Wijaya Family

Wijaya Family, beranggotakan, Raka anak pertama, Arka anak kedua, Ararka ke tiga, Aksara si bungsu. Selisih usia mereka dua tahun.

Mereka sudah duduk di meja makan dengan hidangan yang sangat banyak di meja. Tidak ada tawa, tidak ada canda, mereka terlihat formal.

"Ayah akan segera menikahkan Arka dengan putri Biantara bernama Teresa."

"Kapan pertemuan kita?" tanya Arka bersemangat.

Ararka hanya mengernyit, dia sama sekali tidak suka perjodohan.

"Minggu depan, dan minggu selanjutnya langsung menikah."

Ararka tersedak, langsung meminum air dengan cepat. Aksara tampak tahu kecemasan Ararka, karena mengira Ararka mencintai gadis lain. Harusnya Ararka mencintai Veronika, gadis yang dipilih Sang Ayah menjadi tunangan Ararka.

"Boleh Aksara tanya sesuatu?"

"Tentu saja."

"Bagaimana jika mencintai orang lain selain pilihan Papa?"

Ararka menyimpan sendok dan garpunya mulai fokus dengan jawaban Sang Papa.

"Hidup kalian sudah terikat, aturan tetap aturan, jika dilanggar harus mendapat hukuman, dan akan dipisahkan secara paksa oleh Papa."

Ararka menghentakkan meja. "Gak adil!"

Pak Wijaya memperhatikan tingkah anak bungsunya itu. "Ararka gak setuju! Ararka gak mau dijodohin!"

"Ararka! sopan sedikit pada Papa!" bentak Arka.

"Diam Arka, Ararka berhak berbicara karena dia anak Papa yang sangat berprestasi dan berpengaruh untuk kemajuan perusahaan, dia emas Papa, kamu jangan membentaknya," ucap Sang Papa membuat Arka memegang sendoknya dengan kuat. Lagi-lagi dia merasa tidak dibanggakan Sang Papa.

"Ararka gak setuju!"

"Ararka, walaupun kamu tidak setuju, Papa tetap akan menjodohkanmu dengan Veronika, karena Papa sayang sama kamu, dan kamu gak pantas bersanding dengan wanita yang jauh kasta dengan keluarga kita."

Ararka menggeser rahangnya. "Papa juga dijodohin kan sama Mama, bahkan sekarang bercerai karena tidak ada rasa cinta? Kalian sama sekali gak bahagia sampai sekarang karena kehilangan cinta kalian."

"Sudah Ararka, kamu tidak bisa memilih hidupmu sendiri, hidupmu dari lahir sudah diikat oleh Papa. Sekuat apapun kamu dengan pacarmu saling mencintai, tidak akan mengalahkan kekuasaan Papa, lebih baik menyerah dari sekarang atau kamu akan menyesal."

Ararka tersenyum tipis. "Ararka tidak akan pernah kalah dengan siapapun termasuk Papa sendiri."

Ararka pergi dari meja makan, harus diakui, orang yang paling keras kepala di keluarga wijaya adalah Ararka, namun di dunia bisnis dia paling pintar dalam menganalisis.

"Ayah suka sikap teguh pendirian mu, tapi untuk hal seperti ini, Papa tidak akan tinggal diam karena ini menyangkut kebahagiaanmu," gumam Sang Papa.

Ararka masuk ke kamarnya, dia berbaring lemas di ranjangnya, lalu dia menghirup aroma parfum Ane yang sangat menyejukan dan tiba-tiba dia teringat akan Ane. Dia meraih tab-nya lalu mulai melakukan video call pada Ane, karena IPhone yang dia berikan sudah terisi kartu perdana. Namun nihil, Ane sama sekali tidak menjawab video callnya.

"Apa dia sedang bersama psikopat itu?! Awas lo Ane! Gak bisa dibiarin!'

Ararka melihat pita kupu-kupu milik Ane yang terjatuh, seketika dia tertawa kecil mengingat ciuman yang dia berikan pada Ane. Ciuman pertama memang sangat berkesan bukan?

Ararka membuka pintu kamarnya untuk memastikan kalau Papanya tidak ada di meja makan. Dan ya, Ararka mengambil kunci motornya, malam ini dia lebih tertarik menggunakan sepeda motor nya yang besar itu. Motor seharga 5 milyar itu memang kesayangannya. Tujuan Ararka adalah kontrakan Ane dan club malam tempat Ane bekerja.

"Ane, awas kalo lo macam-macam."

***

Vote dan komennya ya..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!