Waktu menunjukkan pukul 17.00 WIB, aku pun membereskan berkas - berkas yang berserakan diatas meja kerjaku. Saat akan berjalan keluar, tiba - tiba Robert menghentikan langkahku.
"Jane, ada yang mau aku omongin.." Robert memintaku untuk mengikutinya
"Mau ngomong apa?" tanyaku penasaran
"Kau tau, kalo Mila temanku pernah jadian dengan Lana". deg seketika jantungku berdegup. Yang ku tahu adalah Robert memang berteman dengan Lana bahkan mereka bisa dibilang keluarga jauh, atau ada ikatan keluarga tapi tidak dekat. Robert bisa bekerja di perusahaan juga berkat dukunganku. Tapi aku tak tahu kenapa Robert menceritakan hal ini kepadaku.
"Aku nggak mau buat kamu marah, hanya saja sebagai teman aku nggak mau kalau kamu terpaku pada Lana. Aku tahu dia keluargaku, tapi tidak menutupi akan perilaku dia yang suka gonta - ganti pasangan". Robert menandaskan
"Aku mau kamu berfikir lebih bijak dalam hal hubungan, kamu bisa mendapatkan yang lebih baik Jane. Aku nggak menjelekkan dia, tapi aku tau perangainya. Tolong kamu sadar". sambung Robert lagi.
Dalam beberapa hal, memang Lana tidak sebaik yang aku fikir dan selalu saja omongan - omongan tentang Lana yang tak baik yang selalu ku dengar. Dan aku mengetahui itu, tapi segala rasaku padanya tak menutupi akan perilakunya.
Aku sudah terlanjur untuk mencintainya dan tak ingin melepaskannya. Bahkan aku berhara kelak bisa berumah tangga dengannya. Mungkin suatu saat Lana akan berubah.
"Robert, terima kasih sudah mengingatkan. Aku akan memikirkannya dulu kedepan seperti apa." ujarku meyakinkan diri
"Jane, ku harap kamu bisa sadar akan hubungan yang tidak sehat itu."
"Robert, ku harap aku tidak dengar lagi perkataan bulshit tentang Lana lagi dari mulutmu." ujarku ketus seraya pergi meninggalkan Robert.
\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-\-
Aku berhenti didepan rumah Lana, rumahnya tampak sepi tak berpenghuni.
"Assalamualaikum". sapaku pelan, Lana keluar dengan senyumnya yang menawan.
"Waalaikumsalam". balasnya sambil meraih tanganku masuk rumahnya. Tiba - tiba Lana memelukku dan langsung menyapu bibirku dengan mesra tak bisa ku menghindarinya.
"Lana, tun... tunggu." aku berusaha melepaskan pelukannya.
"Orang tuamu, orang tuamu nggak ada apa?". tanyaku takut. Lana hanya menggelengkan kepala dan memelukku lagi, membabi buta mengecup seluruh pergelangan leherku.
"Stop... stop, ini nggak benar. Aku mau pulang aja". ujarku menyudahi, walopun dalam hati aku ingin tetap meneruskan. Lana tampak murung atas penolakanku, lantas ku pegang pipinya dan mencium mesra bibirnya.
"Maaf, aku gk bisa menahannya. Aku terlalu terobsesi akan hal itu. Tapi aku akan tanggung jawab dan menikahimu kok". Lana memohon
"Nggak Lana, aku nggak mau sebelum ada ikatan pernikahan. Kalo kamu mau, itu ada Al Quran, bawa ustadz kerumah dan kita nikah sekarang.."ujarku menandaskan
"Kamu nggak cinta sama aku khan!?"
"Ini bukan masalah cinta, ini soal komitmen dan larangan di agama. Kasihan ortu kita, lagian kamu juga masih kuliah. Mau makan apa nanti".
"Owh, jadi karena aku belum kerja kamu jadi nggak mau melakukannya sama aku. Ok, aku sudah menduga itu".
"Lana, kok kamu jadi mengarah ke situ sih, chidish banget pikiran kamu".
"Iya aku memang masih anak kecil, dan itu khan yang buat kamu nggak mau?".
Aku tak lagi bisa berkata, ku ambil kontak motorku dimeja meninggalkan Lana begitu saja. Sepanjang jalan aku menangis, mengapa segampang itu Lana berfikir akan hubungan ini. Apa sebelumnya ia juga pernah melakukan hal yang sama ? Fikiranku kalut kemana - mana, sampai - sampai nyaris aku masuk trotoar karena kekalutan fikiranku.
Sesampainya dirumah, aku langsung mencuci kedua kakiku dan merebahkan diri diatas kasur. Aku mengingat kemesraan sesaat kami tadi dan juga perlakuan Lana terhadapku. Aku menyadari akan sisi lain darinya, mengapa Lana menggunakan kesempatan ini, saat orang tuanya tak ada untuk merayuku melakukan hal yang tidak baik.
Triiing... handphone ku berbunyi, mataku terbelalak lebar melihat dari layar ada kata - kata PUTUS dan itu dari Lana.
"Semudah itu kamu perlakukan aku, hanya karena aku tak menyanggupi keinginanmu". ujarku membalas
"Iya, maaf. Jika aku bukan pasangan yang bisa membahagiakanmu dengan materi." balasnya lagi
"Bukan soal materi, tapi tanggung jawab kamu kedepan itu seperti apa.?"
"Kan aku sudah bilang akan tanggung jawab, aku memang lelaki brengsek. Aku hanya ingin bersamamu.."
Aku benar - benar putus asa, apa yang aku utarakan tak sejalan dengan pemikirannya. Lana begitu kekanakan, dia belum dewasa untuk menyikapi suatu hal.
"Apa kamu sering melakukan hal ini sebelumnya..?" tanyaku memberanikan diri
"Maaf, jujur iya. Tapi itu dulu, dan aku berubah sejak bertemu kamu. Dan lagi aku berhara kamu yang terakhir"
deg deg deg deg jantungku berdegup sangat kencang, bukan karena ia berharap aku yang terakhir. Tapi karena ia sudah pernah ML sebelumnya, ya Tuhaaaaan. Kenapa aku bisa bertemu dengannya. Bahkan sangat mencintainya terlepas ia pernah melakukan hal yang tidak baik.
Sebelumnya aku berharap hubunganku dengan Lana hanya sementara, mungkin hanya bertahan seminggu. Tapi tak ku sadari kami sudah berjalan satu tahun lebih. Aku baru mengetahui sisi kelam perilakunya.
Yang membuatku yakin akan hubunganku dengannya adalah, Lana sudah membawaku menghadap orang tuanya. Mengenalkanku pada saudara dan keluarga besarnya. Bahkan lebaran tahun lalu, kami menghabiskan waktu bersama keluarganya dibanding keluargaku sendiri.
"Apa kamu mau berubah, apa kamu benar - benar mau putus..?" tanyaku meyakinkan
"Maaf, Jane. Aku akan berubah, maaf sudah membuatmu sedih. Aku janji aku tidak akan berbuat tak senonoh lagi. Aku sangat berharap kita menjadi keluarga". Lana menyesali
"Aku pun berharap yang sama, dan ku harap kamu benar - benar berubah. Suatu saat akan ada saatnya kita bisa melakukannya.."
"Iya, Jane. Sekali lagi aku minta maaf. Aku benar - benar tidak ingin putus darimu."
Seluluh itu kah aku, serapuh itu kah aku, dan sepemaaf itu kah diriku. Aku sudah mengetahui sisi lain darinya, aku tau bagaimana masalalunya. Aku berharap Lana benar - benar berubah akan tingkah lakunya.
----------------------------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
NandhiniAnak Babeh
aaah makan cinta ya neng
2022-06-21
0
ReyN
inilah kadang manusia kenyataan sudah di tunjukkan di depan mata tp Krn obsesi berbalutkan cinta maka akal dan nurani pun di tutupi supaya apa yg di inginkan dpt tercapai walaupun sdh tau bahwa keputusan itu kelak akan membuat menyesal pd akhirnya
2021-06-22
0