Karen yang baru saja menyelesaikan mata kuliah pagi, berencana pergi ke perusahaan keluarganya untuk bertemu mami Valen. Namun, tiba-tiba Vera datang dari arah belakang dan menariknya ke suatu tempat. Mereka duduk berjongkok di bawah jendela.
"Ada apa, sih?" tanya Karen heran dengan aksi sahabatnya itu.
"Ssstttt ...." Vera meletakkan jari telunjuk di bibirnya sendiri, kemudian berdiri pelan hingga sebatas kaca jendela.
Karen mengikuti apa yang dilakukan Vera tanpa tahu apa-apa. Mata perempuan dengan tinggi 160 cm itu membesar seketika. Dari jendela kaca tersebut ia bisa mengintip Darren tengah bersama Marsha di dalam sana. Namun, tak lama kemudian Marsha keluar dari ruangan itu dengan memasang raut kecewa.
"Lihat! Feeling aku sih pak Darren sama bu Marsha punya something gitu. Bu Marsha kan baru masuk hari ini, tapi kok udah dekat banget gitu sama pak Darren? Sampai ngejar dia di ruangan tertutup gini. Bikin curiga, gak, sih?"
Karen hanya bergeming. Ketika Darren berbalik ke arah jendela, mereka malah kelabakan karena takut ketahuan sedang mengintip. Apesnya, saat hendak kabur, Vera tak sengaja mendorong Karen ke arah pintu.
Darren terkesiap ketika pintu ruang penelitiannya mendadak terbuka, dan lebih mengejutkan lagi Karen masuk secara tiba-tiba.
Vera yang berdiri gugup di belakang Karen, lantas berkata, "Maaf, Pak. Teman saya ini ngefans banget sama Bapak. Jadi, dia minta ditemenin buat ngeliatin Bapak di sini."
Karen terkejut mendengar perkataan Vera yang asal, sampai-sampai dia tidak bisa berkata apa-apa untuk mengelak.
"Kar, ayo, kabur, Kar!" bisik Vera kalang kabut sambil menarik lengan Karen. Keduanya kompak mundur ke belakang, meskipun mata Karen belum lepas memandang Darren.
"Tunggu!" cegat Darren saat kaki mereka keluar dari ruangan itu, "tolong tetap di sini! Kebetulan saya lagi butuh bantuan," lanjutnya.
Karen dan Vera saling berpandangan. Mereka masuk kembali ke ruangan itu dengan ragu-ragu.
"Cukup kamu saja!" Darren menunjuk Karen, lalu menatap ke arah Vera sambil kembali berkata, "kamu boleh pergi!"
"Maaf banget nih, Kar. Aku enggak bisa temani kamu," bisik Vera yang tampak sungkan.
"Gak papa kok," balas Karen datar.
Begitu Vera pergi, Darren berjalan pelan ke arah Karen yang mematung bodoh di tiang pintu. Pria itu menyandarkan sebelah tangannya di pintu lalu membungkuk untuk menyamakan tinggi badan mereka.
"Sejak kapan kamu jadi suka ngintip orang?" ucapnya sambil menatap lamat-lamat mata Karen.
"Emangnya kenapa? Takut, ya, ketahuan lagi bareng mantan," ketus Karen kesal.
Darren menahan tawa melihat raut Karen yang memberengut. "Enggak, tuh! Kan aku enggak ngapa-ngapain ma orang itu."
Kali ini, Karen hanya melengos malas. Darren menarik dagu perempuan itu, agar saling bertatapan dengannya. Wajah pria berprofesi dosen itu mendekat secara bertahap. Semakin dekat, dekat dan dekat.
Karen meneguk ludahnya, melihat bibir sensual Darren yang hanya berjarak sekian senti dari bibirnya. Ia sudah dapat merasakan embusan napas pria di hadapannya. Matanya pun setengah terpejam dan dagunya sedikit terangkat seolah siap menantikan pendaratan ciuman pria itu. Namun, Darren malah berhenti tepat saat hidung mereka bersinggungan.
"Ngarep dicium, ya?" goda pria itu sambil tersenyum miring.
Merasa kesal, Karen langsung mendorong tubuh Darren dan hendak keluar dari ruangan itu. Namun, baru saja hendak membuka pintu, Darren langsung membalikkan tubuhnya secara paksa lalu menekan bibirnya dengan lembut.
Singkat! Tapi sanggup membuat Karen membeku. Baru saja mengecup bibir ranum perempuan itu, kini Darren memegang kedua pundaknya, lalu menunduk dan mulai kembali mendekatkan wajahnya. Mata mereka perlahan-lahan menutup, saat kedua bibir itu bersentuhan.
Darren kembali melepaskan kecupannya. Keduanya saling menatap dengan senyum merekah yang terpatri di wajah masing-masing. Sepasang tangan Darren kini menangkup wajah Karen dengan lembut, kemudian bibirnya yang terbuka tipis segera menghimpit bibir merah perempuan itu. Dalam satu detik, bibir mereka kembali bersatu. Ciuman kali ini lebih dalam, kuat, dan lekat.
Tangan Darren segera berpindah di tengkuk leher Karen, untuk memperdalam ciuman mereka. Sebelah tangannya lagi meraih pinggul perempuan itu, memeluknya dengan erat. Terus menghujani istrinya dengan pagutan yang tak berjeda. Memberikan sesapan dan gigitan-gigitan kecil yang menggoda. Dengan tangan yang saling menggenggam, dan tubuh yang tak berjarak, pria itu terus menciptakan keheningan yang membuat istrinya terbuai dan melupakan kekesalan yang sempat bersarang di dadanya. Semakin lama, ciuman itu semakin sulit dilepaskan.
...----------------...
Perempuan yang berbahagia bisa dilihat dari sinar yang memancar dari wajahnya dengan sorot mata yang penuh semangat. Contohnya seperti Karen saat ini. Ia kembali ke kelas dalam suasana hati riang dan berbunga-bunga, seolah musim semi hadir di hatinya.
Vera datang mengejutkannya dari belakang. "Gimana, kamu di suruh ngapain aja sama pak Darren?" tanya Vera.
Karen memutar bola matanya seraya berpikir. "Cuma disuruh angkat buku ke perpustakaan."
Vera memerhatikan wajah Karen dengan saksama. "Kamu habis makan?"
"Ha?!"
"Lipstik kamu agak meluber gitu terus luntur," ucap Vera sambil melihat bibir Karen.
Karen menutup bibirnya secara refleks dan langsung teringat ciuman panasnya bersama Darren yang membuat lipstiknya lenyap.
Sedikit tergagap, Karen berkata, "Ah, iya, aku tadi habis makan siomay."
"Hah? Siomay? Di mana ada jual siomay di sini?" tanya Vera heran hingga sepasang alisnya mengeriting.
Karen semakin kelabakan. "Aku pesan gofood tadi. Terus nungguin di luar," jawabnya dengan terbata-bata.
Hati Karen mengumpat produk lipstik yang didapatnya dari hasil endorse online shop. "Dasar lipstik sialan! Katanya waterproof, dipake berciuman aja udah langsung luntur! Hampir ketahuan deh kalau aku habis KKN alias Kuliah Kerja Ngeres."
Kening Vera berkerut hingga alisnya nyaris bersatu. Selama berkawan dengan Karen, ia tak pernah melihat gadis itu memesan makanan online di kampus apalagi makan siomay.
Di waktu yang sama, Karen terperanjat ketika Darren memasuki kelas dan siap memberi mata kuliah. Seperti biasa, mata kuliah yang diisi pak Darren selalu menarik perhatian mahasiswa khususnya perempuan. Semua orang fokus dengan materi, walau ada beberapa juga yang hanya ingin melihat wajahnya saja.
"Ada orang yang hidup untuk mencari uang, tapi ada juga orang yang mencari uang untuk tetap hidup," ucap Darren di sela-sela pemaparan materinya. Ia menatap seluruh mahasiswa yang ada di kelas itu kemudian melempar pertanyaan, "apa kalian tahu maksud dari pernyataan ini?"
Para mahasiswa berebut angkat tangan mengungkapkan pendapat mereka. Kecuali Karen yang hanya melongo bodoh dengan tatapan kosong ke depan. Sejak mata kuliah itu dimulai, ia tampak tak bisa berkonsentrasi seperti biasa.
Entah kenapa jantungnya berdentum cepat lain dari biasanya. Percumbuan yang ia lakukan bersama Darren di ruang penelitian tadi mendadak terlintas kembali di benaknya. Setiap kali melihat Darren menerangkan materi, yang ada di bayangannya adalah lelaki itu sedang menggodanya. Bahkan, semua penjelasan dari pria itu tak satu pun masuk ke otaknya. Dia malah fokus ke pergerakan bibir pria itu sembari kembali membayangkan adegan ciuman mereka beberapa saat yang lalu.
"Astaga, apa yg aku pikirkan! Kok otakku jadi ngeres gini?" batinnya tengah berbicara. Memegang kedua pipi, ia menggeleng-geleng kepala dengan cepat, berusaha menghilang pikiran kotornya yang telah naik ke stadium akut.
.
.
.
like+ komen
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
𝒜𝓎
Ilmu baru lagi ini.. KKN (Kuliah Kerja Ngeres)
2024-01-12
2
flowers city
🤣😂😂🤣🤣
2023-10-07
2
💜Shinta
orang yang sepanjang waktu hidupnya digunakan hanya untuk mencari uang, mereka tak tau, bahwasanya uang yg didapatkannya tak akan pernah mencukupi ambisinya, justru melupakan banyak aspek penting kehidupannya.... seperti kesehatan, keluarga dan kebahagiaan....
sedangkan orang yang mencari uang untuk hidup adalah orang yang bisa berhenti sampai dititik mana kebutuhannya sudah tercukupi. cukup menikmati hidup, dan bahagia....
"aaaaaaapa sih ini?" haha
2023-09-09
0