Ararka melihat kedatangan Arkan, kakaknya itu baru pertama kali melihat Ararka bersama seorang wanita, selama ini dia tidak pernah membicarakan seorang perempuan kepada Arkan.
"Siapa ini?" tanya Arkan.
Ararka menyatukan alisnya. "Bukan urusan kamu!" balasnya ketus.
"Jadi, kamu lebih memilih wanita lain daripada wanita pilihan Papa? Kita semua sudah dipilihkan pasangan, jangan mencoba memilih wanita lain."
Ararka mengacuhkan kakaknya dan membawa Ane pergi. Mereka memang tidak pernah akrab, Ararka merasa kalau dalam rumahnya itu tidak ada saudara, semua asing.
Ararka membawa Ane ke bagasinya untuk mengantarkannya pulang. Dia ada meeting juga, kalau tidak, mungkin dia sudah jauh membawa Ane. Entah kemana.
Ane melihat raut wajah Ararka, dia mengemudi dengan raut wajahnya Yang kesal. "Om, kenapa sih?"
"Gue gak suka kalo kakak gue bahas tentang perjodohan."
Ane menghembuskan nafasnya pelan. "Anak orang kaya kan emang gitu, selalu dijodohin supaya kekayaannya makin banyak."
"Ya tapi gue gak suka!" bentaknya.
"Ya gimana sih om, masa aku harus bilang ke Papa kamu terus mohon-mohon supaya gak jodohin kamu, emangnya aku ini siapa."
"Lo pacar gue sekarang," jawabnya singkat.
"Gak bukan!"
"Lo harus bilang kalau lo mau jadi pacar gue!"
Mereka sama-sama keras kepala.
"Gak mau!"
Ararka mendecak. "Keras kepala! dasar nenek!"
Ane menggebuk tangan Ararka. "Udah deh ngalah aja, itu ada belokan, berenti di situ."
Setelah memberhentikan mobilnya, Ararka keluar bersama Ane, lalu seorang pria memegang tangan Ane, membuat Ararka melihatnya tidak suka dan melepaskan pegangan pria itu.
"SIAPA LO! TANGAN KOTOR LO GAK BOLEH PEGANG TANGAN DIA!" bentak Ararka pada Dewa.
Dewa melihat Ararka dari atas kepala sampai ujung kaki. "Bukan urusan lo, dia pacar gue, walaupun gue tau lo bayar pacar gue buat layanin lo tidur, tapi dia pacar gue."
"DIA PELACUR!" teriaknya.
Mata Ane berkaca-kaca karena Dewa selalu menganggapnya seorang pelacur, Ararka melihat Ane menangis, lalu menghantam dahi Dewa secepat kilat, hingga perkelahian pun terjadi, mereka dilerai oleh security perumahan di sana.
***
Ararka dan Dewa berhadapan dengan ketua security. Setelah mereka diwawancarai, Ane hanya mengintip di luar, dia memegang dahinya pusing dengan kelakuan dua orang itu.
"Saya tidak suka orang ini, karena dia membuat Ane menangis."
"Lo tuh cuma pelanggan Ane, gue pacarnya! Gue lebih berhak atas Ane!"
Ane paham kenapa sikap Dewa seperti itu, karena Dewa tidak pernah setuju kalau Ane bekerja di club malam. Dewa dibakar api cemburu karena mengira Ane melayani orang-orang di club dan bahkan Dewa pernah mangajak Ane berhubungan badan namun Ane menolak. Terakhir kali dia memberitahu perasaannya dalam sebuah chat WA bahwa dia tidak rela Ane selalu ditiduri orang lain di club. Seribu kali Ane memberitahunya kalau dia tidak mungkin melakukan hal itu, Dewa tidak percaya. Dan menurutnya, Ane tidak adil hanya karena uang, akhirnya Dewa meniduri Clara wanita yang berstatus sahabatnya itu.
Ane semakin yakin kalau Dewa hanya menginginkan tubuhnya, tidak dengan hatinya. Dan harus Ane akui, dia tidak pernah mencintai Dewa. Dan kenapa Ane menjadi pacarnya? karena saat itu Dewa selalu menolongnya.
Ane melihat kehadiran Gavin dan Petro lalu mereka masuk ke pos security dibarengi Ane.
"Pak, saya kakak dari Ararka," ucap Petro.
"Adik kamu ini udah membuat keributan."
"Berapa ganti ruginya Pak?"
"Gak ada sih, cuma saya harus menyampaikan kalau terulang kembali, saya ingin Ayah dari pemuda ini yang langsung berbicara."
Petro menghembuskan napasnya pelan.
"Ada-ada aja, Ararka."
"Sudah, kalian di bebaskan, peristiwa ini jangan terulang kembali."
Setelah mereka keluar pos security, Ararka memegang tangan Ane. "Jangan dekat-dekat cowok itu lagi!" ucap Ararka.
Dewa sama sekali tidak bisa menahan, dia memilih pergi karena tau mereka siapa. Jelas Dewa akan kalah.
Setelah sampai di dekat mobil, Ane berusaha melepaskan tangan Ararka.
"Udah pulang sana!" usir Ane.
"Tapi lo harus janji! jangan deketin dia lagi!"
Ane mendecak. "Apa urusannya om!"
Gavin dan Petro menahan tawa mendengar Ane memanggilnya Om.
"Panggilan sayang berdua," balas Ararka.
"Wuihh," Petro bertepuk tangan. "Tiga langkah Gav."
"Tenang aja Pet, gue langsung 4 langkah!"
Ararka melihat Gavin dengan sinis lalu melihat mata Ane dengan serius. "Inget, lo harus jauhin psikopat tadi, dan teman biadap kayak Gavin. Inget!"
"Ya ya."
"Lo kok cuma ya ya?" memang harus jelas berbicara dengannya.
"Baik Tuan muda," balas Ane, gadis itu pergi meninggalkan mereka bertiga.
Gavin dan Petro mulai curiga atas sikap Ararka. "Inget persetujuan, kayaknya mulai ada benih-benih."
"Mana mungkin gue suka sama anak kecil bawel itu!"
"Tapi lo gak suka dia di deketim cowok lain kan?" tanya Petro.
Ararka berpikir, iya juga sih, kenapa dia tidak suka kalau Ane di sentuh pria lain, walaupun sahabatnya sendiri, apakan ini cinta? masalahnya dia belum pernah jatuh cinta.
***
Tampaknya tuan muda Ararka akan terkena virus bucin sedunia heheh... kalian setuju gak?
Arkan pramana wijaya (kakak kandung Ararka)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments