Alea masih sibuk dengan pekerjaannya ketika Santi asisten apoteker memanggil untuk menyuruh semua karyawan berkumpul dilantai satu. Tristan juga ikut turun.
''Kenapa kita disuruh berkumpul bang?'' tanya Alea.
''Katanya Tasya akan memperkenalkan Dokter spesialis penyakit dalam yang baru mengantikan dokter Faisal. Aku dengar dia teman kuliah Tasya dulu'' jelas Tristan.
''Ooo'' jawab Alea. Mereka turun kelantai satu.
''Kamu tidak penasaran bagaimana orangnya. Kata Tasya dia sangat ganteng loh. Jangan sampai kamu jatuh cinta sama dia karna Tasya sudah lama menyukainya'' ucap Tristan lagi. Alea tidak menanggapinya. Bagi Alea tidak ada waktu untuk memikirkan masalah percintaannya. Dihatinya masih ada orang yang merupakan cinta pertamanya tapi entah dimana dia sekarang.
Semua karyawan mulai berkumpul didepan apotek. Sebuah mobil berhenti disana. Tasya yang merupakan anak bungsu bosnya keluar dari dalam mobil diikuti seorang laki-laki tampan yang membuat semua karyawan perempuan mengaguminya.
Deg, Alea tertegun ketika melihat dokter baru yang praktek diapotek tempatnya bekerja. Wajah dokter itu mengingatkan akan cinta pertamanya yang tidak ada kabar selama delapan tahun.
''Bang Hainal'' batin Alea
Rindu yang selama ini dia rasakan terobat sudah setelah melihat sang dokter.
''Selamat siang semua, hari ini saya akan memperkenalkan dokter yang mengantikan dokter Faisal sebelumnya. Dia bernama Dokter Haikal Fernanda. Dia berasal dari kota'' Tasya memperkenalkan dokter tersebut. Alea terkejut mendengar namanya.
''Kenapa namanya beda. Apa mereka bukan orang yang sama. Tapi kenapa wajahnya sangat mirip''batin Alea.
''Hallo semua, Saya akan praktek disini mulai hari senin. Semua yang ingin kalian tanyakan tentang saya dan yang saya perlukan boleh ditanyakan sama Dokter Tasya. Hanya menyangkut urusan pekerjaan saja'' ucap Haikal. Dia melihat dingin kearah semua karyawan. Ketika matanya melihat Alea yang tidak fokus mendengarkan ucapannya dia sedikit merasa marah didalam hati.
''Apa kamu ingin istirahat dulu atau pergi kerumah sakit?'' tanya Tasya.
''Aku ingin meninjau rumah sakit. Jadi hari senin aku langsung bekerja saja'' jawab Haikal tanpa ekpresi.
''Untuk sementara kamu tinggal di rumahku saja. Sampai rumah dinasmu selesai direnovasi. Papa pasti senang kalau kamu tinggal dirumah'' tawar Tasya lembut.
''Bukannya diapotek ada tempat tinggal untuk dokter. Aku tinggal disini saja. Karna masih banyak yang harus aku siapkan. Aku butuh tempat yang tenang'' Tolak Haikal. Dia memang tipe orang yang suka tinggal sendiri. Tasya menyuruh Satria dan Bima mengangkat koper dan barang bawaan Haikal ke tempat tinggal dokter yang juga berada dilantai tiga. Bersebelahan dengan tempat tinggal karyawan. Hanya saja tempat tinggal dokter lebih besar dari tempat tinggal karyawan. Dan sekarang disana juga tidak ada karyawan apotek yang tinggal. Hanya Alea yang mengunakan salah satu kamar ketika dia lembur.
Haikal dan Tasya langsung meninggalkan apotek setelah perkenalan. Haikal bahkan tidak melihat kearah Alea. Tidak ada senyuman dibibirnya ketika pergi.
Alea duduk didepan komputernya sambil termenung.
''Kenapa dia tidak mengenaliku. Apa waktu telah membuatnya melupakanku. Atau aku yang terlalu berharap. Ketika pergipun dia tidak memberiku kabar. Huft. Senyum yang kurindukan juga tidak ada'' batin Alea.
Alea larut dalam pikirannya. Dia kembali mengingat awal pertama pertemuannya dengan cinta pertamanya. Mereka bertemu setiap pergi sekolah diatas angkot. Alea yang waktu itu kelas satu SMK. Sedangkan Hainal kelas tiga SMA favorit. Sekolah mereka searah sehingga mereka sering bertemu diangkot. Karna sering bertemu Alea mulai menyukainya. Alea menyukai Hainal yang memiliki wajah tampan dan murah senyum.Dia memberanikan diri mengajak Hainal bicara. Mereka juga memulai bertemu sebagai teman diluar jam sekolah. Alea sering menemani Hainal mencari buku tentang kesehatan. Karna Hainal bercita-cita menjadi dokter. Alea tidak tahu apakah Hainal menyukainya juga atau hanya menganggapnya sekedar teman biasa. Bagi Alea tidak masalah selama dia bisa bertemu Hainal.Tapi tiba-tiba Hainal pergi tanpa memberi Alea kabar. Waktu yang singkat tidak membuat cinta Alea kepada Hainal ikut hilang. Walau sampai sekarang Alea tidak pernah lagi jatuh cinta. Tapi nama Hainal masih dihatinya.
Namun hari ini Alea merasa perasaannya selama ini hanya sia-sia. Orang yang ditunggunya tidak mengenalnya lagi. Alea memang tidak tahu dengan keluarga Hainal. Karna waktu mereka yang singkat ketika bertemu. Dia jadi ingin bercerita dengan sahabatnya Raisa. Hanya Raisa yang mengetahui tentang perasaan Alea.
''Hei, kenapa kamu melamun? apa kamu kepikiran dokter ganteng tadi? Aku sudah mengingatkanmu untuk tidak menyukainya. Karna dia incaran Tasya'' Tristan mengejutkan Alea.
''Bang Tris tidak ada kerjaan ya? kalau begitu kerjakan sendiri laporan pajak ini'' ucap Alea kesal.
''Aku sibuk'' jawab Tristan cepat pergi keruangnya.
Alea geleng kepala melihat Tristan pergi.
''Dasar, badan saja yang digemukan. Tapi otak hanya sebatas dengkul. Selain makan dan game tidak ada lagi yang dikerjakannya'' omel Alea kesal. Dia mulai membuat laporan pajak. Alea istirahat untuk makan siang dan Sholat zuhur. Setelah itu dia kembali mengerjakan laporan pajak. Jam empat sore Alea pulang kerumahnya. Dia berencana kembali ke apotik lagi untuk menyelesaikan pekerjaannya.
''Kamu baru pulang nak?'' tanya Eri yang sedang membersihkan halaman rumah mereka. Walaupun rumah mereka sederhana tapi pohon dan bunga yang terdapat didepan rumah menambah keasrian rumah membuat enak dipandang.
''Iya yah. apa Alan sudah pulang kuliah?'' tanya Alea sambil mencium punggung tangan ayahnya.
''Belum, kamu mandi sana biar segar'' ucap Eri melihat wajah lelah Alea.
''Alea duduk disini sebentar yah. Soalnya malam ini Alea lembur menyiapkan laporan pajak. Hari senin harus dilaporkan kekantor pajak'' jelas Alea duduk disamping Eri.
''Maafkan ayah sayang, Andai ayah tidak sakit. Mungkin kamu tidak harus seperti ini bekerja'' ucap Eri sedih.
''Ayah tidak perlu merasa bersalah. Alea merasa tidak keberatan bekerja seperti ini. Asal ayah tetap sehat. Selama ini ayah sudah bersusah payah membesarkan kami berdua. Ayah berperan sebagai kepala keluarga sekaligus ibu bagi kami. Sekarang sudah waktunya Alea membalas semua pengorbanan ayah. Walaupun Alea tahu semuanya tidak akan pernah terbalaskan'' jawab Alea. Dia menyandarkan kepalanya dipundak Eri.
Walau selama ini ayahnya tidak memberikan mereka hidup mewah. Tapi bagi Alea ayahnya sangat berarti. Tidak akan tergantikan oleh apapun. Dia rela mengorbankan hidupnya demi sang ayah.
''Sekarang umurmu sudah hampir dua puluh lima tahun. Kamu sudah tidak muda lagi. Sudah saatnya kamu memikirkan untuk berumah tangga. Karna kamu sibuk bekerja. Kamu sampai lupa dengan masa depanmu'' ucap Eri sedih.
''Alea rela tidak menikah. Asal Alea terus bersama ayah'' jawab Alea tersenyum.
Eri mengusap kepala putrinya. Dia sudah mandiri diusia dini. Ketika istrinya meninggal Alea yang waktu itu berusia lima tahun sudah mulai belajar mengerjakan semuanya sendiri dan membantunya mengurus rumah. Dia tidak pernah mengeluh. Dia juga menjaga adiknya dengan sabar ketika Eri pergi kerja. Bagi Eri, Alea permata terindah yang ditinggalkan istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Memyr 67
mulai menarik, seru
2022-08-30
0
Ra2Re
Masih nyimak
2022-04-24
0
Valen Angelina
kembaran mngkin
2022-04-22
1