Ararka sampai di club malam, dia berjalan menuju Ane yang sedang melayani lelaki tua yang mabuk, bahkan lelaki itu berani-beraninya menyentuh rambut Indah Ane, daritadi perasaan Ararka campur aduk. Dia sangat risau dan tidak mau Ane bersama lelaki lain.
Ararka menghampiri Ane bahkan menarik kerah kemeja lelaki tua itu. "BERANINYA KAMU!" teriak Ararka.
Ane segera melerai. "JANGAN KASAR! DIA TAMU AKU! LEPASIN!"
Ararka melepaskan kerah kemeja lelaki itu, lalu Ane menarik tangannya menuju ke suatu tempat, alangkah terkejutnya Ane mendapati Ararka yang tiba-tiba posesif padanya.
Setelah berada di ruang ganti milik Ana, gadis itu menggebuk tangan Ararka. "Ngapain sih! Aku lagi kerja, jangan ganggu!"
"Tadi ngapain om-om itu pegang-pegang rambut lo! Ya gue gak terima lah!"
Ane melipat tangannya. "Aku tanya, kamu siapa aku? Semenjak ada kamu, hidupku gak tenang!" ucap Ane lalu dia mengambil sebuah iPhone di tasnya dan menempelkan benda pipih itu di tangan Ararka. "Aku tegasin sekali lagi, jangan ganggu aku, jangan ganggu kehidupan ku, gak ada hubungan spesial di antara kita."
Ane melenggang pergi meninggalkan Ararka. Lelaki itu menggeser rahangnya kecewa, lalu menendang tong sampah di dekatnya. "Gak ada yang gak bisa dilakuin seorang Ararka, gue gak akan nyerah, gue suka tantangan, dan gue gak bisa liat lo berdekatan dengan lelaki mana pun!" gumam Ararka.
Ararka berjalan menuju tempat Ane dan mengintip Ane dari kejauhan. Tampaknya rencana Ararka berhasil juga.
Ane melihat ke sekelilingnya, tidak ada yang mau ditemaninya mabuk dan mengobrol, dalam benaknya, ada apa ini?
Ararka menghampirinya dan duduk di sebelahnya. "Sepi job?" Ararka merangkul bahu Ane, namun gadis itu menjauhkannya.
"Ini gara-gara kamu tau!" omel Ane.
"Ya salah lo sih! Gak boleh jutek kayak tadi ke gue."
"Terus kamu maunya apa!"
Ararka tersenyum lalu lidahnya menonjol di pipi kiri. Ane hanya mengernyit jijik.
"Apa sih!"
"Satu ciuman, kalo lo gak mau, biar gue yang cium lo lagi."
Ane menutup mulutnya lalu menggeleng cepat. Ararka hanya terkekeh geli.
Ararka menjembel pipi Ane. "Kenapa sih, lo seimut ini!"
Ane cemberut lalu mendorong tubuh Ararka. "Sana ah! ganggu aku kerja tau!"
"Sekarang udah hampir jam 12, ayok gue anter pulang."
Ararka melihat kaki Ane yang tampak berdarah, dia panik kemudian meraih kaki Ane.
"E-Eh? Om ngapain! "
Dia menaikan kaki Ane ke atas sopa lalu membuka high heels milik Ane. Jujur, seromantisnya Dewa, tidak setulus perlakuan Ararka. Apakah hati Ane mulai luluh olehnya?
"Lo tuh, jangan pake sepatu mini kayak gini."
"Gak papa kok, aku bawa ganti nya. Makasih Om galak." Ane dengan senyuman manisnya baru kali ini dia tersenyum pada Ararka.
"Lo cantik tau, kalo lagi baik gini ke gue gak bawel terus."
"Yaudah deh, lagian om nya ngeselin."
Ararka mendecak. "Ck, gue masih muda, panggil Ararka."
Ane bangkit dari duduknya. "Aku mau pulang sendiri aja."
Ararka menahan tangan Ane. "Kaki lo sakit, mending gue gendong."
Mata Ane membulat, namun Ararka sudah jongkok di depannya. Mau tidak mau, kalau di menolaknya lagi, Ararka akan berbuat gila.
Ane berada di punggung Ararka, berjalan menuju loby. Perasaan Ane tidak karuan, yang jelas sikap Ararka yang satu ini membuat hatinya luluh. Dia bisa membuat setiap wanita jatuh cinta padanya, itu lah Ararka.
***
Vote dan komennya ya.. oke..
Punten, Tuan muda lewat
Si jutek bawel Ane
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments