Gavin duduk di samping seorang wanita cantik yang menuangkan bir ke sebuah gelas lalu memberikannya pada Gavin. Gemerlap cahaya lampu warna warni dan gelap itu seakan membuat Gavin hanya melihat wajah cantik wanita itu.
"Kamu terlihat masih muda?"
Wanita itu tersenyum ramah. "Ya, kata orang-orang aku terlihat seperti itu. Kamu juga terlihat seperti masih muda."
"Namamu siapa, euhh?" tanya Gavin, dia memajukan duduknya lalu melihat wanita itu dengan dekat.
"Kamu bisa panggil aku Riane."
Gavin mengangguk, "Boleh aku minta nomor mu?"
Ane menggeleng. "Mohon maaf, aku tidak bisa memberikannya, aku hanya berkerja untuk melayani minum di sini."
"Kita bisa jadi teman," bujuk Gavin.
"Maaf, tidak bisa."
Gavin mengangkat kakinya lalu bersender dan merangkul bahu Riane, wanita itu tersenyum tampak risih dengan perlakuan Gavin.
"Apa kamu mau tidur denganku malam ini?"
Ane menggeleng. "Aku tidak bekerja untuk itu, Tuan."
"Mau aku bayar berapa? Mobil mewah mau?" Gavin menceluk sakunya lalu menyodorkan kunci mobilnya, namun Riane mendorongnya.
"Mohon maaf, aku tidak bisa menerima Tuan."
Tampak Petro dan Alaska memperhatikan tingkah lucu Gavin di sana.
"Liat temen Lo, kaku anjir!' caci Petro.
"Dia terlalu banyak basa basi," ucap Alaska.
"Maksud Lo?"
Alaska berjalan menghampiri Gavin dan Riane, kemudian dia memegang tangan Riane begitu saja membuat gadis itu berdiri.
"She is mine!" Ucap Alaska, membuat semua tercengang.
Gavin tidak mau kalah. "Not yours!'
"Ayo ikut saya!" ucapnya membuat Riane melotot tak percaya, siapa orang ini, apakah dia akan menculiknya? Riane berontak lalu menginjak kakinya, Alaska mendesis lalu menunjuk Riane kesal.
"****** sialan! sh,, aww!"
Petro tertawa puas sedangkan Gavin hanya tertawa pelan.
Dua orang wanita datang karena kaributan ini.
“Tuan Alaska? mohon maaf atas ketidaknyamanan ini," ucap wanita itu menyenggol bahu Riane agar dia meminta maaf.
Riane menunduk. "Maaf atas kelancangan saya,"
"Bawa dia ke tempat VIP di atas."
Ane menggeleng cepat sedangkan tangannya sudah dipegang seniornya.
"A-apa?" tanya Gavin.
Petro menutup mulutnya yang membulat dia masih tidak percaya dengan Alaska.
***
Alaska menunggu wanita itu di kamar hotel di atas, karena club mahal itu ternyata milik rekan kerjanya dan banyak relasi Alaska di sana.
Alaska tertawa atas kejadian tadi. "Petro.., Petro..., Lo anggap gua kaku! Cengangkan Lo liat kejantanan gue!” pekiknya.
Tok..
Alaska melihat kedatangan Riane dengan dua seniornya membawa wanita itu ke hadapannya. Apalah daya Riane, kalau dia menolak dia akan dipecat, dan lagi pula seniornya mengatakan bahwa dia tidak akan membiarkan Alaska memperkosa Riane.
"Atas permintaan Anda Pak."
Dua seniornya pergi meninggalkan Riane dan Alaska, Riane hanya meneguk salinannya dengan kuat dan Alaska menutup pintu kamarnya.
Ane berlutut di depan Alaska dengan wajahnya yang terlihat lesu. "Aku butuh kerjaan ini, jangan pecat aku, aku mohon."
Alaska mendecak tanpa pikir panjang dia memegang bahu Riane.
"Aku tertarik sama kamu, malam ini layani aku jika kamu tidak mau di pecat.”
Ane menggeleng dengan cepat. “Aku tidak bisa, aku bukan wanita seperti itu aku bekerja hanya menemani minum saja, aku moho Tuan, lepaskan aku, jangan pecat aku karena aku sangat butuh pekerjaan ini.
***
Vote dan komennya ya.. oke..
Ararka Pramana Wijaya
Riane Kiara Salsabila
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments