Maaf, Tuan muda

Ane terkejut saat Ararka tiba-tiba masuk ke dalam bus dan menarik tasnya. Ane melotot begitupun Ararka.

"Benerkan! Kamu anak SMA!"

Ane menyibak rambutnya kesal. "Kalo bener kenapa!" balasnya jutek.

Ararka menarik tangan Ane dengan kencang tidak peduli orang-orang yang memperhatikan mereka.

"Ih lepasin!"

Ararka masih menarik Ane bagaikan seekor kambing menuju mobilnya. Sungguh menjengkelkan, walaupun Ane berontak tenaga pria itu tidak terkalahkan.

"Apaan sih! lepasin!"

Ararka mendorong paksa Ane masuk ke dalam mobilnya, dan dirinya duduk di sampingnya. Sungguh, nasib sial apalagi yang akan diperoleh Ane.

"Lo masih SMA?! Jawab dengan jujur!"

"Aneh, tiba-tiba kamu pake bahasa informal."

"Menyesuaikan aja, gue juga masih muda, gak suka bahasa formal."

Ane menghela nafas kasar kemudian menatap Ararka dengan tajam "BUKAN URUSAN KAMU! BERHENTI! AKU MAU TURUN!" Ane berontak bahkan menjambak rambut Ararka.

"Shh- Awww!" rintih Ararka.

"SOPAN SEDIKIT!" teriak Ararka mobilnya oleng karena keributan mereka.

"AKU GAK PEDULI! AKU GAK TAKUT SAMA ORANG KAYAK KAMU!"

Ararka memberhentikan mobilnya lalu melirik Ane. "Capek kan lo jambak-jambak rambut gue?!"

"Apaan sih! So gaul lo gue lo gue."

"Ya emang gue gaul, ngapain aku kamu, saya anda, bosen gue dengernya."

"Ya terserah!"

Ane menarik knop pintu mobil, dia menghela nafas pelan sedangkan Ararka dengan sringaiannya. "Udah ikut aja!"

"Kemana Om!"

Ararka melotot pada Ane. "Om? apa gue setua itu! Umur gue 23!"

"Ya udah tua! Aku aja baru 18 tahun!"

Ararka menatap wajah manis Ane, aksinya yang mencium bibir wanita itu membuat Ararka semalaman tidak bisa tidur, jujur, jika boleh dia ingin melakukannya lagi.

Ane mulai sadar dengan sikap Ararka yang menatapnya beberapa kali. "Apa sih Om! Aku ingetin sama kamu ya, jangan balik lagi ke club!"

Ararka terkekeh geli. "Masa lo larangan pemiliknya masuk ke tempatnya sendiri? Aneh."

Ane membulatkan matanya lalu menggebuk tangan Ararka. "Seriusan?! Pantas saja Pak Faris nyuruh aku nemenin kamu minum terus bahkan dia suruh aku jual diri ke kamu, ih gak banget!"

Ararka tersenyum kecil. "Emang lo gak liat ketempanan gue?'

Ane menarik sudut bibir kirinya. "Jangan kepedean Om! Kamu gak ada gantengnya!"

"Oke kalo gitu, gue cium lagi, mau?"

Ane mengerutkan keningnya, lalu menutup mulutnya, bahkan Ane mencubit tangan Ararka. "GAK MAU OM! PELECEHAN!"

Ararka menyentil dahi Ane. "Cerewet banget sih lo, kalo di club belagak dewasa, make up lo lima senti. Cantikan gini, polos, lucu dan cerewet."

"Ya aku emang masih kecil Om!"

Ararka melihat wajah kesal Ane. "Kenapa lo gak mau nerima tawaran gue buat tidur bareng."

"Gak mau! Aku bukan murahan."

Ararka menaikan alis kirinya. "Anak jaman sekarang pasti mau banget iPhone dan hand-phone lo android."

"Ya terus? Aku gak akan tergoda bahkan sampai tukar harga diri aku sama iphone murahan banget kan?"

Ararka mendecak lalu menyodorkan sebuah iPhone. "Pake, kalo gak di pake gue bakal bilang ke Si Faris kalo lo kerja gak becus."

Ane mendengus kesal. "Yaudah kalo maksa. Tapi ini aku gak minta loh."

"Ya, gue gak suka pemberian gue ditolak."

Ararka memasukan mobilnya ke sebuah rumah mewah. Dan menempatkannya di bagasi mobil. Setelah turun, Ane membuntuti Ararka. Seketika para pelayan menunduk hormat padanya.

"Tuan muda, makanan sudah siap."

'Apa? Tuan muda? dasar uang, bisa membeli kehormatan,' batin Ane.

"Om! Aku pengen pulang!"

"Diem!"

Ane tidak habis pikir, ini. begitu mewah seperti rumah di film-film. Rasanya jika punya rumah seperti ini, Ane tidak akan bisa tidur, dia akan berkeliling dan menciumi dinding rumahnya.

Ane berhenti saat Ararka masuk kamarnya. Apa-apaan, Ane paling benci saat pria membawanya masuk kamar. Ararka menarik tangan Ane.

"Gak mau ah!"

"Ck, tenang aja, pintunya gak di kunci, pintunya terbuka."

"Janji?"

"Bawel banget sih!" bentaknya galak.

Akhirnya Ane memasuki kamar Ararka, sangat tertata Indah dan rapih. Kamarnya sangat luas bermain sepak bola saja mungkin bisa.

"Duduk dulu."

Setelah duduk di samping Ane, Ararka mendengar suara Gavin dan Petro, segeralah dia menutup pintu kamarnya, Ane panik menghampiri Ararka, tapi pria itu meraih tubuh Ane dan menempelkannya ke tembok serta menutup mulut Ane dengan tangannya.

"Jangan berisik," ucapnya pelan.

Ane mendorong tubuh Ararka, tapi percuma saja, tenaganya tak kuat.

"Tenang, gue gak bakal lakuin apapun ke lo, kalo gue macem-macem lo bisa pukul gue."

Tok..

Tok..

"Ararka, lo di dalem?" tanya Gavin.

"Gue dobrak ya?"

***

Vote dab komennya okehh!

TUAN MUDA DENGAN PESONANYA

SI KUPU-KUPU IMUT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!