Melihat amukan Nadya yang bagaikan ledakan gunung Krakatau, cewek-cewek itu segera memilih pergi meninggalkan Karen. Namun, bukan berarti penilaian buruk terhadapnya berhenti begitu saja. Apalagi, ada yang sengaja merekam saat perempuan itu menolak pernyataan cinta Feril, lalu menyebarkan video itu di grup-grup WA mahasiswa ekonomi. Sudah pasti ini akan menjadi bahan perghibahan yang panjang di kalangan mahasiswa.
"Makasih, ya, Nad, kamu selalu ada buat aku," ucap Karen penuh haru. Dengan wajah tak bersemangat, Karen memutuskan pulang sendiri ke apartemen.
Sesampainya di apartemen, Karen langsung masuk ke kamar untuk mengganti pakaiannya. Teleponnya mendadak berdering dan ia segera merogoh tas untuk mengambil ponsel. Ternyata Nadya yang meneleponnya.
"Halo ...."
"Kar, kamu baik-baik aja, kan? Duh ... kamu tahu enggak, yang tadi itu udah tersebar seantero fakultas. Mereka nyebarin gosip kalau Feril ditolak mentah-mentah sama anak semester tiga. Mana ada videonya lagi! Mendingan sekarang kamu privasi akun, deh."
"Ih, ngapain repot-repot privasi akun!"
"Takutnya mereka nyerang kamu di kolom komentar. Tahulah, kan, banyak banget perempuan yang suka sama kak Feril," balas Nadya penuh kekhawatiran, "atau gini aja ... aku hubungi kak Feril, ya!"
"Eh ... ngapain?"
"Ya, biar dia bisa meredam amukan fans-fans alay dia. Gara-gara dia sendiri juga kan sok-sok nembak kamu di depan umum. Cinta enggak diterima, fans-fansnya malah yang bertindak."
"Mendinglah, dari pada dukun yang bertindak. Kena kiriman santet, deh, aku!" tandas Karen terkekeh.
"Jadi gimana?"
"Gimana apanya?"
"Mau hubungi kak Feril, enggak? Biar dia bisa pasang badan buat kamu."
"Udah, gak, usah. Yang ada aku makin gak enak ma dia. Aku juga yang salah kok, udah nolak dia."
"Nah, itu yang pingin aku tanya! Kenapa sih kamu gak coba aja terima kak Feril? Ganteng gitu, anak BEM, udah gitu model lagi! Kalian berdua tuh sebenarnya cocok tahu!"
"Hhhmmm ...." Karen sedang berpikir untuk mencari alasan yang tepat, "sebenarnya ... aku dah punya pacar!" ungkap Karen tiba-tiba.
"Hah?!" Suara teriakan Nadya memekikkan telinga Karen. "Serius?! Kok kamu gak bilang-bilang aku, sih?"
"Soalnya pacarku itu pemalu, dia low profile banget." Lagi-lagi Karen mengarang cerita.
"Ya, paling enggak kenalin ke aku, dong!"
"Gak bisa!" tolak Karen cepat, "soalnya ...." Karen memutar segera otaknya untuk kembali menemukan alasan. "Soalnya, dia itu gak bisa sembarangan buka identitas karena ini berhubungan dengan pekerjaannya."
"Lah ... emangnya pekerjaan pacarmu apa sih? Mafia? Atau ... jangan-jangan pembunuh bayaran?!" duganya dengan nada suara yang terdengar ngeri.
"Bu–bukan!" tepis Karen cepat. "Enak aja nuduh aku pacaran sama pembunuh bayaran!" umpat Karen dalam hati.
"Terus apa dong?"
"Ya ...." Bola mata Karen berputar 360 derajat seiring otaknya bekerja memikirkan pekerjaan yang cocok untuk kekasih halunya. "Mata-mata pemerintahan gitu!" bersitnya spontan.
Nadya terperanjat seketika. "Agen intelijen? Spionase?"
"Yah, seperti itu!"
"Gila! Hebat bener, kamu dapat dari mana sih pacar dengan pekerjaan sekeren itu. Udah kayak James Bond!" puji Nadya yang termakan kebohongan Karen.
Mendengar decak kagum sahabatnya, Karen hanya bisa menyengir dalam hati sambil bergumam, "Ya, gampanglah! Kan aku cuma ngarang doank, alias halu! Hihihi ...."
Usai mengobrol di telepon dengan Nadya, Karen menerima paket yang berasal dari Oma Belle. Ternyata isi paket tersebut adalah ramuan dan obat-obatan herbal penyubur kandungan. Karen menghela napas kasar. Ia pikir Oma Belle telah berhenti memaksanya mengonsumsi obat-obatan setelah diberi pengertian oleh Darren.
Bersamaan dengan itu, Darren pulang dari kampus membawa kabar jika Oma Belle sedang sakit. Tentu saja kabar itu membuat Karen terlonjak kaget. Pasalnya, Oma Belle tampak baik-baik saja kemarin malam.
"Jangan-jangan aku sama mami yang udah bikin Oma jatuh sakit," ucap Karen dengan penuh rasa bersalah.
Melihat wajah Karen yang tertunduk lesu, Darren langsung memeluknya dari samping. "Udah, gak usah menyalahkan diri sendiri. Mending sekarang kamu ganti baju, terus kita siap-siap jenguk Oma di rumah."
Karen dan Darren meluncur ke kediaman keluarga Darren. Ternyata, kakek Darren juga baru saja tiba dari perjalanan bisnis di luar negeri. Beliau dipanggil dengan sebutan Tuan Raden Aswono. Itu hanya sebutan, nama aslinya adalah Raden Aswono Adiatma Wira Bratajaya. Dari namanya saja, sudah ketahuan jika kakek Aswono seorang Jawa keraton, berbeda dengan Oma Belle yang masih memiliki darah Belanda.
Meski menjadi pengusaha sukses yang telah mengembangkan sayapnya ke manca negara, kakek Aswono tidak kehilangan identitas diri sebagai orang Indonesia asli. Hal itu bisa terlihat dari kesehariannya yang memakai blangkon Jawa untuk menutupi kepalanya yang gersang alias botak.
Karen langsung masuk ke kamar Oma Belle. Ia menatap sendu Oma yang terbaring lemah dengan mata terpejam. Walaupun terkadang Oma Belle menjengkelkan, tapi perempuan tua itu sebenarnya sangat menyayanginya dan sudah menganggapnya seperti cucu sendiri.
"Oma, maafin Karen," ucapnya lirih sambil memijat-mijat kecil kaki Oma Belle.
Atas keputusan bersama, Darren dan Karen menginap di rumah itu. Hingga tak terasa, sang fajar bersiap untuk menutup malam. Di subuh buta, Darren membangunkan Karen secara paksa.
"Kar, kar, ayo, bangun!" Darren menepuk pipi istrinya dengan lembut.
Mata Karen tampak sulit terbuka. Gadis itu mengomel karena dibangunkan saat langit masih gelap gulita. Ya, bisa dibilang salah satu cobaan tinggal di rumah itu adalah para penghuninya diwajibkan bangun jam empat subuh untuk segera beraktivitas. Seperti berada di asrama militer. Sedangkan Karen terbiasa bangun jam tujuh pagi, itu pun memakai jasa teriakan alarm.
Karen dan Darren keluar dari kamar mereka dan langsung menuju ruang keluarga. Karen terkesiap ketika memasuki ruangan itu, kakek Aswono dan Oma Belle tampak duduk di kursi dipan seperti sedang menunggu mereka. Sepasang suami istri itu lalu duduk bersimpuh di hadapan kakek dan nenek mereka.
"Daren, kakek sudah dengar dari Oma kamu kalau kamu menolak punya anak saat ini," ucap kakek Aswono memulai perbincangan.
"Ya, ampun, bangunin jam segini cuma buat bicarain tema itu lagi! bikin salty aja" gumam Karen kesal sambil menahan kantuk.
(N: Salty\=geram. ini slang word yang sering dipakai anak-anak Twitter)
"Kakek tidak terima alasan itu!" tegas kakek Aswono dengan suara menggelegar.
Tak pelak, mata Karen yang hampir tertutup pun langsung segar seketika mendengar suara kakek Aswono.
"Kamu itu anak satu-satunya ayah kamu! Paling tidak, kamu harus punya keturunan yang banyak. Biar ada yang bisa mewarisi kerajaan bisnis kita!" ucap kakek Aswono penuh penekanan.
Darren mendengar ocehan kakeknya, tapi memutuskan tak bersuara. Sedangkan Karen, jangan pun bersuara, untuk melirik kakek Aswono saja tidak berani. Ia terus menunduk dengan mata yang menahan kantuk luar biasa.
"Pokoknya istri kamu harus segera hamil! Hari ini kalian harus ke klinik kandungan dan konsultasi ke dokter!" lanjut kakek Aswono.
"Kami sudah Konsul ke dokter kandungan, Kek," ucap Darren, "tapi dokter bilang ...." Suara Darren mengambang, ia terdiam sejenak sambil menarik napas panjang kemudian sengaja membuat ekspresi menahan kesedihan. "Dokter bilang, aku tidak bisa memiliki keturunan."
Pada saat itu juga, kakek Aswono dan Oma Belle terkejut bak tersambar geledek. Bahkan hampir tak bisa berkata-kata. Bukan hanya mereka, Karen pun langsung menoleh cepat ke arah Darren dengan mata yang membeliak.
"Apa maksud kamu? Kamu mandul?" tanya Oma Belle dengan suara terbata-bata.
Darren tak menjawab. Ia hanya diam sambil mengalihkan pandangan. Sementara, kakek Aswono yang tadinya berapi-api kini hanya bisa menengadah sambil memejamkan mata dalam-dalam.
"Darren, seharusnya kamu bilang dari awal dong! Pasti kita akan menemukan solusinya," ucap Oma Belle hampir menangis.
"Maka dari itu ... Kakek, Oma, aku mohon dengan sangat, jangan bahas topik tentang ini lagi. Karena itu cuma akan melukai hatiku." Suara Darren mendadak terdengar kelam.
Kakek dan Omanya hanya bisa mengangguk menahan kesedihan yang teramat dalam. Mereka berjanji tak akan memaksa apalagi membahas persoalan anak.
Darren dan Karen kembali ke kamar. Karen yang tadinya mati-matian menahan rasa kantuk, kini malah mendekati Darren dengan wajah yang terlihat sungkan.
"Ren, yang tadi itu beneran, ya?" tanyanya ragu-ragu.
Darren berbalik cepat. "Kenapa?"
"A ... a ... a ... begini, aku enggak masalahin soal kamu yang gak bisa punya keturunan. Beneran! Jadi kamu jangan sedih, aku justru senang kok! Soalnya aku juga gak mau punya anak," ucap Karen yang tampak berempati, "Tenang saja, aku bakalan setia ma kamu, kok! Tapi aku tidak janji juga kalau tiba-tiba bertemu pria yang lebih tampan dari kamu," jelasnya sedikit terbata-bata.
Darren tersenyum miring. "Kamu ini ... dasar!" Ia lalu mendekati istrinya dengan perlahan. "Pokoknya kamu harus tanggung jawab!" ucapnya mendekat sambil membuka baju piyama.
"Tanggung jawab gimana maksudnya?" tanya Karen bingung.
Darren membungkuk untuk menyamaratakan tinggi badannya dengan perempuan yang berumur lebih mudah darinya itu. "Apa aktingku tadi bagus?"
Seketika, mata Karen membeliak seolah bolanya hendak meloncat. "Jadi kau menipu kami semua? Yang tadi itu cuma bohong, gitu?"
Darren langsung mengapit bibir Karen dengan jari telunjuk dan jempolnya sehingga membuat perempuan itu tak bisa berbicara. Benar, ia hanya berbohong mengatakan kalau dirinya tak bisa memiliki anak. Itu terpaksa ia lakukan, agar kakek dan omanya berhenti menekan mereka untuk segera memiliki anak.
"Mulai sekarang kamu gak perlu khawatir lagi bakal dipaksa minum macam-macam sama Oma," ujar Darren sambil berbalik.
Tak disangka, Karen langsung memeluknya dari belakang sambil berkata, "Thanks, ya!" Omong-omong, pinter akting juga, ya, kamu. Seharusnya kamu masuk sekolah akting dan jadi aktor, bukan jadi dosen, hihihi ...."
Karen tergelitik mengingat ekspresi kakek dan Oma saat Darren membohongi mereka. Melihat Karen yang tak bersimpati atas kesedihan kakek neneknya karena kebohongan yang mereka ciptakan, membuat Darren hanya menggeleng-geleng pelan.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
༄ⁱᵐ᭄✿ΛLєKƬΉΛ࿐🌴 🍉
artinya apa kak?
2024-11-13
0
Al Fatih
semoga tidak menjadi bumerang kedepannya,, kalo tiba2 karen hamil
2024-05-21
1
𝒜𝓎
Yaelah udah kasih wasiat duluan si Karen😂😂 niatan mau pindah hati wkwkw
2024-01-11
2