Pernikahan Tersembunyi Sepasang Idola Kampus
Hari pertama masuk kuliah, Jenie bangun satu jam lebih cepat dari biasanya, wanita itu ingin memberikan kesan sempurnanya pada setiap yang memandangnya.
Apalagi di kampus itu kemungkinan besar dia akan bertemu pria yang sudah hampir 2 tahun ini mencuri hatinya.
Jenie memiliki seseorang yang dia sukai, pria baik dengan senyumnya yang manis, ramah, sopan dan selalu berlaku lembut padanya bahkan ia memilih kampus yang sama hanya untuk bisa lebih dekat dengan pria tersebut.
memiliki wajah yang sangat cantik, rambut hitam yang lurus dan panjang, hidung mancung, mata sedikit besar dengan wajah yang tirus, kulit putih, terlahir dari keluarga kaya membuatnya menjadi salah satu wanita yang begitu banyak disukai oleh kaum pria, tapi sayang hal itu sama sekali tak bisa menarik pria yang disukainya, pria itu hanya terus dan terus saja menganggapnya sebagai seorang teman.
‘’Kak Kevin tunggu aku, sebentar lagi kau pasti akan menyukaiku.’’ Tersenyum melihat penampilannya di depan cermin, lalu turun menghampiri mama dan papanya yang sudah menunggunya di meja makan.
‘’Pagi papa mama.’’ Mencium pipi kedua orang tuanya.
‘’Roman romannya ada yang lagi senang nih.’’ Ucap sang mama Catrine (mama Jenie) membuat Jenie lebih melebarkan senyumnya.
‘’Nggak usah senyum gitu, bikin hilang nafsu makan papa saja.’’ Timpal papa Robert (papa Jenie).
‘’Ih papa nggak asyik banget deh, tapi karena aku lagi senang jadi aku nggak akan bales ngerjain papa.’’
Cengengesan membuka kedua tangannya. ‘’Tapi boleh dong uang jajannya dilebihin.’’ Memohon dengan wajah imutnya.
Papanya tersenyum, ingin mengerjai Jenie, untung saja kemarin dia kepikiran untuk meminta 5 lembar uang 2000 pada supirnya dan menukarnya dengan beberapa lembar uang berwarna merah.
‘’Aish papa rese banget sih.’’ Protesnya melihat 5 lembar uang 2000 yang tadi diberikan papanya.
‘’Mama papa rese deh.’’ Mengadu sedang mamanya hanya tertawa menikmati kejadian konyol itu, putri dan suaminya memang selalu seperti itu, setiap hari selalu ada saja tingkah konyol mereka yang membuat mama geleng-geleng kepala.
‘’Udah ah, salah papa ya kalau nanti Jenie kelaparan di kampus.’’ Memasukan uang 2000an itu ke dalam dompetnya dan melangkahkan kakinya meninggalkan meja makan.
‘’Pa kalau Jenie benar-benar kelaparan bagaimana?’’ Tanya mama dengan nada khawatir.
‘’Tenang saja, apa kau lupa putri kesayanganmu itu punya black card di tangannya jadi nggak mungkin dia kelaparan.’’
‘’Memangnya makanan di kantin bisa dibayar pakai black card apa?’’ Kesal mama menghentikan kegiatan papa yang sedang melahap makanannya lalu keluar terburu-buru untuk mengejar Jenie, dia sama sekali tak terpikir sampai kesana.
*****
Tepat saat mobil Jenie masuk area parkiran kampus, disaat yang sama pula mobil Kevin masuk area kampus, pria itu datang dengan seorang wanita di sampingnya, keduanya saling berpegangan tangan dan beberapa kali melempar senyum satu sama lain.
‘’Aku turun ya.’’ Ucap sang wanita mencium pipi Kevin.
‘’Sa.’’ Tahan Kevin pada tangannya, pria itu tersenyum, menunjuk bibirnya, meminta wanita itu menciumnya, tak lama wanita itu menempelkan bibirnya pada Kevin, hanya sekilas karena ia tak ingin ada yang melihatnya sedang bersama Kevin.
*****
‘’Jen mau kemana?’’ Teriak Sasa, satu-satunya sahabat yang dimiliki Jenie, kedua wanita itu sudah bersahabat sejak kecil, bahkan hampir tak pernah berpisah, mereka selalu sekolah di sekolah yang sama, bahkan saat Jenie memutuskan sekolah di luar kota, Sasa pun ikut dengannya dan sekarang mereka juga berkuliah di tempat yang sama.
‘’Ah kebetulan.’’ Jenie menarik tangan Sasa. ‘’Ayo temani aku mencari kak Kevin.’’
‘’Astaga Jenie kita baru sampai di kampus dan ini hari pertama kita kuliah, bukankah harusnya kita mencari kelas kita terlebih dulu?’’ Protes Sasa dan berbalik menarik tangan Jenie untuk mencari kelas, Sasa tak ingin mereka terlambat pada mata kuliah pertama hanya karena kesibukan Jenie mencari pria yang dicintainya dalam diam itu.
Siang harinya di kantin kampus
‘’Oh ya Tuhan itu bukannya kak Kevin.’’ Teriak beberapa mahasiswi menyambut kedatangan Kevin di kantin, tak terkecuali Jenie, wanita itu sangat bersemangat melihat wajah Kevin yang menurutnya sangat tampan bahkan merupakan pria tertampan di muka bumi ini.
Walau senang Jenie tetap saja memperlihatkan ekspresi wajah yang biasa saja, ia tak ingin berteriak seperti wanita lain dan tentu saja wanita itu belum siap jika Kevin mengetahui perasaannya yang sesungguhnya apalagi dia sangat tahu kalau Kevin memiliki seseorang yang disukainya, walau dia tak tau seseorang itu siapa.
‘’Kok nggak bilang aku kalau kamu bakalan kuliah disini?’’ Tanya Kevin yang kini sudah duduk manis di samping Jenie dengan memperlihatkan senyum manisnya yang tentu saja menghebohkan seantero penjuru kampus, banyak yang bertanya-tanya tentang hubungan yang terjalin diantara keduanya melihat sikap Kevin yang begitu perhatian pada Jenie.
Sementara di sudut kampus, pria yang tak kalah tampannya sedang menikmati makanannya tanpa terganggu sama sekali dengan teriak-teriakan wanita yang terus dan terus saja memanggil namanya, bahkan ada beberapa wanita yang menawarkan makanan dan minuman padanya.
Pria itu melihat sejenak pada Kevin tapi sama sekali tak memperhatikan Jenie lalu kembali meneruskan makanannya.
‘’Oh ya Tuhan kak Kevin sangat tampan tapi tetap lebih tampan yang itu tuh.’’ tunjuk satu mahasiswi pada pria yang sedang asyik melahap makanannya itu.
‘’Iya sih aku sependapat denganmu, kak Kevin memang tampan tapi tetap saja dia tak bisa menandingi ketampanan pria paling populer di kampus kita ini.’’ sambung mahasiswi lain dengan mata berbinar.
‘’Kalau aku sih lebih suka kak Kevin soalnya lebih rama.’’ Celetuk mahasiswi lain lagi.
‘’Makan Jen, ngapain diam saja.’’ Ucap Sasa melihat Jenie sama sekali belum menyentuh makanannya.
‘’Iy... Iya Sa, kamu galak banget sih.’’ jawab Jenie dan langsung memasukan sesendok penuh makanan kedalam mulutnya yang tentu saja membuat Kevin tertawa kecil karena melihat tingkah lucu dan imut Jenie sedang Sasa hanya melirik Kevin sekilas, berbeda dengan Kevin yang beberapa kali melirik Sasa dengan senyum penuh arti.
‘’Sa, aku ke toilet bentar ya.’’ Ucap Jenie dan dengan cepat berjalan setengah berlari menuju toilet.
Sepeninggalan Jenie, Kevin berdiri dari duduknya, ingin berpindah posisi tapi Sasa melarangnya.
‘’Jangan genit gitu deh, aku nggak suka.’’ Protes Sasa
‘’Iya...iya deh aku minta maaf, tapi kamu kan tau aku melakukannya atas perintahmu juga.’’
Sasa tak menjawab lagi, wanita itu masih menggerutu kesal.
‘’Sa aku pengen nih, toilet yuk.’’ Ajak Kevin
‘’Kamu gila ya, kita lagi di kampus dan apa kamu lupa tadi Jenie juga sedang ke toilet, kau mau dia tau tentang kita?’’ Ucap Sasa dengan nada kesalnya.
Kevin dan Sasa pertama kali bertemu hampir 1 setengah tahun lalu, Jenie yang memperkenalkan keduanya, karena Sasa yang selalu ingin bertemu dengan pria yang selalu diceritakannya, saat itu Kevin langsung menyukai Sasa bahkan saat pertama kali melihatnya, dan tepat di hari itupun keduanya memutuskan untuk berkencan diam-diam tanpa sepengetahuan Jenie.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Senytri Alfahri
pasti sakit banget rasany di tikung sahabat sendiri semngat jeni dapat babang populer kok nanti😍
2024-05-11
0
kia
definisi sakit tak berdarah,,ditikung sama teman sendiri
2023-01-17
0
Laura Natasha
aku kaya singa deh
2022-12-04
0