aku selalu percaya diri, namun kini aku gugup hanya karena Caramel berada dekat denganku dalam suatu ruangan dan hanya berdua saja.

"Malam Chef", Caramel memberi salam padaku dengan senyum manisnya yang begitu khas.

"Malam", aku berpura-pura tidak tahu bahwa ada dia di dalam ruangan ini. Aku menoleh dan terpanah melihat Caramel memberikan salam dan tersenyum manis padaku.

"Belum pulang Chef? Jam segini biasanya para Chef udah pulang loh", sepertinya dia memulai percakapan agar tidak canggung hanya berdua denganku di ruangan ini.

"Kebetulan masih ada yang diurus. Kamu sendirian? Kok yang lain gak ada?" Aku melihat ke arah luar tapi tak mendapati siapapun di sana. Sepertinya semua orang sudah pulang.

"Ya memang tiap hari gini Chef. Kan harus bikin laporan dulu sama ngurus uang-uangnya. Jadi pulangnya yang terakhir", Caramel berbicara dengan menatapku. Di akhir ucapannya dia tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya.

Alamak... tiba-tiba jantungku seperti berpacu, tiap melihat senyum Caramel jantungku selalu merespon, rasanya deg-degan melebihi pada saat mengikuti ujian.

"Kamu gak takut?" Aku bertanya untuk mengenalnya lebih jauh.

Caramel menghentikan kegiatannya dan menatap kembali ke arahku.

"Takut kenapa Chef?" dengan wajah polosnya dia bertanya.

"Ya kan kamu cewek, sendirian disini malam-malam gak takut?"

"Ngapain takut kan ada Pak Sarno, Pak security, kadang juga ada Revan, dan sekarang ada Chef disini", Caramel kembali tersenyum setelah menjawab pertanyaanku.

"Kan semuanya cowok, sedangkan kamu cewek. Gak takut kamu sama mereka?"

"Termasuk Chef? Takut diapain nih? Di *****-***** gitu? Mmmm.... mereka semua baik kok, gak mungkin lah mereka ngelakuin gitu ke aku," kini dia sudah selesai dengan kegiatannya dan dia duduk di hadapanku.

"Jangan mudah percaya sama orang. Jaman gini gak boleh terlalu percaya sama orang neng"

"Lah kalau mereka macem-macem suruh tanggung jawab aja kan beres. Hehehehe....", dengan entengnya dia menjawab seperti itu.

"Ck, kamu ini, bahkan sama saya yang baru kamu kenal aja malah dengan santainya kamu ngobrol berdua sama saya hanya berdua di ruangan ini."

"Lah terus apa aku harus curiga gitu sama Chef? Apa Chef mau ngapa-ngapain saya?" dengan ekspresi tidak percaya dia menyilang kan tangannya di dadanya.

"Hahahaha.... kalau saya ngapa-ngapain kami langsung saya nikahi kamu. Mau?"

"Hah?! Diiih... Chef mah bercandanya kebangetan. Udah ah Caca mau pulang dulu", Caramel berdiri dari duduknya dan berjalan menuju dekat pintu kantor.

"Udah mau pulang sekarang?"

"Iya Chef udah sepi, udah malam juga, kata Chef kan gak baik cewek malem-malem sendirian", kini dia sedang memindai sidik jarinya untuk absen kepulangan.

"Bawa motor?" tanyaku menyelidik.

"Enggak Chef, biasanya diantar jemput Ayah jika bisa. Eh aku lupa belum telepon minta jemput Ayah. Permisi Chef mau telepon minta jemput. Saya duluan Chef", Caramel buru-buru keluar kantor untuk telepon Ayahnya.

Padahal aku ingin mengatakan bahwa aku mau sekalian antar dia pulang, tapi mulutku seakan berat karena terpanah pada Caramel yang jika berbicara selalu saja senyum. Hal itu yang membuat ku tidak bisa fokus.

Langsung saja aku berlari keluar kantor menyusul Caramel. Nampak sepertinya Caramelasih menelepon, tapi sepertinya belum diangkat, dari tadi dia belum berbicara. Aku segera menghampiri Pak Sarno dan memintanya untuk mengantarku pulang.

"Pak itu kok masih ada karyawan disini? Sendirian loh, kok belum pulang?"

"Oh itu Caramel Chef, dia memang biasanya nunggu dijemput Ayahnya", kini Pak Sarno meraih kunci dan menekannya agar pintu mobilnya terbuka.

"Kok gak langsung dijemput? Harus telepon dulu ya?"

"Biasanya banyak yang ngantar Chef, tapi semenjak Pak Anto selalu menyindirnya dia gak mau diantar mereka pulang, jadi sekarang cuma pulang bareng Revan atau diantar pulang sama Pak Lukman keamanan disini, beliau TNI yang kalau malam berjaga disini Chef. Dia sudah dianggap Caramel seperti bapak sendiei Chef katanya. Ayahnya juga sudah kenal akrab", kini Pak Sarno sudah masuk ke dalam mobil, dia sudah berada di belakang kemudi.

"Pak kasihan dia, gak baik cewek malam-malam gini sendirian. Kita ajak bareng aja ya Pak, kita antar dia pulang ke rumah dulu baru bapak antar saya pulang", aku menyuruh Pak Sarno mengajaknya pulang, namun sepertinya Pak Sarno menjahili ku, dia menyuruhku untuk memintanya sendiri pada Caramel.

Demi aku tahu rumahnya, aku mendekatinya dan mengajaknya pulang bersama, aku mengatakan padanya jika kita diantar oleh Pak Sarno. Awalnya dia menolak, dengan alasan dia akan dijemput oleh Ayahnya. Namun ketika Pak Sarno memanggilnya dia menoleh dan tampak Pak Sarno mengayunkan tangannya untuk menyuruh Caramel mendekat. Dia pun mendekat ke Pak Sarno, dan segera masuk mobil ketika Pak Sarno menyuruhnya untuk cepat masuk. Aku duduk di kursi depan sebelah Pak Sarno, sedangkan Caramel duduk di kursi penumpang di belakang. Untung saja ada Pak Sarno yang mencairkan suasana. Aku dan Caramel hanya diam saja dan menjawab jika Pak Sarno bertanya.

Selang 10 menit , kami tiba di depan rumah Caramel. Aku sedari tadi diam karena mengingat-ingat jalan ke rumah Caramel. Sebenarnya aku bisa saja melihat alamat rumahnya di data karyawan yang ada di kantor, namun lebih cepat jika aku bisa langsung tahu rumahnya. Setelah itu Pak Sarno mengantarkan ku ke apartemen yang aku tinggali saat ini. Pak Sarno bertanya tentang apartemenku, namun aku jawab jika itu bukan apartemenku, aku untuk sementara tinggal di apartemen mewah milik temanku yang sedang berada di luar negeri. Untuk sementara ini aku tidak ingin ada yang tahu bahwa aku lah CEO tempat mereka bekerja. Aku ingin melihat dengan mata kepalaku sendiri bagaimana kinerja mereka dan aku ingin mengetahui tentang mereka semua, karena aku tidak ingin memiliki karyawan yang hanya bekerja jika ada bos nya saja, dan jika tidak ada bos nya mereka akan berleha-leha, hanya santai dan menyuruh yang lain untuk bekerja. Seperti Pak Anto yang dengan seenaknya memerintah Caramel untuk menggantikannya. Ah, sungguh aku tidak suka dengannya. Lihat saja nanti jika dia berulah lagi membuat Caramel sedih, pasti akan ku hancurkan dia.

Raymond POV end

Beberapa hari setelah malam itu, Raymond semakin akrab dengan Caramel. Setiap ada Caramel di dalam kantor, dia selalu beralasan mengerjakan sesuatu di kantor. Mereka saling bertegur sapa jika bertemu dan kini selalu ada bahasan diantara mereka jika mereka bertemu atau dalam satu ruangan.

Siang itu setelah Caramel melaksanakan shalat dzuhur, pada saat Caramel hendak menuju ke restauran, dia dipanggil oleh Pak Sarno yang sedang duduk di gazebo depan musholla, masih di area tempat kerja Caramel yang memang begitu luas dengan sarana dan prasarananya begitu lengkap, jadi ada mushalla juga di sana. Caramel menuju ke gazebo memenuhi panggilan Pak Sarno yang ternyata ada Chef Raymond di sana. Sepertinya dia juga baru selesai menjalankan shalat dzuhur tadi.

"Nih Nduk buat kamu, ndang diminum", Pak Sarno memberikan minuman isotonik itu pada Caramel.

"Buat aku? Dari siapa Pak?" tanya Caramel heran dengan menjungkirbalikkan botol minuman itu melihat-lihat semua kemasannya. Entah apa yang dia lihat, mungkin hanya gerakan reflek karena herannya saja.

"Udah cepetan diminum, nanti yang lain pada iri kalau tau kamu dapat minuman", Pak Sarno mengambil botol minuman itu dari tangan Caramel dan membuka segel tutupnya.

Klek...

"Udah nih ndang diminum", Pak Sarno menyodorkan botol minuman itu ke mulut Caramel.

"Mmm... bentar deh Pak, ini aman kan? Gak ada obat tidur atau obat bius atau obat urus-urus nya kan?" Caramel mengambil alih botol itu dari tangan Pak Sarno.

"Ngawur kamu Nduk, emang buat apa ngasih kamu gituan?" Pak Sarno tekekeh.

"Ya kali aja ada guna-gunanya, atau gak udah kadaluarsa nih minuman?" Caramel tertawa mendengar perkataannya sendiri.

"Hahaha....", Pak Sarno dan Raymond tertawa mendengar jawaban dari Caramel.

"Kata Chef kan gak boleh gampang percaya sama orang. Iya kan Chef?" Caramel menatap wajah Raymond dengan mengerjap-ngerjapkan matanya.

Raymond kembali tertawa mendengar alasan Caramel. Ternyata di masih ingat percakapan mereka pertama kali di kantor malam itu.

"Kamu masih ingat?" Raymond tersenyum melihat sikap Caramel yang sangat menggemaskan menurutnya.

Caramel mengangguk dan tersenyum lebar menunjukkan deretan gigi putihnya.

Jaman sekarang masih saja ada yang percaya guna-guna dan ada juga cewek yang benar-benar waspada hanya karena di berikan sebotol minuman dan itupun masih tersegel. Raymond heran sekaligus bangga dengan gadis yang duduk di depannya saat ini.

"Lah itu tadi Chef Raymond yang beli Ca, tapi aku udah kenyang, mangkanya aku kasih buat kamu aja", Pak Sarno masih terkekeh dan dia berdiri hendak beranjak dari tempat duduknya.

"Loh mau kemana Pak?" Caramel bertanya ketika Pak Sarno berdiri dari tempat duduknya.

"Mau kirim fax ke kantor pusat dulu, ini udah ditungguin katanya", kemudian Pak Sarno meninggalkan Caramel dan Raymond berdua.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

lah bukannya pas kemaren acara soft opening di resro udah di kenalin ya, kalau Ray itu ank dr pemilik resto, kenapa di part ini Ray bilang dia lagi nyamar buat memantau kariawan resto mana yg loyal dan mana yg gak bertanggung jawab kerjanya... apa akunya kurang fokus..?

2023-10-01

0

Lili

Lili

chef aku padamu wkwkwk

2022-04-30

1

lihat semua
Episodes
1 1. Caramelia Faraza
2 2. Raymond Xavier
3 3. Pipi yang udah gak perawan
4 4. Gadis itu adalah Caramel-ku
5 5. Menggemaskan
6 6. Direndahkan
7 7. KUA
8 8. Firasat
9 9. Pernyataan secara virtual
10 10. Jadi - an
11 11. Otw jadi istri
12 12. Calon istri Raymond Xavier
13 13. Wanita ular
14 14. Bertemu calon mertua
15 15. Cemburu
16 16. Bucin
17 17. Menjadi tawanan sementara
18 18. Hama-hama yang berseliweran
19 19. Datangnya boneka Anabelle
20 20. Pertemuan para ulat keket
21 21. Singa Betina ku
22 22. Kekalutan singa jantan
23 23. Obat ampuh milik Raymond
24 24. Kacamata siapa?
25 25. Senengnya digrebek
26 26. Zayn vs Nindi
27 27. Wedding Day
28 28. I want you!
29 29. Hey Nyonya Raymond Xavier!
30 30. Kejujuran vs kebohongan
31 31. Palang merah
32 32. Cancel!
33 33. Cucu?
34 34. Aksi balas dendam
35 35. Honeymoon
36 36. Penggerebekan
37 37. Wanita ular yang berbisa
38 38. Dipecat!
39 39. Mobil bergoyang
40 40. Lagi... lagi... dan lagi...
41 41. Onty Caramel
42 42. Mamanya Dave?
43 43. Mama Papa-nya Dave
44 44. Nyonya Besar Raymond Xavier
45 45. Yess!!!
46 46. Cupp!
47 47. Bucin parah
48 48. Pertengkaran kecil
49 49. Hide n seek
50 50. I found you!
51 51. Rencana licik
52 52. Wanita rendahan
53 53. Transaksi bisnis
54 54. Gak ada jatah?
55 55. Misunderstanding
56 56. Welcome back Singa betina-ku
57 57. Dasar Posesif!
58 58. Ngamar!
59 59. God job Baby!
60 60. Lovey Dovey
61 61. Ngadon
62 62. Rencana
63 63. Janji palsu
64 64. Aku akan menculikmu!
65 65. Obsesi
66 66. Come here Baby!
67 67. Jangan masuk!
68 68. Chef bucin
69 69. Perfect!
70 70. Like father like son
71 71. Jenny dan masa lalu
72 72. Hampir saja
73 73. Faster Baby!
74 74. Mengulang lagi
75 75. Apa ini cemburu?
76 76. Mulai mengenal cemburu
77 77. Clara vs Vania
78 78. Kebenaran Zayn
79 79. Kebimbangan Zayn
80 80. Dilema
81 81. Keraguan
82 82. Hinaan
83 83. Kenyataan yang mencengangkan
84 84. Anak siapa?
85 85. Istrinya Zayn
86 86. Pawang
87 87. Rasa penasaran Jenny
88 88. Kenyataan yang tidak dapat diterima
89 89. Dejavu
90 90. Jangan pulangkan aku!
91 91. Belajar dari Raymond
92 92. Call me 'Sayang'!
93 93. Ajaran Raymond Xavier
94 94. Drama keluarga Clara
95 95. Menantu kesayangan keluarga Xavier
96 96. Kebahagiaan semu
97 97. Kenyataan yang harus dihadapi
98 98. Sakit karena cinta
99 99. Nikahkan kami!
100 100. I want you Daddy!
101 101 Surprise!!!
102 Announcement!!!
Episodes

Updated 102 Episodes

1
1. Caramelia Faraza
2
2. Raymond Xavier
3
3. Pipi yang udah gak perawan
4
4. Gadis itu adalah Caramel-ku
5
5. Menggemaskan
6
6. Direndahkan
7
7. KUA
8
8. Firasat
9
9. Pernyataan secara virtual
10
10. Jadi - an
11
11. Otw jadi istri
12
12. Calon istri Raymond Xavier
13
13. Wanita ular
14
14. Bertemu calon mertua
15
15. Cemburu
16
16. Bucin
17
17. Menjadi tawanan sementara
18
18. Hama-hama yang berseliweran
19
19. Datangnya boneka Anabelle
20
20. Pertemuan para ulat keket
21
21. Singa Betina ku
22
22. Kekalutan singa jantan
23
23. Obat ampuh milik Raymond
24
24. Kacamata siapa?
25
25. Senengnya digrebek
26
26. Zayn vs Nindi
27
27. Wedding Day
28
28. I want you!
29
29. Hey Nyonya Raymond Xavier!
30
30. Kejujuran vs kebohongan
31
31. Palang merah
32
32. Cancel!
33
33. Cucu?
34
34. Aksi balas dendam
35
35. Honeymoon
36
36. Penggerebekan
37
37. Wanita ular yang berbisa
38
38. Dipecat!
39
39. Mobil bergoyang
40
40. Lagi... lagi... dan lagi...
41
41. Onty Caramel
42
42. Mamanya Dave?
43
43. Mama Papa-nya Dave
44
44. Nyonya Besar Raymond Xavier
45
45. Yess!!!
46
46. Cupp!
47
47. Bucin parah
48
48. Pertengkaran kecil
49
49. Hide n seek
50
50. I found you!
51
51. Rencana licik
52
52. Wanita rendahan
53
53. Transaksi bisnis
54
54. Gak ada jatah?
55
55. Misunderstanding
56
56. Welcome back Singa betina-ku
57
57. Dasar Posesif!
58
58. Ngamar!
59
59. God job Baby!
60
60. Lovey Dovey
61
61. Ngadon
62
62. Rencana
63
63. Janji palsu
64
64. Aku akan menculikmu!
65
65. Obsesi
66
66. Come here Baby!
67
67. Jangan masuk!
68
68. Chef bucin
69
69. Perfect!
70
70. Like father like son
71
71. Jenny dan masa lalu
72
72. Hampir saja
73
73. Faster Baby!
74
74. Mengulang lagi
75
75. Apa ini cemburu?
76
76. Mulai mengenal cemburu
77
77. Clara vs Vania
78
78. Kebenaran Zayn
79
79. Kebimbangan Zayn
80
80. Dilema
81
81. Keraguan
82
82. Hinaan
83
83. Kenyataan yang mencengangkan
84
84. Anak siapa?
85
85. Istrinya Zayn
86
86. Pawang
87
87. Rasa penasaran Jenny
88
88. Kenyataan yang tidak dapat diterima
89
89. Dejavu
90
90. Jangan pulangkan aku!
91
91. Belajar dari Raymond
92
92. Call me 'Sayang'!
93
93. Ajaran Raymond Xavier
94
94. Drama keluarga Clara
95
95. Menantu kesayangan keluarga Xavier
96
96. Kebahagiaan semu
97
97. Kenyataan yang harus dihadapi
98
98. Sakit karena cinta
99
99. Nikahkan kami!
100
100. I want you Daddy!
101
101 Surprise!!!
102
Announcement!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!