‘’Wanita ini.’’ Exel menggeleng kepalanya menghampiri Jenie yang tertidur pulas di depan Tv, mengangkatnya dan memindahkannya ke kamar.
‘’Kalau lagi tidur gini gemesin banget kalau lagi bangun, ampun deh.’’ Ucapnya yang kini sudah berhasil membaringkan Jenie di ranjang, setelahnya ia keluar.
*****
‘’Jen setelah kita pisah kamu pernah nggak sih punya keinginan mencari dan kembali padaku waktu itu?’’ Kini keduanya sedang menikmati morning coffee karena hari ini jadwal kuliah mereka sedikit lebih siang.
‘’Kenapa bertanya?’’
‘’Penasaran saja, waktu itu aku beberapa kali ingin menemuimu tapi kau sama sekali tidak mau bertemu denganku.’’
‘’Menemuiku? Kapan?’’ Tanya Jenie penasaran, waktu itu jujur saja hampir setiap hari Jenie selalu menunggu Exel datang menemuinya setidaknya untuk memberinya sedikit penjelasan tentang apa yang dilakukan pria itu padanya.
Berhari-hari Jenie menunggu tapi Exel tidk pernah datang juga hingga akhirnya Jenie memutuskan untuk belajar menerima kenyataan dan perlahan belajar melupakan Exel.
‘’Aku menemuimu saat kau pindah keluar kota, beberapa kali aku menemuimu tapi kau selalu menyampaikan pada satpam apartemen mu untuk mengusirku.’’
‘’Aku? Mengusirmu? Satpam?’’ Tanyanya menjadi lebih bingung, apa Exel sedang mengarang cerita?
‘’Kau ini lupa apa pura-pura lupa sih? Lagian waktu itu kenapa kau tiba-tiba meninggalkanku bahkan tanpa mengatakan apapun?’’
‘’Aku yang pura-pura lupa atau kau yang sedang mengarang cerita? Dan apa tadi tiba-tiba meninggalkan? Ingin ku cakar wajahmu itu, kau tau mengingat hal itu lagi benar-benar membuatku ingin membunuhmu.’’ Jenie berucap dengan nada marahnya, kedua matanya melotot sempurna seakan benar-benar akan membunuh Exel saat itu juga.
‘’Kau ini sedang membicarakan apa sih?’’
‘’Tauah pikir saja sendiri.’’ berdiri dan meninggalkan Exel
‘’Kok jadi kamu yang marah sih, harusnya aku yang marah karena kamu sudah meninggalkanku begitu saja.’’ Teriak Exel lalu tertawa kecil. ‘’dan sekarang kau bahkan sudah menyukai pria lain.’’ Sambungnya lagi.
*****
‘’Woy.’’ Andre mengagetkan Exel yang dari tadi diam bergulat dengan pikirannya sendiri.
‘’Pusing mikirin rumah tangga.’’
‘’Belagu banget sih, kayak udah punya istri saja.’’ Andre mendorong kecil kening Exel.
‘’Dari pada mikirin yang nggak jelas lebih baik ikut aku tanding basket, kita ke kampus sebelah sekalian nyari yang bening-bening.’’
‘’Pantas saja nggak pinter-pintar orang otakmu isinya cewek.’’
‘’Ya nggak pa-pa dong, itu caraku untuk menikmati hidup, yaudah ayo.’’ menarik tangan Exel, Andre dan Exel sesekali memang sering ikut pertandingan basket.
Berbeda niat kalau Exel melakukannya karena ingin sedang Andre melakukannya untuk menarik perhatian wanita-wanita bening yang menjadi incarannya.
Andre juga tergolong pria tampan hanya saja pria itu terkenal dengan gelar playboynya berbeda dengan Exel yang sama sekali tidak pernah terlihat dekat dengan seorang wanita.
‘’Mau kemana tuh orang?’’ Guman Jenie melihat Exel yang ditarik Andre keluar dari kawasan kampus mereka, niat ingin mengukiti Exel batal karena Kevin yang datang menghampirinya.
‘’Jen ada yang mau aku sampaikan.’’
Jenie mengangguk
‘’Tapi nggak disini, ayo ikut aku.’’ Kevin menarik tangan Jenie, membawanya ke taman yang sudah dikelilingi oleh lumayan banyak orang.
Kevin terus menarik tangan Jenie, membawanya masuk melewati beberapa orang yang menghalangi jalan mereka
Perasaan Jenie menjadi sedikit gelisah saat melihat banyaknya kelopak bunga yang berserakan, apa ini, Kevin akan menembaknya, tapi kenapa sekarang, saat dia sudah memiliki seorang suami?
Perasaannya semakin tidak karuan saat Kevin berlutut, menggenggam satu tangannya dan mengeluarkan satu kotak berukuran sedang yang berisi kalung dengan permata berwarna biru.
‘’Berdiri kak.’’ Bisiknya tapi sama sekali tidak dihiraukan Kevin.
‘’Jen hari ini aku mau jujur sama kamu, sebenarnya selama ini aku sudah sangat menyukaimu, aku selalu menyukaimu dari pertama kita bertemu hanya saja baru kali ini aku memiliki keberanian untuk mengungkapkannya, Jen kamu mau nggak jadi pacarku?’’
‘’Trima trima trima trima.’’ Terdengar sorak sorakan dari setiap orang yang berada di tempat itu.
Jenie tidak tau harus melakukan apa, wanita itu mengangguk dan mengambil kalung pemberian Kevin, Kevin pun bangun dan memeluk Jenie, mengecup singkat kening Jenie.
sedang Jenie membeku di tempatnya, matanya fokus melihat seseorang yang sedang menatap tajam padanya, entah sejak kapan Exel ternyata juga berada diantara kerumunan, pria itu melihat dengan jelas saat Jenie mengambil kalung pemberian Kevin dan saat Kevin mengecup kening Jenie.
*****
‘’Kak Kevin ini aku kembalikan kalungnya.’’ sekarang keduanya sedang berada di mobil Kevin, niatnya Kevin akan mengantar Jenie pulang kerumahnya.
‘’Loh kenapa dikembalikan?’’
‘’Maaf kak aku nggak bisa jadi pacar kakak.’’
‘’Loh kok gitu, tadi kan kamu sudah setuju untuk menjadi pacarku.’’
‘’Seandainya kau mengatakannya sebelum aku menikah.’’ Gumannya
‘’Maaf kak, aku tidak bermaksud begitu, tadi aku melakukannya karena tidak ingin membuat kak Kevin malu di depan umum, sekali lagi aku minta maaf tapi aku benar-benar nggak bisa menerima perasaan kak Kevin.’’
‘’’Kenapa, bukannya selama ini kamu juga menyukaiku?’’
‘’Iya tapi aku nggak bisa jadi pacar kakak.’’ keluar dari mobil Kevin tanpa sepengetahuan mereka, 3 orang dari mobil berbeda sedang memandang kejadian itu dengan rasa tidak suka.
‘’Tidak cukupkah kau menyakitiku dengan memiliki seorang suami, dan sekarang kau bahkan memiliki seorang kekasih juga?’’
‘’Berani sekali kau mencium kening wanita murahan itu di depanku?’’
Sedang seorangnya lagi tidak mengatakan apa-apa, menghidupkan mobilnya dan meninggalkan tempat itu.
*****
‘’Kak Andre Exel mana?’’ Tanya Jenie yang tiba-tiba menghampiri Andre dan tentu saja pertanyaannya itu membuat Andre bingung, sejak kapan Jenie dan Exel saling kenal, kenapa Exel tidak menceritakannya.
‘’Bukankah kau sudah memiliki pacar, jangan keganjenan deh.’’ Ucap Mona dengan nada sinisnya, tidak suka jika Jenie masih mendekati Exel.
‘’Exel nya dimana kak?’’ Tanya Jenie lagi tanpa mempedulikan Mona.
‘’Nggak tau pulang kali.’’
‘’Pulang, memangnya kalian nggak ada mata kuliah lagi?’’
‘’Ada tapi sekali-kali bolos kan nggak pa-pa.’’
‘’Oh gitu, yaudah makasih ya kak.’’ keluar dari ruang kelas, berniat pulang ke apartemennya berharap bisa menemukan Exel dan menjelaskan apa yang terjadi.
*****
‘’Kamu udah pulang?’’ Tanya Exel menyambut kepulangan Jenie.
Jenie berjalan mendekat ingin menjelaskan apa yang terjadi tapi sepertinya Exel tidak ingin mendengarnya.
‘’Xel aku ingin menjelaskan yang tadi?’’
‘’Menjelaskan apa? Itu hakmu dan akan tidak akan mencampurinya.’’
‘’Kau benar-benar tidak keberatan kalau aku bersama kak Kevin?’’
Exel mengangguk. ‘’Untuk apa keberatan, bukankah kau sangat mencintai pria itu, kau bahkan sampai melupakanku karena kehadiran pria itu.’’
‘’Iya aku sangat mencintainya, puas?’’ Jenie berjalan masuk ke kamarnya dan membanting keras pintu kamarnya.
entah apa yang dirasakannya tapi ia sangat tidak suka dengan sikap Exel yang sepertinya tidak peduli tentang ia yang dekat dengan pria lain, tapi yasudahlah bukankah itu bagus untuknya, memang seharusnya seperti ini kan, pernikahan mereka bukan pernikahan karena cinta jadi untuk apa ia berharap banyak pada pernikahan ini yang mungkin tidak akan bertahan lama.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
kia
ya gitu kepala batu ketemu kepala batu ya sama 2 keras ,,jdnya slh paham terus
2023-01-17
0
kayana ayla
siapa sie tu orang....pnasaran dech!!!!
2022-05-06
1