Malam berdua

Kamu telah membuat perpaduan antara Cinta dan benci. -Ane

***

Ararka membawa Ane ke sebuah hotel yang memang dia sendiri pemiliknya. Ane berjalan menghampiri Ararka yang membuka jas kemejanya.

"Aku akan mencicilnya, tapi aku tidak bisa membayar dengan ini."

Ararka meraih tangan kanan Ane. "Lakukan saja, anggap setelah ini semuanya himpas, lo gak akan ada beban lagi, semua biaya operasi ibu lo udah gue yang tanggung."

"A-aku.. Takut.. "

Ararka menyuruh Ane duduk di sebelahnya, lalu pria itu memegang bahu Ane. "Pelan-pelan."

"Riane, aku cinta sama kamu," ucap Ararka.

"Apa aku pantas bersanding sama kamu?"

Ararka mencium tangan Ane. "Gak ada yang bilang gak pantas, kamu istimewa di mataku."

"Aku juga suka sama kamu, tapi aku cuma minder."

Ararka mencium pipinya. "Jangan minder, kamu lebih dari segalanya."

"Kamu mau kan?" Ararka menurunkan resletingnya lalu mendorong pelan bahu Ane dan memanjat tubuh Ane.

Setelah mengiyakan, mereka bercumbu mesra, Ararka juga sangat menikmati malamnya bersama Ane.

***

Pagi ini, setelah Ane mandi dengan air hangat, dia melihat seorang pria yang tiba-tiba memeluk tubuhnya dari belakang.

"Riane, terimakasih buat semuanya."

Malem itu, sebelum bercinta, Ararka memang menyatakan perasaannya pada Ane, dan gadis itu mengiyakan. Karena dia juga menyukai Ararka. Mereka bercinta dengan hati bukan sekedar memuaskan nafsu Ararka.

Ararka memegang pipi Ane. "Aku beruntung banget, punya pacar cantik, gemoy kayak gini."

Ane memeluk pria itu. "Aku sayang sama kamu, Ar. Kamu janji kan, gak akan ninggalin aku?"

Ararka mengangguk. "Aku bakalan bodoh banget kalo ninggalin kamu."

"Semalem itu?" tanya Ane dengan senyumnya yang malu. "Hm, kamu suka?"

Ararka duduk di kursi lalu memeluk perut Ane. "Semuanya suka, malem itu dunia milik berdua."

Ararka tengadah. "Masih sakit gak?"

Ane mengangguk. "Sedikit."

Ararka melihat jam tangannya. "Aku harus ke kantor sekarang, Sayang. Kamu tunggu sini ya."

Ane mengangguk setelah Ararka mengusap rambutnya. Ararka memakai jasnya, lalu meraih kunci mobilnya. Dia tiba-tiba berhenti dan menghampiri Ane kembali. Dia memeluk tubuh Ane.

"Jangan pergi ya, tunggu sebentar, aku gak bakal lama Sayang."

Ane duduk di kursi membiarkan Ararka pergi. Dia selalu mengingat perkataan ibunya.

"Secinta apapun, setulus apapun, sekuat apap pun, tetap saja, Cinta akan menyakitimu."

Namun perkataan sang ayah. "Cinta akan memberi bunga, Cinta akan memberikan kebahagiaan. "

Ane berpikir ulang. "Apa aku gak akan nyesal buka hati aku? Aku manusia biasa, aku normal, aku menyukai laki-laki dan aku mengagumi dia."

"Tapi malam itu? Aku memberikan semuanya padanya, apa aku gak akan nyesal?"

***

Ararka tiba di kantornya di sambut Gavin dan Petro. Dia mengacuhkannya, namun senyum bahagia terukir di wajahnya.

"Sang pemenang, lo selalu menang taruhan! Gue udah setor saham di perusahaan lo."

"Tarik semua saham kalian."

Gavin mengerutkan keningnya. "Loh? Kan kita kalah. Sesuai perjanjian dong."

Ararka membuka berkasnya. "Gue Cinta beneran sama Ane."

Petro membulatkan kedua matanya lalu menyenggol Gavin.

"Lo gak bisa gitu dong!" sewot Gavin."

"Kita udah jadian."

"Ar, Ane bakal bahaya kalo lo pacarin!" tegas Gavin.

Ararka mulai terpancing, dia bangkit melihat Gavin dengan matanya yang melotot. "Apa maksud lo!"

"Liat nyokap bokap lo! liat kakak-kakak lo! kalo lo mau Ane aman, jauhin dia!"

Ararka mendorong Gavin. "Gue gak bakal nyerahin Ane ke lo! Kalo lo deketin Ane! Gue gak bakal tinggal diem!"

Petro mendorong bahu Ararka. "Oh! jadi lo pilih Ane dari pada persahabatan kita! Oke! lo ngelanggar aturan! Ayo Gav, kita pergi!'

Ararka menggeser rahangnya, lalu menggubrak meja. "Sialan!"

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!