"Ini tuh sedih tahu! Aku jadi bayangin kalau aku berada di posisi pemeran utama perempuan. Udah hamil, eh cowoknya malah ninggalin dia terus nikah sama cewek lain," ucap Karen sambil tersedu-sedu.
"Ya, udah. Makanya jangan dibayangin. Kan bukan kisah kamu juga."
"Kamu ini gimana, sih. Seharusnya kamu lebih respek dengan penderitaan orang lain. Mana empatimu!" tukas perempuan itu sambil mengelap air di hidungnya yang ikut terjun.
Darren hanya bisa meringis sambil berkata, "Itu, kan, cuma cerita fiktif."
Meski sangat sadar jika itu cuma cerita fiktif, tetap saja Karen terbawa alur cerita tersebut. "Ren, kamu gak bakal ninggalin aku kayak cowok brengsek di film itu, kan?"
"Ya, enggaklah. Lagian mau ke mana coba aku?" balas Darren. Ia mengusap wajahnya dengan kasar, membuang muka sambil mengomel dengan suara yang amat kecil, "Siapa sih sutradaranya, pengen aku cekik."
Darren mendadak kesal karena efek serial tersebut membuat istrinya dan tentu saja istri-istri penduduk negeri Wakanda menjadi overthinking terhadap suami mereka. Karen melingkarkan tangan ke pinggang Darren, dengan kepala yang menempel di lengan kokoh pria itu. Darren yang sempat kesal, kini membelai lembut rambut istrinya. Tak hanya itu, ia juga mengecup kening Karen yang tertutupi poni.
Karen semakin mengencangkan pelukannya karena ini pertama kalinya Darren mencium keningnya. Daren yang masih mengusap-usap rambut Karen, tak sengaja mengalihkan pandangannya ke paha mulus Karen yang terekspos. Lingerie yang dipakai perempuan itu tersingkap ke atas sehingga penutup segitiganya sedikit mengintip. Hal ini membuat naluri kelaki-lakiannya bereaksi secara alami.
"Ren, mantan kamu beneran bakal ngajar di kampus?" Karen kembali menunjukkan kekhawatirannya.
Darren tak menjawab. Ia malah melepaskan pelukan perempuan itu, lalu berbalik memunggunginya. Aksinya itu tentu saja membuat Karen ternanap. Ia merasa Darren menghindari topik pembicaraan tentang mantan kekasihnya. Dengan wajah yang sendu, ia hanya bisa menatap punggung pria itu.
Sementara Darren tampak sedang memaksa matanya terpejam. Ternyata alasan ia tiba-tiba melepas pelukan Karen adalah karena libidonya kian meronta-ronta melihat paha mulus istrinya. Belum lagi, beberapa kali lutut Karen tak sengaja menyenggol "senjatanya" yang membuat dirinya semakin merasa tersiksa. Pasalnya, ia harus bisa menahan keinginan yang muncul secara bertahap pada dirinya itu karena istrinya sedang datang bulan.
Detak-detak jarum jam mengantar mereka ke hari baru. Kegelapan malam telah terenggut oleh sinar matahari pagi yang mulai muncul dengan malu-malu. Masih di kota Jakarta, kota yang memiliki sejarah panjang dan menyimpang segudang cerita. Di mana pemandangan pagi dipenuhi dengan kendaraan yang sesak dan kehidupan yang seperti mesin.
Di kampus, para mahasiswa ekonomi semester lima ke atas tampak heboh dengan kehadiran sosok dosen wanita yang baru. Siapa lagi kalau bukan mantan kekasih Darren, Marsha Moza. Perempuan lulusan S2 universitas California itu tentu saja menarik perhatian karena parasnya yang cantik menawan, ditunjang dengan gayanya yang fashionable. Dia bahkan lebih cocok menjadi seorang model dibanding pengajar.
Rupanya, kehadiran Marsha sebagai dosen baru juga telah sampai ke telinga mahasiswa semester tiga. Nadya menghampiri Karen yang tengah duduk di anak tangga dengan telinga yang tersumpal earphone. Seperti biasa, Nadya sang Ratu Kepo datang dengan membawa informasi terhangat dan teraktual seputar kampus.
"Kar, udah lihat dosen baru, enggak?"
"Apa?!" teriak Karen yang tak mendengar jelas suara Nadya karena sedang menikmati alunan musik dengan volume yang nyaring.
Nadya membuka earphone yang terpasang di telinga Karen, lalu kembali berkata, "Udah lihat dosen baru, enggak? Cantik banget! Aku yang perempuan aja iri. Tuh, kakak senior cowok yang semester atas pada caper ma dia."
Karen langsung bisa menebak kalau yang dimaksud sahabatnya itu adalah mantan kekasih Darren.
"Oh, gitu," balasnya malas-malasan.
"Fakultas kita benar-benar bikin iri fakultas lain karena kita punya pak Darren yang cakep dan cool abis, sudah gitu sekarang kita juga punya dosen perempuan yang cantik kayak model!" seru Nadya yang tampak heboh sendiri, "Eh, eh, udah gitu tadi aku lihat pak Darren sama tuh dosen jalan bareng. Mereka kelihatan serasi banget!" tutur Nadya dengan segala kehebohannya.
Wajah Karen berubah seketika saat Nadya menyandingkan Darren dan Marsha. "Mereka berdua bukan urusanku!" Karen langsung berdiri pergi dengan raut kesal.
Benar, setengah jam yang lalu, tepat saat Marsha baru saja keluar mengajar, ia langsung mengejar Darren yang kebetulan lewat di kelas yang diisinya.
"Darren!" panggil Marsha sambil berlari menyusulnya.
Darren menoleh sebentar tanpa berhenti berjalan. Pria itu tak menghiraukannya, meskipun Marsha mengajaknya mengobrol. Para mahasiswa yang melihat mereka sedang jalan bersama pun menjadi berang. Tapi tak sedikit dari mereka yang berpendapat kedua dosen itu tampak serasi.
Darren malah langsung memasuki ruangan penelitian untuk melanjutkan risetnya. Lewat jendela kaca ruang penelitian, ia tak sengaja melihat Karen berjalan berjalan sendiri di lapangan kampus. Ia tersenyum tipis kemudian mengambil ponselnya. Tiba-tiba ia tergugah untuk mengajak istrinya makan siang bersama di luar. Sebab, seingatnya Karen tidak sarapan pagi ini karena terburu-buru ke kampus.
Baru saja hendak menelepon Karen, tiba-tiba Marsha masuk ke ruangan itu.
"Oh, jadi kamu lagi sibuk bikin penelitian baru?" ucap perempuan itu sambil menatap sekeliling ruangan.
"Biasakan mengetuk pintu terlebih dahulu!" cetus Darren dengan nada dingin.
Marsha malah mendekat dan memegang lengan pria itu. "Dar, bisa temani aku ke kedai kopi di sebelah kampus? Aku dengar itu lagi hits banget."
"Maaf, Marsha aku gak bisa," tolak Darren menepis tangan Marsha dengan sopan.
"Jangan bilang kamu juga dah ganti selera soal minuman, udah bukan peminum kopi lagi!" singgung Marsha sambil bersedekap. Matanya terarah pada jari-jari tangan Darren, di mana ia tak memakai cincin pernikahannya.
"Kamu lihat aku sedang sibuk, kan! Lagian kamu tahu sendiri, kan, aku dah punya istri. Kalau mau pergi, pergi aja sendiri, kan dekat," tolak Darren yang langsung menyimpan ponselnya kembali.
"Jadi, kamu beneran dah lupain aku, ya?" Ucapan Marsha membuat Darren tertegun seketika. Perempuan itu membuang napas, lalu kembali berkata, "haah ... hingga detik ini aku masih belum percaya kalau kamu beneran udah nikah. Aku masih belum percaya, Dar! Bahkan semalam aku pikir kamu cuma nge-prank aku!"
Darren menunduk lalu berkata dengan suara kelam. "Itu adalah kenyataannya. Aku memang udah nikah. Jadi, aku harus membatasi diriku dengan perempuan lain. Maaf ...."
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
novita setya
cekik aja ren cekiikkk..sebel gw
2024-12-08
1
jumirah slavina
sm keq Aku... tp kebalikan'y....
setiap konten yg d'liat'y slalu abis itu ngomong meng'andaikan kita b'2...
contoh :
liat konten istri d'pergoki suami d'kamar kontrakan...
PakSu : klo Aku mah yg jd suami'y.,, Aku bakar tuh dua²y..,, paham gak km...
Aku : diem aja drpd panjang ceritanya. ..
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
liat konten istri setelah suami berangkat kerja langsung leye² main hp sm jam suami mo pulang kerja baru mandi.. baru masak.. dan baru beberes rumah...
PakSu : pasti dr Aku berangkat kerja td kerja mu cm maen hp kn...??
Aku : ya iyalah... kan Aku pengangguran
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2024-10-16
2
Aysana Shanim
Dan beneran dijadiin novel dong ceritanya. kisah si Evan sama ita di novel sebelah yah 🤣
2024-04-14
2