Persaingan

Alaska pagi ini terbangun dengan setelan kimono. Dia memincingkan matanya melihat seorang wanita cantik memunggungi di depannya.

"Kamu udah bangun AL?"

"Siapa kamu!" bentak Alaska.

Wanita itu membalikkan tubuh.

"Veronika?"

"Sebentar lagi kita akan menikah Al, kamu masih aja bersikap dingin sama aku."

Veronika gadis berambut gelombang itu duduk di sisi ranjang dekat Alaska. "Kita akan bulan madu dimana Al.”

Alaska bangkit lalu membawa setelan kemejanya ke kamar mandi. Veronika diam dengan mata berkaca-kaca. "Aku yakin kamu bakal jadi milik aku seutuhnya Al, termasuk hati kamu."

***

Pagi ini Alaska turun dari kamar hotelnya dan melihat keadaan club malam yang sudah sangat sepi di lantai bawah.

"Dia kemana? Sial!" decak Alaska, dia menengok kebelakang melihat Veronika turun.

"Al? Kamu nyariin siapa?"

Bahkan Alaska tidak menyahut perkataan Veronika dan meninggalkannya lagi. Veronika melipat tangannya. "Kalau kamu berani jatuh cinta sama orang lain, aku pastiin orang itu bakal jauh dari kamu Al.”

***

Alaska harus kembali ke kantor dengan keadaan kepalanya yang masih pusing. Setelah di loby dia berhadapan dengan Ayahnya.

"Mabuk lagi kamu?" tanya Sang Ayah.

"Papa gak perlu tau!"

"Papa tau, kamu kecewa dengan keputusan Papa dan Mama."

Sikap dinginnya memang sangat kental, Alaska pergi dan tidak menggubris perkataan Ayahnya. Yang ada dipikirannya hanya Riane, kenapa gadis itu memutari kepalanya. Membuat dia penasaran dengan wanita itu.

Setelah memasuki ruangannya, Alaska berhadapan dengan Gavin dan Petro, sebenarnya mereka tidak bekerja di perusahaan ini, mereka juga CEO di perusahaannya masing-masing.

"Gimana malem itu?" tanya Petro matanya berkeliling lalu menggedipkan matanya menggoda Alaska.

"Keras kepala!" cetus Alaska sudut matanya berkerut.

Gavin tersenyum. "Riane emang beda dari yang lain, gue suka senyum dia."

Alaska mengerutkan keningnya pada Gavin dan Petro menyenggol bahunya. "Jangan-jangan Lo suka beneran," ucap Petro. "Awas ada yang panas Gav."

Alaska duduk di kursinya dengan kening yang masih mengerut. "Dia cuma mainan, mana mungkin gue suka sama cewek di club kayak gitu."

"Jadi, lo gak akan suka Al?” tanya Gavin.

Alis Alaska tersentak bersama-sama. "Kenapa Lo mau mastiin Gav?!"

"Ya, supaya gue leluasa deket sama dia."

"Apaan sih, kenapa selera Lo jadi rendahan gitu?"

Gavin mulai menanggapi perkataan Alaska. "Dia istimewa, gue bakal menangin taruhan ini."

Alaska menghampiri Gavin. "Lo yakin, lo gak bisa ngalahin gue di bidang apapun."

Gavin tiba-tiba mendorong tubuh Alaska. "Apa maksud Lo!"

"Kali ini gue gak bakal biarin Lo menang taruhan ini!" teguh Alaska.

"Kita buktiin siapa yang lebih dulu nidurin Riane."

Alaska tiba-tiba memegang kerah kemeja Gavin, membuat Petro menatapnya tidak percaya. Petro menengahi lalu memisahkan mereka berdua.

"Jangan bilang kalau kalian mulai suka sama cewek itu?"

Alaska menebis kemejanya. "Apaan sih kalian! Gue cuma gak suka cara Gavin nantangin gue, kalo Lo mau, ambil aja si ****** galak itu!"

Alaska membiarkan kedua sahabatnya itu pergi, dia duduk kembali di mejanya kemudian melakukan serching di Instagram, dia mencari nama Riane namun ada banyak sekali akun dengan nama itu.

"Kenapa aku jadi penasaran sama gadis itu?"

Alaska mendengar pijakan kaki dan melihat siapa yang datang. Dia mengalihkan pandangannya melihat sebuah map yang di taruh di mejanya.

"Apa ini!"

"Lo tandatangan di sini!"

Alaska bangkit. "Apa maksud lo Ken!"

Sang Kakak melihat mata adiknya itu. "Lo gak bisa lebih membanggakan dari gue, frestasi perusahaan Lo gak bisa nandingin perusahaan gue!"

Alaska melihat kenan dengan tatapan meremehkan. "Cara Lo yang cupu itu gak bisa nandingin kepintara otak gue, Papa bener, Lo bertindak seolah Lo gak punya otak!”

"Tandatangan atau gue bakal ancurin perusahaan ini seancur-ancurnya."

Alaska menatapnya dengan remeh. "Perusahaan ini terlalu besar buat nyaingin perusahaano yang ketinggalan jauh. Lo tuh jangan mentingin ego, fokus sama kerjaan lo, jangan jatuhin yang lain. Yang pasti, gue gak akan pernah mau kerja sama."

Kenan menarik kerah kemeja Alaska. "Lo adik gue! Gak sepantasnya Lo ngelangkah jauh dari kakak Lo!"

"Mau gue panggilan security?"

Kenan mendorong Alaska, lalu dia memberikan setengah senyumnya. "Gue bakal buktiin kalau gue gak jauh hebat dari Lo!"

"Ya, mana buktinya?"

Kenan memalsukan senyum. "Adik tetap lah adik, tidak akan membanggakan orang tuanya, hanya kakak yang harus jadi kebanggaan."

***

Vote dan komennya ya..

Veronika

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!