Judi dan Pinjam Online

"Selamat pagi, kami dari aplikasi dana. Apakah bapak Lana ada? Benar ini dengan istrinya bapak Lana ?" Tanya seseorang lewat telpon, aku pun terkejut bagaimana mungkin, batinku resah.

"Iya saya istrinya, maaf tadi dari mana ya?" Tanyaku heran

"Kami dari aplikasi dana bu, bapak Lana sudah telat tiga hari membayar tagihan sebesar 1.8 juta. Nomor ibu dijadikan sebagai nomor darurat.."

"Itu pinjaman kapan ya?"

"Pinjaman ini tanggal 12 bulan 12 tahun 2019 ibu, jatuh tempo tanggal 18. Ini sudah telat tiga hari, apakah akan dilunasi sekarang atau bayar bunganya saja sebesar lima ratus ribu rupiah, maka tagihan akan diperpanjang selama satu minggu." Jelas seseorang ditelpon, aku hanya terperangah tak percaya.

"Itu pinjaman berapa ya, kok banyak banget bunganya."

"Bapak Lana mengajukan sebesar 1,5 juta ibu. Sesuai janji bapak Lana setujui. Ini mau dibayar atau gimana!?" Tiba - tiba seseorang disana tampak kesal dari suaranya.

"Iya saya kan nggak tahu mas, nanti siang ato sore hubungi aja lagi."

"Segera konfirmasi Bu, kalo tidak saya sebarkan data kalian. Terima kasih.. tut tut tut.."

Aku masih tak percaya, kenapa suamiku berani pinjam uang online. Hanya dengan cara yang mudah ia dapatkan tapi mencekik dengan bunganya.

"Kenapa kamu berani pinjam online, ini aku ditagih. Gimana ini, sekarang bayar tagihannya sedangkan uang kita nggak ada. Kamu kemanakan uangnya??" Tanyaku menghampirinya dikantornya. Lana menarik tanganku ke pojokan, sambil menaruh jarinya dibibir.

"Pelan - pelan dong, yank. Nanti didengar yang lain..!

"Iya, terus uangnya kamu kemanakan! Dan kenapa kamu nggak bilang apa-apa!!" Tanyaku lagi kesal, Lana tampak bingung untuk menjawab.

"Aku... Aku ikut judi online.." jawabnya pelan, aku benar - benar tak menyangka dan tak habis pikir dengan tindakannya.

"Mending judi online kan dapat uang, dibanding aku main perempuan.."jawabnya lagi ngasal.

"Kamu tuh bener - bener ya ? Selalu aja buat masalah untuk keluarga, satu selesai ada lagi aja masalah yang dibuat. Kamu tuh nggak capek apa buat aku susah dan menderita terus." Ucapku geram, Lana langsung memelukku meski ada yang lalu lalang dikantornya.

"Aku minta maaf, please. Aku panik dan nggak tau harus pinjam siapa?"

"Terus kamu judi itu apa kamu juga panik!!"

"Aku sudah nggak main lagi, itu sudah lama. Gara - gara ketagihan aku pinjam online. Dan aku nggak bisa bayar lantas aku pinjam app online yang lain lagi."

"Astaghfirullah, yaaaank. Berapa banyak aplikasi yang kamu pinjam. Kamu mau bunuh kita, apa perlu kita mati aja sama - sama biar utangnya lunas. Sampe data kita disebar, siapa yang malu." Aku manandaskan, Lana tampak stress untuk mencari jalan keluar.

Saat ku periksa handphonenya dirumah ada tiga aplikasi pinjaman dana online yang sebentar lagi masa penagihan atau jatuh tempo. Aku hanya bisa memukul kepalaku dengan tangan dihadapannya. Mungkinkah ini bagian dari doa ibuku yang belum ikhlas juga atas kebahagiaanku berumah tangga. Kenapa tak ada kedamaian yang menghampiri dan selalu saja cobaan datang bertubi - tubi.

"Apa perlu kita bercerai, yank. Jadi kamu bisa bebas melakukan apa saja tanpa melibatkan keluarga?" Tanyaku lagi

"Kamu tuh selalu saja ngucap pisah, kamu kira mudah apa. Aku sudah minta maaf dan berusaha jadi lebih baik. Seharusnya kamu sebagai istri mendukung. Bagaimana suaminya untuk lebih baik. Bukan malah minta pisah." Ucapnya kesal, lantas ia menghampiriku dan memelukku lagi yang terisak. Sungguh aku tak kuasa jika harus hidup seperti ini dengan ujian suami yang begini.

Esoknya aku pun menghampiri atasanku dan meminta gajiku lebih awal, meski awalnya sulit Kak Susan memberiku gaji. Namun dengan kejujuran ku atas apa yang suamiku lakukan akhirnya ia mau memberiku gaji lebih awal bahkan diberi langsung untuk dua bulan. Setidaknya aku bisa membayar pinjol suamiku. Yang harus aku pikirkan adalah bagaimana memenuhi susu dan pampers Chika.

Masalah tak berhenti sampai disitu, saat Lana harus dinas luar di ke kota G lagi. Santi kasir diperusahaan suamiku mengirimkan pesan padaku.

"Jane, Lana bawa uang perusahaan 3,7 juta. Katanya sih mau diganti setelah pulang dari kota G. Apa kamu tahu akan hal ini." Aku hanya menutup mulutku. Apa lagi ini, kenapa lagi ini. Aku sungguh tak berdaya mengalami hal ini dan tubuhku lemas seketika. Bahkan Chika yang merengek minta susu pun aku sempat tak menghiraukan.

"Astaghfirullah, San. Aku bener - bener nggak tau perihal uang itu. Aku bahkan nggak pegang uang sama sekali."

"Tuh kan,Jane. Aku bukan menjelekkan suamimu. Tapi aku rasa suami kamu nggak jujur. Kemaren aja waktu ngambil, bilangnya jangan kasih tau istri dan Kak Fanya. Ohh, ya Jane. Sebentar lagi aku mau setor uangnya. Gimana kalo ditanya sama kantor pusat laporan uangnya kurang.." pinta Santi.

"San, aku berusaha cari jalan keluar dulu ya. Untuk uangnya aku usahakan pinjam mertuaku, ato gimana nanti. Kamu, aku mohon jangan di laporkan dulu. Sampe aku dapetin uangnya. Bisa kan.."

"Baiklah, Jane. Aku berharap kamu kuat menghadapi sifat dan sikap suami kamu."

Aku lantas mengirimkan pesan pada Lana perihal uang yang ia bawa. Dan ia hanya berdalih bahwa uang itu ia bayarkan ke pinjol. Sebesar itu, ya Tuhaaaan. Aku bahkan tak tahu dan apakah aku ada merasakan uang itu untuk makan. Kenapa, Lana tidak pernah jujur.

Saat Lana sudah sampai di Kota S, aku pun minta ia untuk mengantarkan aku ke kota A mengunjungi ibunya. Aku berharap dengan meminta pertolongan ibunya ada jalan keluar untuk masalah keluargaku. Karena aku tahu orang tua Lana sedikit berada.

"Untuk apa kamu pinjam sertifikat? Memangnya kalian mau usaha apa?"

"Nek, apa nenek tau. Lana membawa uang perusahaan. Dan kami nggak tau harus pinjam ke siapa lagi." Ucapku jujur, mertuaku terkejut karena ia merasa bahwa anak laki - lakinya baik - baik saja.

"Buat apaaaa, ya Allah. Kenapa kamu berani. Mama sudah bilang, uang itu jin. Kamu harus hati - hati jangan terlena."

Dengan jujur pula aku memberi tahu orang tuanya bahwa uang itu untuk bayar pinjol, bahkan Lana ikut judi online. Meski tindakan ku salah mengadukan perbuatannya, tapi ini satu - satunya caraku untuk menyadarkan suamiku atas perbuatannya. Setidaknya dengan orang tuanya tahu perbuatan anaknya, bisa membantu menasehati karena anaknya sendiri.

"Kamu dari masih muda merepotkan orang tua, punya istri, punya anak masih saja merepotkan orang tua. Kalau kamu sudah tidak mencintai dan menyayangi, Jane. Sana, kamu kembalikan dia ke tempat orang tuanya.."ucap ibunya geram, aku terperangah kenapa ibunya berucap demikian. Apa hubungannya dengan rumah tangga kami.

"Nek, ini tidak ada hubungannya sama keluarga kami. Intinya saat ini kami minta tolong bagaimana membayar uang perusahaan yang Lana ambil." Pintaku memohon. Hal ini benar - benar membuat Lana terpukul akan perbuatannya, bahkan ia tak bisa tidur dengan tenang. Bukan hanya dia, bahkan aku sendiri bingung jika nantinya Kak Fanya akan tahu perbuatannya.

Terpopuler

Comments

HIATUS

HIATUS

Keren thor semangat 💪

2020-05-29

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!