‘’Semangat ya kak.’’ Jenie mengangkat dua tangannya yang terkepal sebagai tanda memberikan semangat, Kevin mengangguk tersenyum, meletakan tangan kanannya di kepala Jenie untuk sedikit memanasi Sasa yang dari tadi seakan tak peduli padanya.
Brak
Bola basket terpental dan hampir saja mengenai Jenie.
‘’Sorry aku nggak sengaja.’’ Exel memungut bola itu, tersenyum sinis pada Jenie yang dibalas tatapan seram oleh Jenie.
Jenie mengepalkan kedua tangannya, ingin sekali ia menendang Exel karena yakin tadi pria itu sengaja melemparkan bola basket kearahnya, beberapa kali ia memaki Exel dalam hatinya dengan berbagai sumpah serapahnya, kalau tau Exel akan bermain di pertandingan ini tadi ia tak akan mengiyakan ajakan Kevin.
Pertandingan dimulai, banyak sekali wanita yang meneriaki nama Exel, bahkan Jenie yang beberapa kali meneriakan nama Kevin sama sekali tak terdengar oleh orang lain, jangankan orang lain dirinya sendiri saja tak bisa mendengar apa yang diteriakan nya.
Memang akan seperti ini keadaannya, jika tak ada Exel maka para wanita akan histeris memanggil nama Kevin tapi setelah kehadiran Exel nama pria itu akan tenggelam dengan sendirinya karena semua fokus akan teralihkan pada Exel.
Pertandingan di lapangan begitu sengit, Exel terus menyerang tim lawan, pria itu mengeluarkan semua kemampuannya.
Skor tim Kevin pun tertinggal jauh dan kemungkinan besar tim mereka akan kalah. Exel tak memberi kelonggaran sedikitpun, ingin memperlihatkan pada Jenie kalau pria yang disukainya tak ada apa-apanya jika dibanding dirinya.
Waktu berakhir, tim Exel memenangkan pertandingan itu, Exel melihat Jenie dengan tatapan sombongnya dengan wajahnya yang seperti meledek Jenie, membuat wanita itu geram dan berjalan terburu-buru, menginjak keras kaki Exel hingga pria itu berteriak kesakitan yang tentu membuat semua orang di tempat itu melihat ke arah Exel dan Jenie.
‘’Kamu sengaja ya?’’ Bentak Exel
‘’Sorry sorry aku nggak sengaja.’’ ucap Jenie dengan nada pura-pura menyesal.
‘’Nggak usah bohong deh, kamu sengaja kan karena nggak terima kalau kekasihmu itu kalah dariku?’’
‘’Belagu banget, baru juga menang main basket sombongnya nggak ketulungan.’’
‘’Terserah aku dong, mau sombong atau nggak itu hakku bukan urusanmu.’’
‘’Xel sudah dong.’’ Andre menenangkan, menarik Exel untuk menjauh dari Jenie, keduanya seperti akan saling membunuh kalau tidak segera dipisahkan.
‘’Awas kau, aku pasti akan membalas semua ini.’’ Tunjuk Exel dengan nada marahnya, sebenarnya pria itu bukan marah karena kakinya yang diinjak Jenie hanya saja ia sedang meluapkan kekesalan karena tak suka dengan kedekatan Jenie dan Kevin.
‘’Siapa takut.’’ balas Jenie, menjulurkan lidahnya dengan kedua tanganya melambai di samping kiri dan kanan kepalanya.
‘’Kau.’’ Geram Exel yang ingin kembali menghampiri Jenie tapi ditahan Andre.
‘’Kau lihat, Exel sama sekali tak menyukai wanita itu, ia malah terlihat sangat membencinya.’’ Ucap Mona tersenyum senang melihat perdebatan antara Exel dan Jenie begitupun dengan Sasa dan satu pria yang terus diam-diam mengikuti Jenie.
*****
Byur
Jenie menatap marah pada wanita yang sudah berani menyiramnya dengan air, apalagi saat melihat tugasnya yang ikut basah karena terkena siraman air itu.
‘’Apa yang kau lakukan?’’
‘’Apa lagi, aku sedang memberimu pelajaran, jangan songong, jangan bertingkah pada senior, kau pikir kau siapa sampai berani menginjak kaki pacarku?’’
‘’Pacar? Oh jadi kamu pacar si pria brengsek itu?’’
‘’Pria brengsek? Jaga ya mulutmu, lebih baik kau duduk diam, belajar yang rajin kalau kau ingin berkuliah dengan tenang di kampus ini, kau paham?’’
‘’Memangnya kau siapa, apa hakmu menyuruhku?’’
‘’Berani sekali kau melotot padaku?’’ Mona kesal dan menarik rambut panjang jenie membuat wanita itu meringis kesakitan.
‘’Kau, berani sekali kau menarik rambutku.’’ balas Jenie mendorong keras tubuh Mona hingga terbentur lantai.
‘’Kau pikir aku takut padamu? Memangnya kau siapa, Tuhan? Jangan belagu deh hanya karena kamu seorang senior.’’
‘’Astaga Jenie keren sekali.’’
‘’Aku padamu Jenie.’’
‘’Ya berikan dia pelajaran biar nggak sombong lagi.’’
‘’Akhirnya ada yang berani melawan Mona.’’
Ucap beberapa mahasiswa yang menyaksikan pertengkaran itu, pasalnya selama ini Mona selalu saja bertindak seenaknya, dan sama sekali tak ada yang berani melawannya, mereka hanya akan mengeluarkan kata kasar, memaki, menjelekan Mona saat wanita itu tak berada didepan mereka, jadi mereka cukup senang ada yang mewakili kekesalan mereka.
‘’Awas saja kupastikan kau tak akan tenang selama kuliah di kampus ini.’’ Ancam Mona dan pergi meninggalkan Jenie.
‘’Harusnya kau diam saja, kalau dia berbuat nekat padamu bagaimana?’’ bisik Sasa dengan nada pura-pura khawatirnya sedang Jenie hanya tersenyum santai, terpaksa ia harus kembali membuat tugas mata kuliahnya dari awal.
*****
‘’Dia lagi, kenapa dimana-mana ada dia sih?’’ kesal Jenie melihat Exel tepat saat ia akan masuk ke perpustakaan.
Apesnya Jenie tak bisa melihat tempat duduk kosong kecuali yang berada tepat di samping tempat Exel duduk, membuang nafas kasar, mau tak mau berjalan mendekat dan duduk di samping Exel
Exel sama sekali tak peduli, pria itu fokus pada apa yang dikerjakannya, Jenie pun begitu, sejak duduk tak pernah sekalipun ia melirik pada Exel dan hanya fokus mengerjakan tugas kuliahnya.
‘’Udah akur aja kalian.’’ Andre melihat keduanya yang sama sekali tak dipedulikan oleh keduanya.
‘’Pergilah dan jangan menggangguku.’’ Ucap Exel tanpa melihat Andre.
‘’Baiklah aku tak akan mengganggu kalian, Xel kunci mobil mu mana?’’
‘’Memangnya mobilmu kenapa?’’
‘’Bengkel.’’
Tak bertanya lagi, Exel mengeluarkan kunci mobilnya dan memberikannya pada Andre sedang pria itu langsung keluar tapi sebelumnya menggoda keduanya terlebih dulu.
‘’Jangan sering bertengkar atau kalian akan saling mencintai.’’ Bisiknya sambil mengedipkan satu matanya pada keduanya
Walau tak melihat Andre, jenie dan Exel mendengar dengan jelas apa yang disampaikan pria itu.
‘’Kau mendengarnya kan, kau akan jatuh cinta padaku jika terus mencari masalah denganku, atau.’’ Exel menggantung kalimatnya. ‘’Atau jangan-jangan kau masih sangat mencintaiku?’’ sambungnya dengan senyum mengejek.
‘’Gila saja, aku sama sekali sudah melupakanmu lagian untuk apa juga aku mengingat pria sepertimu saat aku sudah memiliki pria sempurna seperti kak Kevin disampingku.’’
‘’Jadi dia benar-benar pacarmu?’’
‘’Bukan urusanmu, lebih baik kau diam dan jangan menggangguku.’’ Jenie kembali memfokuskan dirinya pada buku yang sedari tadi dibacanya.
sedang exel belum mengalihkan pandangannya, masih fokus melihat Jenie, terus melihat Jenie bahkan sampai Jenie selesai dengan buku yang dibacanya.
‘’Kenapa kau melihatku terus? Sepertinya kau yang belum melupakanku?’’ Ucap Jenie dengan nada mengejek yang disertai dengan tatapan meremehkan setelahnya ia berdiri, meletakan kembali buku yang tadi dibaca ketempat semula, melirik Exel lagi sebelum benar-benar keluar dari perpustakaan.
Tepat keluar dari perpustakaan, Jenie melihat Sasa sedang bersama beberapa teman sekelas mereka, Jenie menghampiri, niatnya ingin ikut mengobrol bersama, belum sampai, langkahnya terhenti, mendengar dengan baik apa yang diucapkan Sasa.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Linda Z
Hmmm.... bagus Jenny, yg berani nyenggol bacok aja ⚔
2022-07-03
1
LisSari 🐬
next
2022-05-21
0
Yen Lamour
Yg jepanasan malah exel 😂
2022-04-26
0