Jam makan siang, Jenie dan Sasa berjalan sedikit cepat menuju kantin, keduanya merasa sangat lapar, melihat sekeliling, tak ada satupun meja atau kursi kosong di kantin itu, lalu bagaimana mereka akan makan?
‘’Sa tempat duduknya penuh.’’ Ucap Jenie dengan mata yang terus mencari tempat duduk kosong.
Tidak menjawab dengan cepat Sasa berjalan menghampiri seseorang yang sepertinya sudah selesai dengan makan siangnya, dengan cepat, tanpa mempedulikan Jenie, Sasa langsung duduk saat orang tadi baru saja berdiri, ia makan dengan santai bahkan sama sekali tak melirik pada Jenie.
Sedang Jenie, wanita itu hanya membuang nafas berat, tak mungkin juga protes dengan sikap Sasa apalagi sahabatnya itu terlihat sangat kelaparan.
*****
‘’Sedang apa kau disini?’’ Tanya Exel menghampiri Jenie yang duduk sendirian di bangku taman dengan menikmati makan siangnya.
Jenie tak menjawab, fokus pada makanannya karena memang sudah sangat kelaparan.
beberapa orang yang ada di tempat itu terus melihat keduanya, berpikir keduanya akan kembali bertengkar tapi ternyata tidak, Exel hanya duduk diam di samping jenie, pria itu bahkan membawakan minum untuk Jenie.
‘’Nih.’’ Exel memberikan satu botol air mineral pada Jenie, tak menolaknya, Jenie mengambil dan meminumnya.
‘’Terima kasih nya mana?’’ tanya Exel, bukannya berterimakasih Jenie malah mengembalikan botol air mineral itu pada Exel, tentu saja setelah ia puas meminumnya.
‘’Aku akan menggantinya dengan yang baru.’’ Jenie berdiri dan pergi, Exel hanya tersenyum sambil menggeleng kecil kepalanya, ada-ada saja wanita itu, tapi hal seperti inilah yang membuatnya lebih tertarik pada Jenie, setiap tingkah menyebalkan Jenie bisa di tolerirnya bahkan terlihat begitu menggemaskan dimatanya walau terkadang membuatnya kesal juga.
‘’Jen.’’ Kevin menghampiri, tadi tak sengaja melewati taman dan melihat Jenie sedang bersama Exel, ia merasa sedikit tak suka melihatnya.
‘’Kenapa kau bisa bersama Exel?’’ tanyanya.
Tak langsung menjawab, Jenie memutar kepala, melihat kebelakang, pada Exel yang sedang duduk santai di bangku tadi sedang Exel yang melihat Jenie sedang melihatnya, mengangkat satu tangannya, sengaja ingin memanasi Kevin.
‘’Jen.’’ Tahan Kevin saat Jenie melangkah pergi tanpa menjawab pertanyaannya.
‘’Hhmm, kenapa kak?’’
‘’Kenapa bisa makan di bangku taman?’’ Kevin mengubah pertanyaan.
‘’Tadi semua tempat duduk penuh dan aku sudah sangat kelaparan, tidak bisa menunggu lagi makanya memutuskan untuk makan di taman saja.’’ Keduanya terus mengobrol sambil berjalan, dengan Kevin yang kini membawa piring bekas makan Jenie.
‘’Temani aku makan dulu ya.’’ Pinta Kevin, Jenie menggeleng. ‘’maaf kak tapi sebentar lagi mata kuliah kedua Jenie akan segera dimulai.’’
‘’Kalian sedang apa?’’ Sasa menghampiri, wanita itu bahkan tidak merasa bersalah atas kejadian tadi, Jenie pun tak ingin mempermasalahkannya, walau sedikit kecewa tapi menurutnya itu bukan hal besar untuk membuatnya marah pada sang sahabat.
‘’Yaudah kak kami pamit dulu ya.’’ Jenie menarik tangan Sasa tanpa menjawab pertanyaan Sasa.
‘’Kalian ketemu dimana, kenapa kau bisa bersama kak Kevin?’’
‘’Taman belakang.’’ jawab Jenie singkat, setelahnya tak ada perbincangan lagi di antara keduanya karena dosen yang sudah datang dan langsung memberi tugas.
[Sa sore pulang bareng aku ya]~Kevin
[Kita langsung ketemu ditempat biasa saja]~Love
Kevin berdecak kesal, sebenarnya ia tidak ingin hubungannya dan Sasa terus disembunyikan seperti ini, lagian kenapa juga Jenie harus menyukainya, kalau saja wanita itu tak menyukainya mungkin ia bisa bersama Sasa dengan bebas, walau tau Sasa tidak terlalu serius dengan hubungan itu tapi Kevin sama sekali tak peduli.
*****
‘’Kenapa kau lagi?’’ Protes Jenie melihat Exel di parkiran
‘’Memangnya kenapa, salah sendiri kau memarkir mobilmu disini.’’
‘’Lalu kalau bukan disini aku harus memarkir mobilku dimana?’’
‘’Terserah kau, mungkin diluar kampus bisa.’’
‘’Kenapa bukan kau saja lagian kau kan pria jadi harusnya kau mengalah padaku.’’
‘’Peraturan dari mana itu? Kau harus menjadi kekasih atau istriku jika ingin aku mengalah padamu.’’ mengangkat kedua alisnya, kembali ingin menggoda Jenie.
Tidak ingin berdebat lagi, dengan cepat Jenie masuk ke mobilnya dengan membanting pintu mobil.
Exel tertawa kecil melihat mobil Jenie yang perlahan mulai menjauh, setelahnya ia juga ikut menghidupkan mobil dan meninggalkan area kampus.
malam ini ia memiliki janji dengan Andre, katanya pria itu ingin memperkenalkan pacarnya, awalnya Exel tak mau tapi Andre memaksanya dan akhirnya walau keberatan ia tetap bersedia datang.
Di perjalanan pulang tak sengaja Jenie melihat Sasa yang sedang berjalan bergandengan dengan seorang pria, keduanya terlihat ingin memasuki cafe.
Tidak ingin kepo, Jenie yakin Sasa pasti akan menceritakan tentang pacarnya itu saat ia siap, jadi tak ingin memaksa dan mencari tau siapa pria itu.
*****
‘’Pa kau yakin Jenie akan menyetujuinya?’’ tanya mama yang yakin Jenie pasti akan menolak rencana perjodohan yang sudah disusun oleh suaminya.
Tapi entah apa yang dipikirkan suaminya, ia bahkan sudah merencanakan makan malam antara kedua keluarga bahkan sama sekali tak memberitahukannya dan yang lebih membuat mama khawatir adalah makan malamnya bukan besok atau lusa tapi malam ini.
Mereka bahkan belum mengatakan apa-apa pada Jenie dan sekarang langsung melakukan pertemuan keluarga? Walau keluarga mereka saling mengenal dengan baik bukanlah sebuah jaminan yang akan mensukseskan rencana ini.
‘’Kau tenang saja kalaupun dia menolaknya aku tetap akan terus mengusahakannya.’’
‘’Jangan aneh-aneh ya pa, aku tidak akan mendukungnya jika Jenie memang tidak menginginkannya.’’
Papa tidak menjawab, pria paruh baya itu berpikir sambil melangkahkan kakinya menuju ruang kerjanya sedang mama hanya menggeleng, semoga saja Jenie tidak memberontak karena tidak terima dengan rencana ini.
*****
‘’Jen siap-siap ya malam nanti kita akan makan malam di rumah pak Bowo, kita sudah lama kan nggak kesana.’’ Papa memberitahu begitu jenie sampai di rumah.
‘’Mama sama papa aja ya, Jenie nggak ikut, capek soalnya.’’
‘’Nggak ada alasan, sejam lagi papa dan mama tunggu kalau nggak ada juga papa benar-benar akan menyeretmu.’’ Sambung papa yang membuat Jenie mencibik kesal.
‘’Memangnya aku gukguk apa pake diseret-seret segala.’’ Protesnya mulai menaiki anak tangga satu persatu.
*****
‘’Hai Rob, Cat.’’ Pak Bowo menyambut kedua orang tua Jenie yang juga diikuti oleh istrinya.
‘’Ini Jenie ya, cantik banget kamu, udah berapa tahun ya tante nggak ketemu kamu.’’ Ucap Sita (mama Exel) dengan mata yang memandang kagum pada kecantikan Jenie, mereka memang tidak pernah bertemu Jenie lagi karena setelah mengalami pata hati Exel menjadi sedikit pendiam dan tidak bersemangat melakukan apapun, makanya kedua orang tuanya memilih untuk menetap di Kanada selama beberapa tahun dan baru kembali ketanah air selama 2 tahun belakang ini.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
cinta salah langkah
kenapa mereka bs jd kyk kucing ma anjing ya kalo ketemu selalu bertengkar...apa jgn jgn si Sasa yg bikin mereka kyk gt ya adu domba kan ..dan Exel pernah denger omongan Sasa waktu keluar perpus waktu itu
2023-05-03
0
Linda Z
kykx yg bikin Exel dan Jenie pisah krn ulah Sasa.... di adu domba tuh.
2022-07-03
1
jojo
sukaaaa iiih cerinya keren thor
2022-05-17
0