‘’Jen nanti malam ada rencana nggak?’’
Jenie mengangguk. ‘’malam ini aku ada janji makan malam sama papa mama, memangnya ada apa kak?’’
‘’Tadinya aku mau ngajak jalan kamu tapi mungkin lain kali aja.’’
Jenie hanya mengangguk kecil dan kembali meneruskan makannya, rencana pernikahannya dan Exel sangat menguras pikirannya hingga wanita itu sama sekali tidak menghiraukan keberadaan Kevin.
Sementara dari sudut kantin Exel terus memperhatikan interaksi Jenie dan Kevin sambil tersenyum sinis.
‘’Calon istri seperti apa dia, sudah tau mau menikah masih saja dekat-dekat dengan pria lain.’’ Kesalnya, melihat tidak suka pada Jenie.
Cekrek cekrek cekrek
Beberapa orang mengambil foto Exel saat pria itu sedang makan, untuk sekedar dijadikan koleksi.
Para wanita di kampus itu hampir tidak memiliki idola lain selain Exel, galeri ponsel mereka hampir semua diisi oleh foto Exel dalam berbagai macam pose. Bahkan aktor tampan tanah air saja menurut mereka tidak ada yang bisa menandingi ketampanan seorang Exel Richard.
‘’Hai Xel bisa duduk sini nggak?’’ tanya Mona tanpa mempedulikan Andre yang juga sedang duduk bersama pria itu.
‘’Apaan sih, Mona selalu saja mengambil kesempatan.’’ Ucap salah satu penggemar Exel yang hanya menyukai Exel sebagai idolanya.
‘’Mau taruhan nggak?’’
‘’Taruhan apa?’’
‘’Menurutmu, kira-kira Mona bisa nggak jadian sama kak Exel?’’
‘’Aku sih nggak, aku lebih suka kak Exel sama Jenie, sama-sama cakep soalnya.’’
‘’Aku juga mikirnya gitu tapi coba kamu lihat sepertinya Jenie bakalan sama kak Kevin deh.’’ Ucap seseorang dengan menunjuk Jenie dan Kevin yang tengah menikmati makan siang mereka.
[Aku tunggu di persimpangan jalan jam 4]~Pithecan
[Nggak usah kamu duluan aja biar aku naik taxi]~Calon istri
[Kita harus pergi bareng, nanti apa kata orang tuaku]~Pithecan
[baiklah, jangan jam 4 tapi jam 4.20 oke?]~Calon istri
Exel tidak membalas dan hanya membaca chat terakhir dari Jenie, menyudahi makannya dan mengajak Andre bersamanya tanpa memperdulikan Mona sama sekali.
Tidak langsung keluar, Exel menghampiri Jenie terlebih dulu.
‘’sampai jumpa nanti calon istriku.’’ bisiknya dengan memperlihatkan wajah tengilnya sedang jenie menggeram kesal karena perbuatan Exel itu, bagaimana tidak sekarang banyak pasang mata yang sedang melihatnya sedang Exel, pria itu dengan santainya pergi begitu saja setelah menyebabkan kekacauan.
‘’Apa yang diucapkan Exel padamu?’’ taya Sasa dengan nada tidak sukanya, begitupun dengan beberapa wanita yang sudah melihat Jenie dengan tatapan tidak suka termasuk Mona.
‘’Apalagi kalau bukan mengancamku, kau tau sendiri dia selalu mencari masalah denganku.’’ jawab Jenie dengan nada kesalnya.
Saking kesalnya ia sampai tidak berselerah lagi melanjutkan makan siangnya dan memilih keluar dari kantin, sedikit jauh dari kantin, Jenie melihat kanan dan kiri, memastikan tidak banyak orang disekelilingnya setelahnya ia menelpon Exel.
‘’Apa yang kau lakukan tadi?’’ geramnya pada detik pertama setelah Exel mengangkat panggilan teleponnya.
‘’Apalagi, aku hanya mengucapkan sampai bertemu lagi untuk calon istriku.’’ jawabnya dengan santai membuat Jenie semakin geram.
‘’Awas saja kau, aku pasti akan membalasmu.’’ mematikan panggilan teleponnya, mengepalkan kedua tangannya dan beberapa kali meninju udara.
ingin sekali Jenie memaki dan memukul Exel sekarang juga saking kesalnya pada pria itu, sedang dari jarak tak jauh Exel tersenyum sambil menggeleng melihat tingkah Jenie yang menurutnya terlihat sangat menggemaskan.
*****
‘’Kenapa kau berlagak seperti pencuri sih?’’ Tanya Exel pada Jenie ketika wanita itu memasuki mobilnya.
‘’Aku tidak ingin ada yang melihatku masuk ke mobilmu.’’ jawabnya dan....
‘’Aakkhh.’’ Exel berteriak kesakitan karena Jenie menarik rambutnya dengan sedikit keras.
‘’Apa yang kau lakukan?’’
‘’Hukuman untukmu karena sudah membuatku kesal tadi.’’ menjawab santai, membenarkan penampilannya, posisi duduknya, melihat kedepan dengan kedua tangannya yang disilangkan di depan dada.
‘’Kenapa harus menarik rambutku, itu sangat menyakitkan, apa kau tidak bisa menghukumku dengan cara lain?’’
‘’Jenie memutar wajahnya disaat Exel ingin mencium pipinya dan jadilah Exel malah mencium bibir Jenie dan bukan pipinya.
‘’Hukuman yang menyenangkan bukan?’’ ucap Exel dengan santainya.
‘’Eits, mau apa kau?’’ Exel menahan tangan Jenie saat wanita itu ingin menjambak rambutnya lagi.
‘’Salahmu sendiri, kenapa tiba-tiba memutar kepalamu, padahal tadinya aku hanya ingin mencium pipimu.’’
‘’Kau menyalahkanku, jelas-jelas itu karena ulahmu sendiri, kalau kau tidak memiliki pemikiran untuk mencium pipiku hal itu tidak mungkin terjadi.’’ Geram Jenie.
‘’Baiklah jika kau keberatan maka aku akan memberikannya kembali padamu.’’ Exel mendekatkan kepalanya, ingin mencium Jenie kembali, tapi dengan cepat wanita itu menutup mulut Exel dengan telapak tangannya dan mendorong kepala Exel dengan kasar.
‘’Apa yang kau lakukan?’’
‘’Apa lagi, aku hanya ingin mengembalikan ciuman yang tadi tidak sengaja ku ambil.’’
‘’Kau .’’ Jenie kembali ingin menjambak rambut Exel.
‘’Jambak lagi jika kau ingin aku menciummu lagi.’’ ucap Exel yang membuat tangan Jenie yang sudah hampir menyentuh rambut Exel kembali ditariknya, sedikit takut dengan ucapan Exel karena yakin pria itu pasti akan melakukannya.
‘’Jalan sekarang, kenapa diam saja.’’ bentak Jenie saat melihat Exel hanya diam sambil menatapnya.
‘’Apa kau yakin?’’ tanya Exel.
‘’Yakin apa?’’ tanya Jenie tidak mengerti dengan pertanyaan Exel.
‘’Apa kau benar-benar tidak ingin menjambak rambutku, padahal aku ingin sekali menciummu.’’ ucapnya ingin mengerjai Jenie.
‘’Exel.’’ Geram Jenie. ‘’jalan sekarang atau aku akan turun.’’ ucapnya dengan tangan yang sudah bersiap membuka pintu mobil.
‘’Baik aku tidak akan mengganggumu lagi, tapi.’’
‘’apa lagai Xel? Tanya Jenie dengan nada malasnya.
‘’Aku ingin melihatmu tersenyum setelah itu kita akan pergi dari sini.’’
Tidak mengatakan apa-apa, Jenie membuka pintu mobil, bersiap keluar tapi dengan cepat Exel mencegahnya, sedikit menarik tubuh Jenie dan kembali menutup pintu mobil.
Tidak mengatakan apa-apa lagi, Exel menghidupkan mobilnya, membelah padatnya jalan yang terlihat ramai dipenuhi banyak mobil, mungkin efek berkendara di jam pulang kantor hingga lalu lintas lebih padat dari biasanya, mereka juga sampai sedikit lambat dari biasanya, perjalanan yang seharusnya hanya memakan waktu 40 menit menjadi hampir 2 jam.
‘’Kalian sudah datang?’’ tanya mama Sista pada keduanya ketika mereka memasuki rumah.
‘’Jadi apa yang mau dibicarakan?’’ Tanya Exel
‘’Sabar dong kalian kan baru sampe, napasnya aja belum teratur.’’ sambung papa Robert.
‘’Memangnya tadi aku sama Exel lari-larian apa sampai harus mengatur nafas segala.’’ Timpal Jenie dengan nada sewotnya.
‘’Kau itu selalu saja.’’ Ucap papa Robert terputus karena mama Catrine sudah melotot padanya.
‘’Begini Jen, Xel, kami memutuskan pernikahan kalian akan diadakan seminggu lagi.’’
‘’What!’’ teriak Jenie dan Exel dengan kompak karena kaget akan apa yang baru saja disampaikan oleh papa Bowo.
‘’Seperti permintaan kamu semalam Jen, kami juga sudah sepakat hanya akan mengundang kerabat dekat saja dan untuk resepsinya kalian bisa melakukan kapanpun kalian mau.’’
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments