Segitiga

Ane melihat ke kiri dan ke kanan mereka saling melemparkan tatapan yang seramnya menurutnya. Berhadapan dengan dua orang lelaki kekanak-kanakan ini membuatnya jengah.

"Gak seharusnya lo cium-cium dia! Bukan hak lo!" omel Gavin.

Gavin memegang tangan Ane. "Kamu sebenarnya risih kan?"

Ane semakin bingung dengan laki-laki ini, kenapa mereka bersikap seakan-akan sudah mengenal Ane lebih jauh. Dan kenapa mereka berusaha mendekatinya, ada yang tidak beres di benak Ane.

Ararka menepis tangan Gavin. "Jangan pegang-pegang!"

Karena Ane mulai jengah, dia bangkit dari duduknya meninggalkan mereka berdua. Ararka memanggilnya dan berniat menyusulnya namun ditahan oleh Gavin.

"Sesuai kesepakatan gak boleh main pakai hati!" tegas Gavin.

Ararka mendelik. "Ya emang gak pake hati."

Gavin melipat tangannya. "Tadi apa? Lo cium dia seakan lo nyaman, seakan pengen dia jadi milik lo!"

Ararka mendecak. "Dia aja gak nolak, kenapa lo yang repot."

"Dia nolak? Dia risih, dia tertekan sama perlakuan lo! tapi dia takut aja sama atasannya di sini."

Ararka bangkit dan menarik kerah kemeja Gavin. "Gua gak mau kalah sama siapa pun!" Ararka melepaskan tautan tangannya. "Udahlah, mending kita minum lagi."

Walaupun sering bertengkar, Ararka dan Gavin tetap lah sahabat. Setelah pertengkaran, mereka akan langsung berbaikan.

"Inget, lo jangan suka sama Ane, kita bertaruh untuk menidurinya saja, bayar lalu tinggalkan. Ini persetujuan dari awal kalau menentang, dia yang akan kalah."

Mulut Ararka memutar. "Ya memang seperti itu, gue bermaksud buat menangin taruhan gak lebih."

"Kenapa lo cium-cium, seakan lo seneng waktu berduaan sama Ane."

"Ya gue seneng aja, orangnya asik."

***

Ane berkaca di cermin toilet, entah ada apa ini? Yang jelas dia sudah merasa tidak nyaman di tempat itu padahal dia bekerja sudah 6 bulan.

"Ane? Apakah kamu akan resign? Tapi aku belum ada kerjaan baru," gumam Ane frustasi, gadis itu bimbang.

Ane melihat layar hand-phone untuk membalas sebuah pesan.

Jidan : Kak, aku belum bayar SPP? aku mau pinjem ke Kak Tio tapi malah diomelin.

Ane tiba-tiba meneteskan air matanya, karena Tio kakak kandungnya itu sama sekali tidak membantunya dan adik-adiknya karena dia sudah menikah, sekarang Ane yang jadi tulang punggung keluarga.

Ane : Iya, nanti kakak kasih uangnya.

Setelah itu, tak lama seniornya datang dan menepuk bahu Ane. Ane melirik keduanya. Dia adalah Fanya dan Dea.

"Jobnya banyak nih, apalagi yang lo layanin crazy rich semua, peletnya apa?"

"Heh!" tembal seorang gadis berambut gelombang, lalu menarik tangan Ane. "Jangan mentang-mentang kalian senior di sini! Di depan ada kaca besar, coba ngaca and sadar diri, Ane jauh lebih cantik dari kalian!"

Ada saja yang tidak suka dengan Ane, hanya Rere teman baiknya, sahabatnya yang selalu membelanya. Rere membawa Ane dan membujuknya agar bersikap tenang dan sabar. Tempat ini memang sangat menyeramkan baginya, tapi apa daya, keluarga kecilnya menunggu di rumah agar bisa makan. Dengan bekerja, dia bisa memenuhi kebutuhan keluarganya.

Ane berjalan dan kembali duduk di tempatnya. Gavin meraih rambut panjang Ane. "Aku suka rambutmu."

Ane diam lalu menjawab. "Ya, rambut memang mahkota perempuan."

Ararka melihat jam tangannya. "Aku ada meeting besok aku akan menelpon mu."

"Menelpon? Kamu punya nomor Ane?" tanya Gavin tak terima.

"Apapun yang aku tidak punya dan apa pun yang aku ingin kan, memang harus jadi milikku."

Mereka melihat kepergian Ararka dengan heran dan masih terbesit tanya siapa, yang memberinya nomor hand-phone.

"Apa aku boleh minta nomor hand-phone-mu juga, aku hanya ingin jadi temanmu," bujuk Gavin.

"Teman? Apa pantas orang sepertimu berteman dengan ku?"

Gavin melepas senyum manisnya. "Tidak ada yang tidak pantas semua sama saja. Boleh aku antar pulang?"

Ane menggeleng. "Kontrakan ku dekat, kok."

"Tidak apa-apa jangan sungkan."

***

Vote dan komen nya ya.

Ararka pramana Wijaya

Riane Kiara Salsabila

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!