Lagi - Lagi Uang

Setelah bernego panjang kali lebar kali tinggi akhirnya ibu mertuaku mau meminjamkan surat sertifikat tanah yang sudah ditanami dengan pohon sawit. Kurang lebih luas tanah ada 5 ha. Namun mertua memintaku untuk pinjam uang di bank sekedarnya saja, sebagai pengganti uang perusahaan yang suamiku bawa. Tadinya aku mendatangi bank yang sebelumnya aku pinjam untuk top up atau perpanjangan. Namun pihak bank menolak, dengan alasan pinjamanku sebelumnya menggunakan program KTA atau kredit tanpa agunan yang masih terikat dengan tempat kerjaku yang lama. Sementara saat ini aku sudah tak bekerja disana, terlebih gajiku tak mencukupi untuk dijadikan jaminan.

Siang itu juga aku mendatangi bank B, dengan jaminan yang ku bawa serta beberapa berkas yang sekiranya dibutuhkan. Aku bahkan sampai mendatangi rumah RT untuk meminta surat keterangan domisili telah tinggal di Kota S juga membuat surat izin usaha agar pihak bank yakin bahwa aku sudah memiliki usaha sebelum aku mengajukan pinjaman.

Dengan beberapa barang Tuppe***re yang aku punya, karena aku juga suka mengoleksi dan ada beberapa jualan onlineku yang masih tersisa, juga baju Chika yang masih ada bandrolnya pun akhirnya ku pajang, beberapa jilbab dan gamis yang belum kupakai juga kujadikan sebagai contoh dagangan.

"Jadi, ibu jualan online ini ya?" Tanya salah satu pegawai bank saat melakukan survei di kontrakanku.

"Iya, benar pak. Ini belum ada etalase aja. Jadi masih berantakan." Jawabku agak ragu. Namun memang niatku jika dapat pinjaman ini, aku akan membeli etalase.

"Baik, Bu. Nomor yang ibu berikan ini aktif aja kan? Nanti atau besok tunggu aja kabar dari saya ya..!!"

"Iya, pak. Aktif aja kok. Baik pak, terima kasih. Saya tunggu kabar baiknya."

Harapan itu tak sia-sia, dan usaha tak pernah mengkhianati hasil. Meskipun harus aku sendiri yang berjuang untuk mendapatkan pinjaman.

Siang itu aku menghubungi Lana untuk segera ke bank B sama - sama untuk tanda tangan kontrak. Seusai menerima dana yang langsung masuk ke rekening baruku, aku pun mentransfer sejumlah uang perusahaan yang Lana bawa. Selain itu ia masih minta lagi untuk membayar hutang di Jono temannya.

"Please, yank. Aku masih ada hutang di Jono. Yah, dua juta aja kok."

"Dua juta aja, yank? Enggak, kamu tau sudah berapa uang yang kamu bawa ! Lantas untuk bulanan nanti gimana, yank? Kamu itu dimana - mana utang aja."

"Ya sudah, 1,5 juta deh. Yaaaah, please. Aku sudah janji sama Jono." Lana masih memelas seperti anak kecil yang merengek minta mainan kepada ibunya. Aku pun, lagi - lagi transfer ke rekeningnya 1,5 juta. Aku transfer lagi kepada mertuaku sebesar satu juta sebagai ucapan terimakasih karena meminjamkan sertifikatnya.

Aku mengajukan di bank sebesar 10 juta, namun yang kami terima tidak sebesar itu. Ada biaya admin juga biaya angsuran terakhir yang dipotong. Sehingga yang masuk ke rekeningku sebesar 8,5 juta. Uang yang Lana bawa sendiri sudah hampir enam jutaan, transfer mertuaku, bayar kontrakan, beli susu anak, bahkan aku tak bisa membeli etalase seperti yang aku harapkan. Dan aku menyisakan uang untuk angsuran pertama bulan depan. Semoga dengan kejadian ini tak ada lagi masalah yang muncul karena uang. Yaaah, itulah harapanku.

Harapanku sirna, belum lama aku memberikan uang kepada mertuaku. Akupun harus menerima omelan juga rasa malu yang teramat besar dari mertuaku. Karena lagi - lagi Lana ditagih dengan pinjaman online sebesar 1,2 juta. Sehingga uang yang ku berikan pada mertuaku, harus aku minta lagi untuk bayar hutang suamiku.

Aku sungguh tak bisa membendung lagi rasa kekesalanku. Dia bilang sudah tak ada pinjaman lagi, namun nyatanya masih saja muncul pinjaman demi pinjaman baru. Otaku terasa mendidih, tak kala pinjol itu telp lagi.

"Pinjaman bapak Lana ini sudah telat, Bu. Ini mana itikad baiknya. Apa mau saya sebarkan data keluarga kecil kalian, hah.." dihadapan mertuaku aku ditelp dan sengaja ku loud speaker handphoneku agar mertuaku percaya dan mau membantu.

"Lihat dan nenek dengar kan, kalo sampai tersebar data ayah Chika siapa yang malu nek. Belum lagi pengaruh dengan pekerjaannya. Kalau pinjol itu melaporkan ayah Chika bagaimana?" Ucapku memelas, karena aku memang memohon kepada mertuaku untuk membantu kami.

"Biar Lana dapat pelajarannya, kalo mau biar malu sekalian. Nggak mungkin masuk penjara, kamu tau hutang mamah juga sampe ratusan juta nggak ada yang ngelapor tuh. Siapapun, ya. Siapapun di dunia ini pasti ada yang hutang. Jadi buat apa malu." Mertuaku menandaskan.

"Ini pinjaman online, nek. Sedikit banyak yang kami terima yang namanya hutang tetap harus dibayar. Resikonya adalah penyebaran data kalo nggak dibayar." Ucapku lagi, dan mertuaku tetap kekeuh tidak mau membantu, meskipun simpanan mertuaku berpuluh - puluh juta di bank.

Beliau merasa masih ada dua anak yang harus dibiayai, tidak mesti harus keluarga kecilku saja. Memang benar, kami selalu menyusahkan orang tua Lana. Namun, tidak serta merta kami akan lepas tanggung jawab, seandainya mertua mau membantu. Sudah pasti kelak adik - adik Lana pasti akan kami biayai pendidikannya. Lana masih di Kota S, ia tak berani menampakkan wajahnya dihadapan orang tuanya. Meskipun aku sudah terlanjur malu dihadapan mertuaku sendiri untuk meminjam uangnya lagi, walaupun pinjaman itu tak ku dapatkan.

Aku memanggil nenek pada ibu mertuaku itu karena sebutan Chika saja, karena anak kecil adalah peniru sejati. Apapaun yang orang dewasa katakan pasti akan diikuti. Pernah suatu ketika aku memanggil suamiku dengan sebutan "Yank." sehingga anakku juga memanggil suamiku dengan sebutan itu juga. Itu sebabnya dihadapan Chika aku memanggil suamiku dengan sebutan "Papah", ibu mertuaku "Nenek", ayah mertuaku "Kakek" agar anakku tak memanggil dengan sebutan seperti orang tuanya. Dan itu menjadi kebiasaanku di rumah mertuaku.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!