Part#3

Alea sudah berada diapotek. Dia juga membawa baju ganti untuk bekerja besok. Karna rencananya dia akan tidur diapotek saja. Sore ini apotek ramai dengan pasien yang berobat. Terdapat lima dokter praktek bersama disana. Alea masuk keruang resep. Apoteker dan asistenya sibuk meracik obat yang diresepkan. Alea duduk sebentar disana.

''Kenapa kamu ke apotek lagi Lea?'' tanya Dewi. Dia apoteker disana. umurnya sudah tiga puluh tahun lebih.

''Huftt... Biasa kak, malam ini aku lembur mengerjakan laporan pajak pembelian obat-obatan. Terakhir dilaporkan hari senin. Tapi satupun tidak dikerjakan sama bang Tris. Padahal aku sudah menyerahkan berkasnya sebulan yang lalu'' keluh Alea.

''Dasar si Tris gak berubah-ubah juga. Mentang-mentang anak bos seenaknya saja. Kamu terlalu menurut apa kata dia. Jadi kamu susah sendiri'' jawab Dewi masih meracik obat.

''Mau gimana lagi kak. Karna dia gak menyelesaikannya pak Surya sendiri yang menyuruhku. Aku mana berani menolak apa yang disuruh bos'' ucap Alea.

''Yang sabar ya. Minta uang lembur yang lebih dari biasanya sama Tris. Biar dia tahu kalau lembur itu capek. Dia saja sekarang entah kemana. Tugasnya jaga kasir dari sore sampai malam. Tapi batang hidungnya dari tadi gak terlihat'' omel Dewi.

Alea tertawa lalu dia berkata'' mungkin sedang mengemukan badan''.

''Mau gemuk gimana lagi. Badannya sudah seperti kerbau gitu'' ejek Dewi. Mereka berdua tertawa.

''Berarti malam ini kamu tidur disini?'' tanya Dewi.

''Iya kak, karna besok aku tetap masuk''

''Yang semangat, jangan lupa minum cappucino panas biar matamu melek menatap komputer''

''Iya kak''

''Jilbab sorongmu bagus, ntar kakak beli yang seperti ini juga''

''Hehe, tapi tidak bisa kakak pakai ke apotek. Aku pakai ini karna lagi lembur aja. Soalnya pas lembur aku gak pakai baju seragam''

''Iya, kakak pakai untuk dirumah saja. Kelihatannya bahannya adem. Maklum daerah kita lumayan panas. Jadi harus cari bahan pakaian yang adem dipakai''

''Iya''

Alea kemudian pamit kelantai dua. Lampu dilantai dua sudah dimatikan soalnya rekan yang lain sudah pulang. Hanya lampu ruang Alea saja yang sengaja dia hidupkan. Karna mau naik tangga lantai tiga melewati lantai dua. Jadi lampu ditangga juga tetap dihidupkan.

Sementara itu Haikal yang baru pulang dari rumah sakit sekaligus makan malam diluar sampai diapotek. Semua orang menatapnya ketika masuk Apotek.Banyak yang mengagumi ketampanannya. Tasya tidak bisa menemaninya makan malam karna dia sedang praktek diapotek. Pasien Tasya termasuk banyak karna dia dokter spesialis Kandungan.

Haikal langsung saja naik kelantai tiga. Karna kunci tempat tinggalnya sudah diberikan Tasya. Ketika melewati lantai dua dia melihat lampu salah satu ruangan hidup. Haikal berhenti sebentar melihat kearah sana. Dari balik kaca ruangan Alea nampak dia sedang serius bekerja mengunakan kaca mata antiradiasi. Haikal mengrenyitkan alisnya melihat Alea.

''Hmm, bukannya kata Tasya karyawan lantai dua pulangnya sore. Kenapa masih ada yang bekerja'' gumam Haikal. Tapi dia juga tidak peduli. Haikal langsung naik kelantai tiga dan masuk ketempat tinggalnya.

Tempat tinggal dokter lumayan bagus. Perabotan disana juga lengkap. Terdapat dua kamar didalamnya. Ada ruang tamu, ruang makan sekaligus dapur. Kamar mandinya di dalam kamar. Kondisi ini berbeda dengan tempat tinggal karyawan yang apa adanya. Hanya ada tiga kamar dan satu dapur serta kamar mandinya juga terpisah dari kamar tidur. Kamar mandinya satu untuk bersama.

Haikal masuk kekamar. Dia mengeluarkan baju ganti untuk dipakai setelah mandi. Usai mandi Haikal mulai menyusun barang-barang yang dibawanya. Termasuk beberapa buku tentang kesehatan. Haikal sudah biasa melakukannya sendiri. Karna saat kuliah dia tinggal ditempat kost.

Hari ini badannya terasa capek. Sebab baru sampai disini yang memakan waktu tujuh jam perjalanan dari kota. Dia sudah langsung pergi kerumah sakit.

Haikal merupakan dokter spesialis penyakit dalam terbaik. Banyak rumah sakit dikota yang ingin merekrutnya. Karna ayahnya yang pindah kerja kekota meminta dia untuk bekerja disini sekarang mengantikan posisinya. Walau Haikal enggan pergi kedaerah terpencil tapi demi menyenangkan hati ayahnya dia terpaksa menerima.

Tidak ada yang bisa membuat Haikal tertarik disini sejak dia datang. Bahkan dia merasa bosan. Padahal belum sehari dia berada didaerah ini.

Haikal merebahkan badannya diatas kasur. Tidak butuh waktu lama dia sudah terlelap.

Alea naik kelantai tiga pukul sebelas malam. Apotek sudah tutup jam sepuluh tadi. Apotek jadi sepi. Dengan langkah gontai Alea menaiki tangga. Mungkin karna badannya capek Alea merasa anak tangga bertambah banyak karna lamanya dia sampai dilantai tiga. Pas sampai dilantai tiga langsung berpapasan dengan pintu tempat tinggal dokter. Pintu ketempat tinggal karyawan ada disebelah samping. Biasanya pintu menuju tempat tinggal karyawan tidak dikunci. Yang dikunci hanya pintu kamar masing-masing. Alea masuk kedalam kamarnya. Setelah itu dia pergi kekamar mandi yang terdapat diluar kamar untuk berwudhu. Sebab Alea belum sholat isya.

Haikal terbangun saat mendengar langka kaki orang menaiki tangga lantai tiga. Dia penasaran siapa yang naik. Karna menurut informasi Tasya tidak ada yang tinggal selain dia di lantai tiga. Haikal mengitip dibalik kaca dari dalam. Dia lihat Alea naik dengan langkah gontai. Bahkan sesekali dia menguap karna mengantuk.

''Kenapa dia naik kelantai tiga. Apa dia tinggal di sebelah?'' gumam Haikal ketika Alea sudah masuk ketempat tinggal karyawan.

Haikal ingin kekamar mandi. Saat dia menghidupkan air ternyata airnya mati. Haikal binggung bagaimana cara menghidupkan air. Dia kemudian pergi kepintu tempat tinggal karyawan. Haikal mengetuk pintu beberapa kali. Tapi tidak ada jawaban. Hatinya mulai kesal dia mengutuk dalam hati dengan kondisi sekarang. Haikal mengetuk pintu kembali.

Saat dia mau mengetuk lagi, pintunya terbuka. Alea keluar masih mengunakan mukena. Setelah Alea sholat isya dia langsung tertidur. Pas dia mendengar ada yang mengetuk pintu dengan mata masih mengantuk Alea keluar kamarnya menuju pintu masuk.

''Allahuakbar'' teriak Haikal mundur kebelakang terkejut melihat Alea yang keluar dengan mukena putihnya.

Namu Alea tidak terpengaruh dengan teriakan Haikal. Dengan mata masih setengah tertutup Alea bertanya '' Ada apa dok?''

''Bisa tidak mukenanya dibuka dulu. Buat jantung copot aja'' hardik Haikal.

''Kalau jantung anda copot. Berarti sekarang anda sudah meninggal dong. Tapi kenapa anda masih bisa berdiri didepan saya?'' tanya Alea masih dengan mata setengah terbuka.

''Kamuu...'' kata Haikal geram menahan marah.

''Trus ada apa anda memanggil saya?'' tanya Alea tidak peduli.

''Air di kamar mandi saya mati. Apa ditempatmu juga mati?'' tanya Haikal baru ingat tujuan awalnya.

''Ooo...'' Alea turun kelantai satu masih mengunakan mukena. Dia malas mengambil jilbabnya kekamar. Mau tak mau Haikal mengikutinya turun kebawah. Dia penasaran apa yang akan dilakukan Alea. Apalagi Alea tidak menjawab pertanyaannya.

Terpopuler

Comments

lily

lily

alea Mash setngh sadar krna sanking capenya

2024-04-29

0

Deje

Deje

💪💪💪💪 Thor

2022-04-23

1

Rhyna

Rhyna

next kak semangat 😉

2022-04-18

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!