Berkacak sebelah pinggang, Darren lantas berkata, "Mana? Sini kulihat!"
Karen bergegas mengeluarkan buku tugas dari tasnya, kemudian memperlihatkan pada Darren.
"Ini sih bukan belum selesai, tapi belum dikerjakan!" ketus Darren menggeleng-geleng kepala, "kerja sendiri sana!"
"Ya, makanya bantuin, dong! Emang kamu mau kalau nilaiku di mata kuliahmu anjlok? Kamu sendiri kan yang malu nanti," rengek Karen.
"Ngapain malu?" tandas Darren sambil memakai piyama tidur.
"Ya, malulah! Kalau istri kamu nilainya jelek, entar apa kata orang-orang. Kamu bakal dianggap dosen yang enggak becus. Apalagi kamu tuh seorang guru besar."
"Kan enggak ada yang tahu kita suami istri," tampik Darren santai.
"Ya, udah kalau gak mau bantu!" Karen memberengut, sehingga tampak menggemaskan di mata Darren.
"Ettt ... jangan ngambek, dong!" Darren menarik tangan Karen lalu memaksanya duduk di meja belajar. Ia juga turut duduk di samping perempuan itu dan mulai membimbingnya mengerjakan tugas kuliah.
Karen seorang mahasiswa fakultas ekonomi jurusan akuntansi semester tiga. Sedang Darren seorang dosen di universitas tempat Karen kuliah. Ia meraih capaian profesor bidang ilmu akuntansi. Penelitian terkait ilmu akuntansi yang ia laksanakan sudah tak diragukan lagi. Bukan hanya jurnal, bahkan sejumlah buku ciptaannya banyak digunakan sebagai referensi oleh peneliti lainnya.
"Perhatikan contoh yang kukerjakan, lalu ikuti sesuai instruksi soal!" perintah Darren yang tampak sabar mengajari istrinya.
Bukannya mengikuti petunjuk, Karen malah tak fokus dan menguap berkali-kali. Maklum, Karen memang bukan anak yang rajin pangkal pandai. Lulus dengan nilai pas-pasan pun sudah mencetak rekor MURI baginya.
Mata Karen yang hampir tertutup, harus membulat seketika kala Darren sengaja menjentik dahi perempuan yang sebenarnya lebih cocok menjadi adiknya. Baru saja Karen hendak serius, mereka malah diusik oleh suara dering panggilan di ponsel Karen. Ternyata itu berasal dari teman sekelas Karen.
"Karen, kamu udah ngerjain tugas dari pak Darren, belom?" tanya temannya.
"Nih, lagi sementara."
"Duh, aku nebeng, ya! Aku enggak sempat ngerjain tugas, nih. Soalnya lagi sibuk kerja sampingan akhir-akhir ini," pintanya memelas agar Karen memberinya contekan tugas.
"Eee ....." Karen menatap Darren yang ternyata mendengar permintaan temannya itu.
Pada saat ini, Darren langsung mengambil pulpen dan menulis sesuatu di belakang buku catatan Karen.
"Kalau kamu kasih dia contekan, aku enggak bakal bimbing kamu ngerjain tugas lagi!"
Tulisan bernada ancaman itu tentu membuat Karen takut. Dia langsung berkata pada temannya. "Duh, maaf, nih. Aku juga enggak bisa mastiin selesai atau enggak. Susah banget soalnya! Kayaknya mau aku kerjain asal-asalan doang."
"Asal-asalan juga gak papa deh. Yang penting aku ikut kumpul tugas."
Darren yang mendengar sembari bersedekap, menggeleng-geleng kepala sembari melototkan mata ke arah istrinya.
"Wah, aku takut nih kalau kita dianggap kerja sama. Kamu tahu sendiri kan pak Darren itu orangnya teliti banget." Karen beralasan. Selanjutnya, ponselnya langsung diambil Darren yang langsung mengakhiri panggilan tersebut.
"Kamu kenapa, sih? Dia itu sahabatku. Aku jadi enggak enak, nih, enggak bisa bantu dia!" Karen protes.
"Tolong menolong itu memang baik, tapi tidak dalam hal tugas individu."
Karen masih tak enak hati dengan temannya. Tapi apa boleh buat, ia harus mendengarkan perkataan Darren. Pria itu kembali menjelaskan materi yang tidak dimengerti istrinya.
"Gimana, dah paham, belom?" Darren menoleh, kemudian tertegun melihat Karen yang telah tertidur di atas buku tugasnya. Tangannya hendak memegang kepala perempuan itu, bermaksud ingin membangunkannya. Namun, diurungkan kembali. Ia malah menepikan anak rambut yang menutupi wajah polos Karen yang tengah terlelap. Akhirnya, ia pun menggendong istrinya dan membaringkannya di ranjang mereka.
...----------------...
Keesokan harinya, mereka menerima undangan makan malam di rumah keluarga besar Darren. Keduanya pun datang lebih awal dan disambut hangat Oma Belle yang memang menantikan mereka.
Jujur saja, sebenarnya Karen tidak mau menghadiri makan malam keluarga. Bukan tanpa sebab, ia hanya menghindari topik seputar kehamilan dan anak seperti yang selalu diproklamasikan Oma Belle.
"Karen, gimana? Dah minum jamu yang dikasih Oma, Belum?" tanya Oma Belle bersemangat.
Sempat kaget, Karen buru-buru menjawab. "Iya, sudah Oma. Jamunya enak banget. Aku suka."
"Enak?" Oma Belle kaget bukan main. "Kamu enggak rasa pahit sama sekali?" tanyanya heran. Sebab, ia teringat akan Herbalis yang mengatakan jika jamu itu terasa pahit dan sedikit menyengat.
Karen terdiam dan hanya berkata dalam hati. "Mampus, ketahuan ngarang, kan, aku!"
Mengerutkan dahinya yang masih kencang, tampaknya wanita berusia tujuh puluh tahun itu sadar jika Karen berbohong. Mungkin jika ajang penghargaan sekelas Oscar mengadakan award untuk aktor dengan akting tergagal, maka Karen pasti akan jadi nominatornya.
Karen melirik ke arah Darren yang duduk di samping sambil memeriksa tugas-tugas mahasiswa yang masuk lewat email. Seolah mengerti perempuan itu tengah meminta bantuannya, dia pun segera berkata, "Yuk, ikut aku! Ada yang pingin aku lihatin ma kamu."
Karen lekas berdiri membuntuti Darren. Sambil menunggu pelayan mereka mempersiapkan sajian makan malam, mereka mengobrol di ruang tamu. Ia melihat-lihat foto-foto masa kecil suaminya yang membuatnya berdecak kagum. Ternyata dari kecil, Darren telah mencetakkan banyak prestasi akademik. Tak heran di usianya yang sekarang, pria itu telah meraih gelar guru besar. Berbanding terbalik dengannya yang sangat malas belajar dan hanya menghabiskan waktu untuk bersenang-senang.
Saat hendak ke kamar kecil, Darren tak sengaja melihat Omanya mencampurkan sesuatu di makanan yang akan disajikan pada istrinya.
"Oma masukin apa di dalam makanannya Karen?" tanya Darren dengan wajah tak senang.
"Oh, ini obat penyubur kandungan herbal. Biar istri kamu cepat isi," jawab Oma Belle santai.
"Oma enggak boleh seenaknya kayak gitu. Kemarin maksa Karen minum jamu, sekarang nyampurin obat di makanannya tanpa sepengetahuan Karen!" cetus Darren masih tak senang dengan kelakuan neneknya.
"Lah, Oma kan cuma pengen kamu cepat dapat momongan. Lagian istri kamu dah Oma bawain jamu semalam malah enggak diminum, pake pura-pura bilang minum lagi." Oma Belle menyinggung kebohongan Karen.
"Ngapain buru-buru punya anak, sih? Aku sama Karen kan baru nikah sebulan."
"Terus, mau nunggu kapan? Mau nunggu Oma meninggal duluan?"
"Ya, enggak. Tapi kalau terus maksa kayak gini, cuma bikin Karen stress nanti."
"Oh, gitu. Kamu takut Karen stress tapi gak takut Oma mati penasaran karena gak nimang cicit dari kamu?"
Daren terdiam. Ya, percuma saja berdebat dengan Oma Belle yang merupakan pemegang tahta tertinggi di rumah ini. Kedudukan Oma Belle di rumah ini ibarat ratu Elizabeth di kerajaan Inggris. Sangat disegani dan tak ada yang bisa membantah. Bahkan orangtua Darren pun tak berani menolak perintahnya. Sejujurnya, ini pertama kali Darren berdebat dengan neneknya.
Karen dan Darren kembali ke apartemen selepas makan malam. Karen mengatur tempat tidur mereka, tak lama kemudian Darren naik ke atas ranjang lalu duduk bersandar sambil lanjut memeriksa tugas yang dikirim mahasiswanya. Tiba-tiba Karen langsung merebahkan kepalanya di dada pria itu sambil memeluknya.
"Kenapa belum tidur?" tanya Darren tapi dengan mata yang tertuju pada layar ponsel.
"Kamu juga belum tidur," jawab Karen dengan manja.
"Aku masih periksa tugas. Udah sana, tidur!"
"Aku belum ngantuk," jawab Karen yang masih merebahkan kepalanya di dada pria itu. Namun semenit kemudian, perempuan itu malah mengeluarkan suara dengkuran kecil yang membuat Darren tergelitik.
Kepalanya menggeleng pelan atas tingkah aneh perempuan yang menjadi istri sekaligus mahasiswanya. Sejak menikahinya, satu-satunya kelebihan yang ia ketahui tentang istrinya adalah mudah tertidur di manapun dan kapanpun. Terbukti, setiap pulang kerja ia selalu mendapati perempuan itu tertidur di sofa, kursi makan, bahkan di dalam bathub. Aneh, bukan?
Keesokan harinya, Karen dan Darren bersiap-siap menuju ke kampus. Tentunya sebagai seorang dosen dan mahasiswi.
.
.
.
Jangan lupa like dan komen, ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
novita setya
tidur di bathtub. kosple jd spongebob gt
2024-12-08
0
Rose_Ni
aneh bin bahaya, tidur kok dibathtub
2024-04-14
2
🟢Ney Maniez
ayoo pk dosennya,,nnt jatuh cinta yy
2024-02-20
1