Ulang Tahun

"Hayuuuk semua kumpul, kumpul, kumpuuuul..." Pak Hans menyeru anak buahnya untuk segera menghadapnya. Masing - masing kami berbisik penasaran.

"Kalian tahu, atau kalian ingat pekan depan ulang tahun perusahaan kita. Soooo, kita mau adakan event. Tanpa mengurangi rasa hormat, aku menunjuk Jane sebagai EO acara ini. Mau nggak mau, setuju tidak setuju Jane bertanggung jawab atas terselenggaranya acara ini."Pak Hans menandaskan, aku hanya mendelik tak percaya sambil menelan liur. Aku tak pernah tahu, dan tak pernah terlibat sebagai penyelenggara bahkan saat kuliah pun aku hanya menjadi anggota, itu pun tak pernah terjun langsung ke lapangan. Hanya memperhatikan dari jauh, alias sebagai seksi kesibukan, maksudnya menyibukkan diri sendiri heeee. Daaaan, aku kali ini ditunjuk sebagai EO... Wooooowww...

"Budget menyesuaikan dari pusat atau gimana neh, Pak ?" tanyaku tanpa merasa terbebani..

"Wooooo, sudah mikir jauh dia" celetuk Robert, aku hanya menaikan dua alisku bangga.

"Dari pusat kita hanya di budget 100 juta. Cukup tidak cukup, atau pun mau semeriah apa kamu buat. Kamulah yang menentukan, kami hanya mengikuti arahanmu. Silahkan pilih masing - masing team yang menurut kamu ikut andil dalam acara" Pak Hans menjelaskan, aku mangut - mangut paham.

Sambil menunaikan tugas kerjaanku sebagai pegawai, pun aku memikirkan tema apa yang akan aku ambil dalam acara ultah perusahaan ku ini.

Lana sudah menunggu didepan pagar kantorku, kami pun meninggalkan kantor sore itu menuju resto favorit kami. Yaaah, sudah beberapa hari lalu Lana membawa kendaraanku. Aku mempercayainya begitu saja karena ku pikir kami adalah pasangan, milikku maka miliknya juga. Selain itu, aku kerap pulang kerja selalu malam, karena lembur jadi aku selalu memintanya untuk mengantarkanku pulang. Karena rumahku jauh dan menyeramkan kalau harus pulang malam apalagi seorang diri.

"Jadi, kamu ditunjuk untuk bertanggung jawab dalam acara itu?" tanya Lana mengulang, aku menganggukan kepala sambil menyeruput jus apel.

"Artinya kamu bakal sibuk dong, kita nggak bisa ketemu?"

"Nggak sampe segitunya juga."

"Ohh ya, aku sudah kerja. Tapi perlu sepatu, kamu ada uang nggak?"

Sejenak aku terdiam, meresapi pertanyaan barusan.

"Nanti kalo aku gajian ku ganti." ucap Lana menebak arah diamku. Aku meringis menatapnya.

Hari berikutnya aku disibukkan dengan scheduleku untuk event ultah kantor, aku pun membagi 4 team untuk membantuku. Meskipun dalam perusahaan hanya terdiri dari dua puluh orang namun semua pegawai didalamnya harus terlibat, baik sebagai teamwork juga sebagai anggota yang akan memainkan games demi terselenggaranya acara yang antah berantah akan seperti apa nantinya. Aku tak tahu banyak tentang penanggung jawab kegiatan. Tapi di zaman modern ini, apa yang tidak bisa di buat. Dengan bantuan eyank google dan akang YouTube pun bisa kita atasi dan dijadikan referensi acara.

Aku memilih untuk mengadakan acara di sebuah restoran, baik dari budget juga lumayan tidak banyak pengeluaran bahkan makanannya pun menurut lidahku juga pas. Selain itu aku juga memilih beberapa paket mini hadiah untuk masing - masing karyawan termasuk diriku.

Acara yang dinanti pun tiba, beberapa games sudah di list. Aku sebagai penanggung jawab juga bertindak sebagai pembawa acara. Karena bagi kami perusahan besar namun dengan karyawan sedikit, bisa memegang beberapa bagian pekerjaan. Aku sendiri bekerja dibagian admin, namun tak menutup kemungkinan aku juga memengang peran sebagai CS atau melayani customer langsung. Bahkan aku juga terjun ke lapangan, meninjau apakah barang yang kami kirim sampai ke tangan konsumen dengan selamat atau tidak, atau bahkan ada komplain.

Acara diakhiri dengan doa, dan foto - foto seluruh karyawan. Meskipun acaranya terbilang sederhana, setidaknya aku sudah berusaha membuat teman - teman kantorku puas. Bahkan mereka memuji dengan kemampuan ku berfikir dan bertindak.. Prok prok prok prok

"Acaranya belum selesai..?" tanya Lana lewat sambungan telpon

"Sudah kok, ini ada beberapa kue. Mau?"

"Boleh, bawa aja ke rumah."pinta Lana, setelah acara selesai kami pun meninggalkan resto.

"Capek banget tuh pasti?" tanya Lana sambil melepas tas dibahuku

"Wuuuuaaah, rasanya legaaaaa. Lihat, tadinya aku dapat laptop tapi ditukar sama Yandi dengan jam ini, baguskan!?" ujarku sambil menunjukkan jam Chanel.

"Bagus,"ucap Lana lirih, ia menyibakkan sedikit rambut dipipiku. Lantas mencium bibirku mesra. Perlahan ia membuka kancing bajuku, lantas aku menghentikan tangannya, sambil menggeleng.

"Aku akan bertanggung jawab." ucapnya meyakinkan. Kami pun terhanyut, perlahan masuk ke kamarnya.

Terpopuler

Comments

NandhiniAnak Babeh

NandhiniAnak Babeh

,🤦🤦🤦🤦 dgn mudah nya

2022-06-21

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!