Bab 3 : Dipaksa Hamil

Berkacak sebelah pinggang, Darren lantas berkata, "Mana? Sini kulihat!"

Karen bergegas mengeluarkan buku tugas dari tasnya, kemudian memperlihatkan pada Darren.

"Ini sih bukan belum selesai, tapi belum dikerjakan!" ketus Darren menggeleng-geleng kepala, "kerja sendiri sana!"

"Ya, makanya bantuin, dong! Emang kamu mau kalau nilaiku di mata kuliahmu anjlok? Kamu sendiri kan yang malu nanti," rengek Karen.

"Ngapain malu?" tandas Darren sambil memakai piyama tidur.

"Ya, malulah! Kalau istri kamu nilainya jelek, entar apa kata orang-orang. Kamu bakal dianggap dosen yang enggak becus. Apalagi kamu tuh seorang guru besar."

"Kan enggak ada yang tahu kita suami istri," tampik Darren santai.

"Ya, udah kalau gak mau bantu!" Karen memberengut, sehingga tampak menggemaskan di mata Darren.

"Ettt ... jangan ngambek, dong!" Darren menarik tangan Karen lalu memaksanya duduk di meja belajar. Ia juga turut duduk di samping perempuan itu dan mulai membimbingnya mengerjakan tugas kuliah.

Karen seorang mahasiswa fakultas ekonomi jurusan akuntansi semester tiga. Sedang Darren seorang dosen di universitas tempat Karen kuliah. Ia meraih capaian profesor bidang ilmu akuntansi. Penelitian terkait ilmu akuntansi yang ia laksanakan sudah tak diragukan lagi. Bukan hanya jurnal, bahkan sejumlah buku ciptaannya banyak digunakan sebagai referensi oleh peneliti lainnya.

"Perhatikan contoh yang kukerjakan, lalu ikuti sesuai instruksi soal!" perintah Darren yang tampak sabar mengajari istrinya.

Bukannya mengikuti petunjuk, Karen malah tak fokus dan menguap berkali-kali. Maklum, Karen memang bukan anak yang rajin pangkal pandai. Lulus dengan nilai pas-pasan pun sudah mencetak rekor MURI baginya.

Mata Karen yang hampir tertutup, harus membulat seketika kala Darren sengaja menjentik dahi perempuan yang sebenarnya lebih cocok menjadi adiknya. Baru saja Karen hendak serius, mereka malah diusik oleh suara dering panggilan di ponsel Karen. Ternyata itu berasal dari teman sekelas Karen.

"Karen, kamu udah ngerjain tugas dari pak Darren, belom?" tanya temannya.

"Nih, lagi sementara."

"Duh, aku nebeng, ya! Aku enggak sempat ngerjain tugas, nih. Soalnya lagi sibuk kerja sampingan akhir-akhir ini," pintanya memelas agar Karen memberinya contekan tugas.

"Eee ....." Karen menatap Darren yang ternyata mendengar permintaan temannya itu.

Pada saat ini, Darren langsung mengambil pulpen dan menulis sesuatu di belakang buku catatan Karen.

"Kalau kamu kasih dia contekan, aku enggak bakal bimbing kamu ngerjain tugas lagi!"

Tulisan bernada ancaman itu tentu membuat Karen takut. Dia langsung berkata pada temannya. "Duh, maaf, nih. Aku juga enggak bisa mastiin selesai atau enggak. Susah banget soalnya! Kayaknya mau aku kerjain asal-asalan doang."

"Asal-asalan juga gak papa deh. Yang penting aku ikut kumpul tugas."

Darren yang mendengar sembari bersedekap, menggeleng-geleng kepala sembari melototkan mata ke arah istrinya.

"Wah, aku takut nih kalau kita dianggap kerja sama. Kamu tahu sendiri kan pak Darren itu orangnya teliti banget." Karen beralasan. Selanjutnya, ponselnya langsung diambil Darren yang langsung mengakhiri panggilan tersebut.

"Kamu kenapa, sih? Dia itu sahabatku. Aku jadi enggak enak, nih, enggak bisa bantu dia!" Karen protes.

"Tolong menolong itu memang baik, tapi tidak dalam hal tugas individu."

Karen masih tak enak hati dengan temannya. Tapi apa boleh buat, ia harus mendengarkan perkataan Darren. Pria itu kembali menjelaskan materi yang tidak dimengerti istrinya.

"Gimana, dah paham, belom?" Darren menoleh, kemudian tertegun melihat Karen yang telah tertidur di atas buku tugasnya. Tangannya hendak memegang kepala perempuan itu, bermaksud ingin membangunkannya. Namun, diurungkan kembali. Ia malah menepikan anak rambut yang menutupi wajah polos Karen yang tengah terlelap. Akhirnya, ia pun menggendong istrinya dan membaringkannya di ranjang mereka.

...----------------...

Keesokan harinya, mereka menerima undangan makan malam di rumah keluarga besar Darren. Keduanya pun datang lebih awal dan disambut hangat Oma Belle yang memang menantikan mereka.

Jujur saja, sebenarnya Karen tidak mau menghadiri makan malam keluarga. Bukan tanpa sebab, ia hanya menghindari topik seputar kehamilan dan anak seperti yang selalu diproklamasikan Oma Belle.

"Karen, gimana? Dah minum jamu yang dikasih Oma, Belum?" tanya Oma Belle bersemangat.

Sempat kaget, Karen buru-buru menjawab. "Iya, sudah Oma. Jamunya enak banget. Aku suka."

"Enak?" Oma Belle kaget bukan main. "Kamu enggak rasa pahit sama sekali?" tanyanya heran. Sebab, ia teringat akan Herbalis yang mengatakan jika jamu itu terasa pahit dan sedikit menyengat.

Karen terdiam dan hanya berkata dalam hati. "Mampus, ketahuan ngarang, kan, aku!"

Mengerutkan dahinya yang masih kencang, tampaknya wanita berusia tujuh puluh tahun itu sadar jika Karen berbohong. Mungkin jika ajang penghargaan sekelas Oscar mengadakan award untuk aktor dengan akting tergagal, maka Karen pasti akan jadi nominatornya.

Karen melirik ke arah Darren yang duduk di samping sambil memeriksa tugas-tugas mahasiswa yang masuk lewat email. Seolah mengerti perempuan itu tengah meminta bantuannya, dia pun segera berkata, "Yuk, ikut aku! Ada yang pingin aku lihatin ma kamu."

Karen lekas berdiri membuntuti Darren. Sambil menunggu pelayan mereka mempersiapkan sajian makan malam, mereka mengobrol di ruang tamu. Ia melihat-lihat foto-foto masa kecil suaminya yang membuatnya berdecak kagum. Ternyata dari kecil, Darren telah mencetakkan banyak prestasi akademik. Tak heran di usianya yang sekarang, pria itu telah meraih gelar guru besar. Berbanding terbalik dengannya yang sangat malas belajar dan hanya menghabiskan waktu untuk bersenang-senang.

Saat hendak ke kamar kecil, Darren tak sengaja melihat Omanya mencampurkan sesuatu di makanan yang akan disajikan pada istrinya.

"Oma masukin apa di dalam makanannya Karen?" tanya Darren dengan wajah tak senang.

"Oh, ini obat penyubur kandungan herbal. Biar istri kamu cepat isi," jawab Oma Belle santai.

"Oma enggak boleh seenaknya kayak gitu. Kemarin maksa Karen minum jamu, sekarang nyampurin obat di makanannya tanpa sepengetahuan Karen!" cetus Darren masih tak senang dengan kelakuan neneknya.

"Lah, Oma kan cuma pengen kamu cepat dapat momongan. Lagian istri kamu dah Oma bawain jamu semalam malah enggak diminum, pake pura-pura bilang minum lagi." Oma Belle menyinggung kebohongan Karen.

"Ngapain buru-buru punya anak, sih? Aku sama Karen kan baru nikah sebulan."

"Terus, mau nunggu kapan? Mau nunggu Oma meninggal duluan?"

"Ya, enggak. Tapi kalau terus maksa kayak gini, cuma bikin Karen stress nanti."

"Oh, gitu. Kamu takut Karen stress tapi gak takut Oma mati penasaran karena gak nimang cicit dari kamu?"

Daren terdiam. Ya, percuma saja berdebat dengan Oma Belle yang merupakan pemegang tahta tertinggi di rumah ini. Kedudukan Oma Belle di rumah ini ibarat ratu Elizabeth di kerajaan Inggris. Sangat disegani dan tak ada yang bisa membantah. Bahkan orangtua Darren pun tak berani menolak perintahnya. Sejujurnya, ini pertama kali Darren berdebat dengan neneknya.

Karen dan Darren kembali ke apartemen selepas makan malam. Karen mengatur tempat tidur mereka, tak lama kemudian Darren naik ke atas ranjang lalu duduk bersandar sambil lanjut memeriksa tugas yang dikirim mahasiswanya. Tiba-tiba Karen langsung merebahkan kepalanya di dada pria itu sambil memeluknya.

"Kenapa belum tidur?" tanya Darren tapi dengan mata yang tertuju pada layar ponsel.

"Kamu juga belum tidur," jawab Karen dengan manja.

"Aku masih periksa tugas. Udah sana, tidur!"

"Aku belum ngantuk," jawab Karen yang masih merebahkan kepalanya di dada pria itu. Namun semenit kemudian, perempuan itu malah mengeluarkan suara dengkuran kecil yang membuat Darren tergelitik.

Kepalanya menggeleng pelan atas tingkah aneh perempuan yang menjadi istri sekaligus mahasiswanya. Sejak menikahinya, satu-satunya kelebihan yang ia ketahui tentang istrinya adalah mudah tertidur di manapun dan kapanpun. Terbukti, setiap pulang kerja ia selalu mendapati perempuan itu tertidur di sofa, kursi makan, bahkan di dalam bathub. Aneh, bukan?

Keesokan harinya, Karen dan Darren bersiap-siap menuju ke kampus. Tentunya sebagai seorang dosen dan mahasiswi.

.

.

.

Jangan lupa like dan komen, ya

Terpopuler

Comments

novita setya

novita setya

tidur di bathtub. kosple jd spongebob gt

2024-12-08

0

Rose_Ni

Rose_Ni

aneh bin bahaya, tidur kok dibathtub

2024-04-14

2

🟢Ney Maniez

🟢Ney Maniez

ayoo pk dosennya,,nnt jatuh cinta yy

2024-02-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Karen dan Darren
2 Bab 2 : Oma Belle
3 Bab 3 : Dipaksa Hamil
4 Bab 4 : Cap Tanda Laku
5 Bab 5 : Cemburu Menguras Energi
6 Bab 6 : Perut Kaget
7 Bab 7 : Mami Valen
8 Bab 8 : Membujuk Karen
9 Bab 9 : Ampun Pak Dosen!
10 Bab 10 : Feril Belum Menyerah
11 Bab 11 : Habis Oma Belle, Terbitlah Kakek Aswono
12 Bab 12 : Gagal Romantis
13 Bab 13 : Ketika Karen Cemburu
14 Bab 14 : Risiko Punya Suami Dosen
15 Bab 15 : Korban Sinetron
16 Bab 16 : Mantan Pacar Mengganggu
17 Bab 17 : KKN (Kuliah Kerja Nakal)
18 Bab 18 : Mantan Pantang Menyerah
19 Bab 19 : Kencan di Kampus
20 Bab 20 : Keromantisan Mereka
21 Bab 21 : Berdebat dengan Oma Belle (lagi)
22 Bab. 22 : Mengakui Kekalahan
23 Bab. 23 : Membujuk Karen (lagi)
24 Bab. 24 : Bisikan Darren
25 Bab 25 : Karen yang Lebay
26 Bab. 26 : Jadi Asisten Dosen?
27 Bab. 27 : Drama Memasak
28 Bab 28 : Gara-gara Tidur
29 Bab. 29 : Obsesi Feril
30 Bab 30 : Gagal Maning, Gagal Maning
31 Bab 31 : Mr. Ribet
32 Bab 32 : Ketika Teko Bersiul
33 Bab 33 : Jangan Tahan Lagi!
34 Bab 34 : Debat Kusir
35 Bab 35 : Hanya Persoalan Makan
36 Bab 36 : Rencana Karen
37 Bab 37 : Apes Mulu
38 Bab 38 : Sepupu Darren
39 Bab 39 : Rahasia Keluarga Darren
40 Bab 40 : Persiapan
41 Bab 41 : Minder
42 Bab 42 : Hadiah Spesial
43 Bab 43 : Hadiah dari Mertua
44 Bab 44 : Mendadak Jadi Pacar
45 Bab 45 : Feril Maju tak Gentar
46 Bab 46 : Apa yang Terjadi pada Karen?
47 Bab 47 : Pertengkaran
48 Bab 48 : Mengalahkan Ego
49 Bab 49 : Berhenti Pikirkan yang Lain, Selain Aku!
50 Bab 50 : Gara-gara Lupa
51 Bab 51 : Lewat Kolong Meja
52 Bab 52 : Amarah Kakek Aswono
53 Bab 53 : Tak Ingin Melepaskan Pelukan
54 Bab 54 : Sidang dari Oma dan Kakek
55 Bab 55 : Memantaskan Diri
56 Bab 56 : Dari Mata Turun ke Hati
57 Bab 57 : Godaan Karen
58 Bab 58 : Darren vs Feril dan Kawan-kawan
59 Bab 59 : Pindah Rumah
60 Bab 60 : Karen Ngambek
61 Bab 61 : Tak Bisa Mengelak?
62 Bab 62 : Ada Apa dengan Chalvin?
63 Bab 63 : Cincin
64 Bab 64 : Keguguran?
65 Bab 65 : Gosip di Kampus
66 Bab 66 : Siapa Pelakunya?
67 Bab 67 : Gosip yang Menjadi-jadi
68 Bab 68 : Ketika Darren Jujur
69 Bab 69 : Pesan Ancaman
70 Bab 70 : Karen Sakit?
71 bab 71 : Saling Tuduh
72 Bab 72 : Ternyata ....
73 Bab 73 : Lagi-lagi Soal Anak
74 Bab 74 : Dosen Sayang ....
75 Bab 75 : Giliran Darren
76 Bab 76 : Ucapan Marsha
77 Bab 77 : Pengakuan Darren
78 Bab 78 : Pak Darren Sudah Menikah?
79 Bab 79 : Semua Baik-Baik Saja
80 Bab 80 : Panggilan Mendadak dari Oma Belle
81 Bab 81 : Tatapan Chalvin
82 Bab 82 : Gadis Untuk Chalvin
83 Bab 83 : Insting Oma Belle
84 Bab 84 : Nena!
85 Bab 85 : Hasil Testpack
86 Bab 86 : Ada Apa dengan Karen?
87 Bab 87 : Nge-date Challenge
88 Bab 88 : Kekhawatiran
89 Bab 89 : Jelang UAS
90 Bab 90 : Darren Cemburu?
91 Bab 91 : Disangka Hamil
92 Bab 92 : Gadis Baru Pilihan Oma
93 Bab 93 : Overthinking
94 Bab 94 : Pembicaraan antara Karen dan Chalvin
95 Bab 95 : Secangkir Teh
96 Bab 96 : Support System
97 Bab 97 : Mengikis Rindu
98 Bab 98 : Ketika Darren Tahu
99 Bab 99 : Hanya kamu ....
100 Bab 100 : Belajar memahamimu
101 Bab 101 : Kehadiran Marsha
102 Bab 102 : Pelukan Penenang
103 Bab 103 : Kecurigaan Oma Belle
104 Bab 104 : Keputusan Karen
105 Bab 105 : Perasaan yang Muncul
106 bab 106 : Reaksi Oma Belle
107 Bab 107 : Mencintai di Segala situasi
108 Bab 108 : Salah Sasaran
109 Bab 109 : Harapan Sembuh
110 Bab 110 : Pasca Terapi
111 Bab 111 : Menara Petronas
112 Bab 112 : Turn Off!
113 bab 113 : Friendnivora!
114 Bab 114 : Bernego
115 Bab 115 : Oma Belle Kembali Bertitah
116 Bab 116 : Persiapan
117 Bab 117 : Akhirnya Berjumpa
118 Bab 118 : Oma Selalu Benar!
119 Bab 119 : Makan Malam
120 Bab 120 : Saling Membatin
121 Bab 121 : Siapa Gadis Itu?
122 Bab 122 : Hasil Rekaman Feril
123 Bab 123 : Pertikaian
124 Bab. 124 : Oma Belle vs Kakek Aswono
125 Bab 125 : Karen Masih Ngambek?
126 Bab 126 : Kesalahpahaman yang Terurai
127 Bab 127 : Dua Kubu
128 Bab 128 : Deep Talk
129 Bab 129 : Hal yang Sering Dihadapi Suami
130 Bab 130 : Luka Karen
131 Bab 131 : Percintaan Panas
132 Bab 132 : Gara-Gara Suara
133 Bab 133 : Perasaan Chalvin
134 Bab 134 : Reaksi Darren dan Oma Belle
135 Bab 135 : Darren Mulai Curiga?
136 Bab 136 : Ketika Darren Cemburu
137 Bab 137 : Darren Bersikap Aneh?
138 Bab 138 : Peringatan dari Darren
139 Ch. 139 : Mengejar Cinta Chalvin
140 Ch. 140 : Teguran Kakek
141 Bab 141 : Tantangan Menenangkan Bayi
142 Bab 142 : Serba Salah
143 Bab 143 : Hasil USG
144 Bab 144 : Mami Vallen Comeback!
145 Bab 145 : Saling Diam
146 Bab 146 : Oma Belle Menjadi Penengah
147 Bab 147 : Gara-gara Ramuan Oma
148 Bab 148 : Gosip di Kantor yang Menjadi-jadi
149 Bab 149 : Permintaan Ayah Barack
150 Bab 150 : Kehadiran Darren
151 Bab 151 : Farel Kembali Berulah
152 Bab 152 : Sandiwara Berakhir?
153 Bab 153 : Semua jadi Batal
154 Bab 154 : Reaksi Oma Belle
155 Bab 155 : Kegalauan Chalvin
156 Bab 156 : Ketika Karen Sadar
157 Bab 157 : Waktu Berdua untuk Karen dan Darren
158 Bab 158 : Apa yang Diketahui Oma Belle?
159 Bab 159 : Oma Belle Berubah?
160 Bab 160 : Celotehan Oma
161 Bab 161 : Jadi Kikuk
162 Bab 162 : Menjelang Semester Baru
163 Bab 163 : Ajakan Darren
164 Bab 164 : Reaksi Kakek dan Oma
165 Bab 165 : Oma Belle yang Over Protektif
166 Bab 166 : Sapaan Mengejutkan
167 Bab 167 : Nasihat Nena
168 Bab 168 : Hari Pertama Perkuliahan
169 Bab 169 : Feril Mepet Terusss
170 Bab 170 : Ciuman Anti Mual
171 Bab 171 : Gara-gara Lapar
172 Bab 172 : Chalvin Keluar dari Kediaman Bratajaya
173 Bab 173 : Perjodohan Berikutnya
174 Bab 174 : Terima Diri Kita Apa Adanya
175 Bab 175 : Bumilku Sayang
176 Bab 176 : Seisi Kelas Heboh
177 Bab 177 : Pahlawan Sesungguhnya
178 bab 178 : Ucapan Terima Kasih
179 Bab 179 : Cuma Modus?
180 Bab 180 : Hubungan yang Merenggang
181 Bab 181 : Tak diacuhkan
182 Bab 182 : Ketika Feril Menyadari
183 Bab 183 : Feril Sad Boy
184 Bab 184 : Pasti Akan Berlalu
185 Bab 185 : Serangan Dadakan
186 Bab 186 : Apa yang Terjadi pada Darren?
187 Bab 187 : Curiga yang Tertular
188 Bab 188 : Feril Memelas
189 Bab 189 : Kencan Tipis-tipis
190 Bab 190 : Tentang Perasaan
191 Bab 191 : Gelap-gelapan
192 Bab 192 : Pernyataan Cinta
193 Bab 193 : Percintaan Beda Usia
194 Bab 194 : Pria Menyebalkan
195 Bab 195 : Ada Aja Pengganggu!
196 Bab 196 : Cecaran Oma Belle
197 Bab 197 : Risiko Playboy Insaf
198 Bab 198 : Curhatan Nadya
199 Bab 199 : Karen Menemui Chalvin?
200 Bab 200 : Masih Perlu Usaha!
201 Bab 201 : Calon Menantu Kesayangan Oma
202 Bab 202 : Ditolak Mentah-mentah
203 Bab 203 : Kecurigaan Karen
204 Bab 204 : Oo ... ow ... ketahuan
205 Bab 205 : Ini Oma atau Cobaan?
206 Bab 206 : Melarikan Diri dari Oma
207 Bab 207 : Gara-gara Hujan
208 Bab 208 : Desakan Orangtua Silvia
209 Bab 209 : Jangan Terkunci di Masa Lalu
210 Bab 210 : Debat Sengit
211 Bab 211 : Mantan Pacar Problematik
212 Bab 212 : Apa yang Terjadi pada Nadya?
213 Bab 213 : Oma Belle Kembali Tantrum
214 Bab 214 : Oma vs Karen
215 Bab 215 : Hasil USG Karen
216 Bab 216 : Haruskah Bertahan?
217 Bab 217 : Kekasih Tak Dianggap?
218 Bab 218 : Sekretaris Baru Chalvin
219 Bab 219 : Salah Sangka
220 Bab 220 : Diinterogasi Abah
221 Bab 221 : Pijatan Lembut
222 Bab 222 : Selimut Hangat
223 Bab 223 : Merebut Hati Oma Belle
224 Bab 224 : Respon Oma Belle
225 Bab 225 : Kode Halus
226 Bab 226 : Mulai Terendus
227 Bab 227 : Omongan Beracun
228 Bab 228 : Beban Masa Lalu
229 Bab 229 : Mengutarakan Kegusaran
230 Bab 230 : Semprotan Oma Belle
231 Bab 231 : Perubahan
232 Bab 232 : Nasihat Darren
233 Bab 233 : Penguntit
234 Bab 234 : Makan Malam Keluarga
235 Bab 235 : Sikap Oma Belle
236 Bab 236 : Patah Hati Jilid 2
237 Bab 237 : Jodoh Emang Gak Ke mana-mana
238 Bab 238 : Happy Anniversary
239 Bab 239 : Momen Berkumpul
240 Bab 240 : Cinta Selalu Menerima Ketidaksempurnaan
241 Novel Baru Yu Aotian
242 Bawa Aku Pulang
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Bab 1 : Karen dan Darren
2
Bab 2 : Oma Belle
3
Bab 3 : Dipaksa Hamil
4
Bab 4 : Cap Tanda Laku
5
Bab 5 : Cemburu Menguras Energi
6
Bab 6 : Perut Kaget
7
Bab 7 : Mami Valen
8
Bab 8 : Membujuk Karen
9
Bab 9 : Ampun Pak Dosen!
10
Bab 10 : Feril Belum Menyerah
11
Bab 11 : Habis Oma Belle, Terbitlah Kakek Aswono
12
Bab 12 : Gagal Romantis
13
Bab 13 : Ketika Karen Cemburu
14
Bab 14 : Risiko Punya Suami Dosen
15
Bab 15 : Korban Sinetron
16
Bab 16 : Mantan Pacar Mengganggu
17
Bab 17 : KKN (Kuliah Kerja Nakal)
18
Bab 18 : Mantan Pantang Menyerah
19
Bab 19 : Kencan di Kampus
20
Bab 20 : Keromantisan Mereka
21
Bab 21 : Berdebat dengan Oma Belle (lagi)
22
Bab. 22 : Mengakui Kekalahan
23
Bab. 23 : Membujuk Karen (lagi)
24
Bab. 24 : Bisikan Darren
25
Bab 25 : Karen yang Lebay
26
Bab. 26 : Jadi Asisten Dosen?
27
Bab. 27 : Drama Memasak
28
Bab 28 : Gara-gara Tidur
29
Bab. 29 : Obsesi Feril
30
Bab 30 : Gagal Maning, Gagal Maning
31
Bab 31 : Mr. Ribet
32
Bab 32 : Ketika Teko Bersiul
33
Bab 33 : Jangan Tahan Lagi!
34
Bab 34 : Debat Kusir
35
Bab 35 : Hanya Persoalan Makan
36
Bab 36 : Rencana Karen
37
Bab 37 : Apes Mulu
38
Bab 38 : Sepupu Darren
39
Bab 39 : Rahasia Keluarga Darren
40
Bab 40 : Persiapan
41
Bab 41 : Minder
42
Bab 42 : Hadiah Spesial
43
Bab 43 : Hadiah dari Mertua
44
Bab 44 : Mendadak Jadi Pacar
45
Bab 45 : Feril Maju tak Gentar
46
Bab 46 : Apa yang Terjadi pada Karen?
47
Bab 47 : Pertengkaran
48
Bab 48 : Mengalahkan Ego
49
Bab 49 : Berhenti Pikirkan yang Lain, Selain Aku!
50
Bab 50 : Gara-gara Lupa
51
Bab 51 : Lewat Kolong Meja
52
Bab 52 : Amarah Kakek Aswono
53
Bab 53 : Tak Ingin Melepaskan Pelukan
54
Bab 54 : Sidang dari Oma dan Kakek
55
Bab 55 : Memantaskan Diri
56
Bab 56 : Dari Mata Turun ke Hati
57
Bab 57 : Godaan Karen
58
Bab 58 : Darren vs Feril dan Kawan-kawan
59
Bab 59 : Pindah Rumah
60
Bab 60 : Karen Ngambek
61
Bab 61 : Tak Bisa Mengelak?
62
Bab 62 : Ada Apa dengan Chalvin?
63
Bab 63 : Cincin
64
Bab 64 : Keguguran?
65
Bab 65 : Gosip di Kampus
66
Bab 66 : Siapa Pelakunya?
67
Bab 67 : Gosip yang Menjadi-jadi
68
Bab 68 : Ketika Darren Jujur
69
Bab 69 : Pesan Ancaman
70
Bab 70 : Karen Sakit?
71
bab 71 : Saling Tuduh
72
Bab 72 : Ternyata ....
73
Bab 73 : Lagi-lagi Soal Anak
74
Bab 74 : Dosen Sayang ....
75
Bab 75 : Giliran Darren
76
Bab 76 : Ucapan Marsha
77
Bab 77 : Pengakuan Darren
78
Bab 78 : Pak Darren Sudah Menikah?
79
Bab 79 : Semua Baik-Baik Saja
80
Bab 80 : Panggilan Mendadak dari Oma Belle
81
Bab 81 : Tatapan Chalvin
82
Bab 82 : Gadis Untuk Chalvin
83
Bab 83 : Insting Oma Belle
84
Bab 84 : Nena!
85
Bab 85 : Hasil Testpack
86
Bab 86 : Ada Apa dengan Karen?
87
Bab 87 : Nge-date Challenge
88
Bab 88 : Kekhawatiran
89
Bab 89 : Jelang UAS
90
Bab 90 : Darren Cemburu?
91
Bab 91 : Disangka Hamil
92
Bab 92 : Gadis Baru Pilihan Oma
93
Bab 93 : Overthinking
94
Bab 94 : Pembicaraan antara Karen dan Chalvin
95
Bab 95 : Secangkir Teh
96
Bab 96 : Support System
97
Bab 97 : Mengikis Rindu
98
Bab 98 : Ketika Darren Tahu
99
Bab 99 : Hanya kamu ....
100
Bab 100 : Belajar memahamimu
101
Bab 101 : Kehadiran Marsha
102
Bab 102 : Pelukan Penenang
103
Bab 103 : Kecurigaan Oma Belle
104
Bab 104 : Keputusan Karen
105
Bab 105 : Perasaan yang Muncul
106
bab 106 : Reaksi Oma Belle
107
Bab 107 : Mencintai di Segala situasi
108
Bab 108 : Salah Sasaran
109
Bab 109 : Harapan Sembuh
110
Bab 110 : Pasca Terapi
111
Bab 111 : Menara Petronas
112
Bab 112 : Turn Off!
113
bab 113 : Friendnivora!
114
Bab 114 : Bernego
115
Bab 115 : Oma Belle Kembali Bertitah
116
Bab 116 : Persiapan
117
Bab 117 : Akhirnya Berjumpa
118
Bab 118 : Oma Selalu Benar!
119
Bab 119 : Makan Malam
120
Bab 120 : Saling Membatin
121
Bab 121 : Siapa Gadis Itu?
122
Bab 122 : Hasil Rekaman Feril
123
Bab 123 : Pertikaian
124
Bab. 124 : Oma Belle vs Kakek Aswono
125
Bab 125 : Karen Masih Ngambek?
126
Bab 126 : Kesalahpahaman yang Terurai
127
Bab 127 : Dua Kubu
128
Bab 128 : Deep Talk
129
Bab 129 : Hal yang Sering Dihadapi Suami
130
Bab 130 : Luka Karen
131
Bab 131 : Percintaan Panas
132
Bab 132 : Gara-Gara Suara
133
Bab 133 : Perasaan Chalvin
134
Bab 134 : Reaksi Darren dan Oma Belle
135
Bab 135 : Darren Mulai Curiga?
136
Bab 136 : Ketika Darren Cemburu
137
Bab 137 : Darren Bersikap Aneh?
138
Bab 138 : Peringatan dari Darren
139
Ch. 139 : Mengejar Cinta Chalvin
140
Ch. 140 : Teguran Kakek
141
Bab 141 : Tantangan Menenangkan Bayi
142
Bab 142 : Serba Salah
143
Bab 143 : Hasil USG
144
Bab 144 : Mami Vallen Comeback!
145
Bab 145 : Saling Diam
146
Bab 146 : Oma Belle Menjadi Penengah
147
Bab 147 : Gara-gara Ramuan Oma
148
Bab 148 : Gosip di Kantor yang Menjadi-jadi
149
Bab 149 : Permintaan Ayah Barack
150
Bab 150 : Kehadiran Darren
151
Bab 151 : Farel Kembali Berulah
152
Bab 152 : Sandiwara Berakhir?
153
Bab 153 : Semua jadi Batal
154
Bab 154 : Reaksi Oma Belle
155
Bab 155 : Kegalauan Chalvin
156
Bab 156 : Ketika Karen Sadar
157
Bab 157 : Waktu Berdua untuk Karen dan Darren
158
Bab 158 : Apa yang Diketahui Oma Belle?
159
Bab 159 : Oma Belle Berubah?
160
Bab 160 : Celotehan Oma
161
Bab 161 : Jadi Kikuk
162
Bab 162 : Menjelang Semester Baru
163
Bab 163 : Ajakan Darren
164
Bab 164 : Reaksi Kakek dan Oma
165
Bab 165 : Oma Belle yang Over Protektif
166
Bab 166 : Sapaan Mengejutkan
167
Bab 167 : Nasihat Nena
168
Bab 168 : Hari Pertama Perkuliahan
169
Bab 169 : Feril Mepet Terusss
170
Bab 170 : Ciuman Anti Mual
171
Bab 171 : Gara-gara Lapar
172
Bab 172 : Chalvin Keluar dari Kediaman Bratajaya
173
Bab 173 : Perjodohan Berikutnya
174
Bab 174 : Terima Diri Kita Apa Adanya
175
Bab 175 : Bumilku Sayang
176
Bab 176 : Seisi Kelas Heboh
177
Bab 177 : Pahlawan Sesungguhnya
178
bab 178 : Ucapan Terima Kasih
179
Bab 179 : Cuma Modus?
180
Bab 180 : Hubungan yang Merenggang
181
Bab 181 : Tak diacuhkan
182
Bab 182 : Ketika Feril Menyadari
183
Bab 183 : Feril Sad Boy
184
Bab 184 : Pasti Akan Berlalu
185
Bab 185 : Serangan Dadakan
186
Bab 186 : Apa yang Terjadi pada Darren?
187
Bab 187 : Curiga yang Tertular
188
Bab 188 : Feril Memelas
189
Bab 189 : Kencan Tipis-tipis
190
Bab 190 : Tentang Perasaan
191
Bab 191 : Gelap-gelapan
192
Bab 192 : Pernyataan Cinta
193
Bab 193 : Percintaan Beda Usia
194
Bab 194 : Pria Menyebalkan
195
Bab 195 : Ada Aja Pengganggu!
196
Bab 196 : Cecaran Oma Belle
197
Bab 197 : Risiko Playboy Insaf
198
Bab 198 : Curhatan Nadya
199
Bab 199 : Karen Menemui Chalvin?
200
Bab 200 : Masih Perlu Usaha!
201
Bab 201 : Calon Menantu Kesayangan Oma
202
Bab 202 : Ditolak Mentah-mentah
203
Bab 203 : Kecurigaan Karen
204
Bab 204 : Oo ... ow ... ketahuan
205
Bab 205 : Ini Oma atau Cobaan?
206
Bab 206 : Melarikan Diri dari Oma
207
Bab 207 : Gara-gara Hujan
208
Bab 208 : Desakan Orangtua Silvia
209
Bab 209 : Jangan Terkunci di Masa Lalu
210
Bab 210 : Debat Sengit
211
Bab 211 : Mantan Pacar Problematik
212
Bab 212 : Apa yang Terjadi pada Nadya?
213
Bab 213 : Oma Belle Kembali Tantrum
214
Bab 214 : Oma vs Karen
215
Bab 215 : Hasil USG Karen
216
Bab 216 : Haruskah Bertahan?
217
Bab 217 : Kekasih Tak Dianggap?
218
Bab 218 : Sekretaris Baru Chalvin
219
Bab 219 : Salah Sangka
220
Bab 220 : Diinterogasi Abah
221
Bab 221 : Pijatan Lembut
222
Bab 222 : Selimut Hangat
223
Bab 223 : Merebut Hati Oma Belle
224
Bab 224 : Respon Oma Belle
225
Bab 225 : Kode Halus
226
Bab 226 : Mulai Terendus
227
Bab 227 : Omongan Beracun
228
Bab 228 : Beban Masa Lalu
229
Bab 229 : Mengutarakan Kegusaran
230
Bab 230 : Semprotan Oma Belle
231
Bab 231 : Perubahan
232
Bab 232 : Nasihat Darren
233
Bab 233 : Penguntit
234
Bab 234 : Makan Malam Keluarga
235
Bab 235 : Sikap Oma Belle
236
Bab 236 : Patah Hati Jilid 2
237
Bab 237 : Jodoh Emang Gak Ke mana-mana
238
Bab 238 : Happy Anniversary
239
Bab 239 : Momen Berkumpul
240
Bab 240 : Cinta Selalu Menerima Ketidaksempurnaan
241
Novel Baru Yu Aotian
242
Bawa Aku Pulang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!