Part#11

Alea turun kelantai satu. Sebelum pulang dia masuk dulu keruang resep untuk mengembalikan sisa giro kepada Tristan. Saat ini Tristan sedang duduk dimeja kasir.

''Kak Lea, bisa gak kami minta tolong'' mohon Santi saat melihat Alea mau keluar ruang resep.

''Hmm, mau minta tolong apa San?'' tanya Alea berjalan kearah Santi.

''Mau menanyakan obat apa yang diresepkan doktet Haikal. Tulisannya tidak jelas. Hanya huruf awalnya saja yang kami ketahui'' jelas Santi.

''Kenapa buka kamu saja yang pergi menanyakannya?'' tanya Alea heran.

''Kami takut dimarahi kak. Dokter Haikal kalau marah menakutkan'' jawab Santi.

''Iya kak'' jawab Dini.

''Bukannya kata kalian dokter Haikal sangat ganteng. Bahkan aku juga dengar ada yang mau jadi pacarnya'' goda Alea sambil tertawa.

''Ih kakak bisa aja. Ayolah kak kami mohon. Hanya kakak yang bisa menyelamatkan kami'' mohon Santi dianggukan Dini.

''Hehe, ada-ada saja. Kak Dewi mana?'' tanya Alea.

''Kak Dewi pergi keluar sebentar'' jawab Santi.

''Ya udah, mana resepnya'' ucap Alea. Dengan senang hati Santi memberikan kertas resep kepada Alea.

''Makasih kak'' kata Santi. Alea hanya tersenyum. Di pergi keruang Haikal. Dilihatnya dari luar tidak ada pasien didalam ruangan.

''Dia memang keren dengan seragam dokter. Hmm kamu gak boleh baperan Lea. Dia sudah melupakanmu''batin Alea.

Alea kemudian mengetuk pintu dan masuk kedalam ruangan Haikal. Wajah Haikal yang tadi sedang berpikir berubah cerah melihat Alea datang. Tapi seketika dia merubah ekspresi wajahnya menjadi serius.

''Ada perlu apa mencari saya?'' tanya Haikal serius.

''Ini dok saya mau menanyakan tentang obat yang ada di resep ini'' kata Alea sambil memberikan resepnya.

''Apa kamu mau mengatakan obat yang kemaren kosong lagi. Dan kamu mau mengantinya. Bukannya saya hanya menyetujui kalau obatnya diganti sehari kemaren saja'' jawab Haikal Kepedean. Tanpa melihat kertas resep yang diberikan Alea.

Alea binggung dengan apa yang diucapkan Haikal. Dia merasa ada salah paham dalam hal ini. Alea juga merasa jawab Haikal seperti sudah disiapkan sebelumnya.

''Maaf ya dok, saya kesini bukan mau meminta persetujuan anda untuk mengganti obat yang kosong kemaren. Obatnya sudah ada tidak perlu diganti'' jawab Alea.

''Trus ngapain kamu kesini?'' tanya Haikal merasa malu tapi dia bisa menutupi dengan keangkuhannya.

''Saya diminta tolong sama asisten apoteker untuk menanyakan obat apa yang anda tulis diresep. Karna tulisan anda tidak jelas'' jelas Alea.

''Kalian kerja sudah berapa lama sih disini. Masak tulisan seperti itu tidak bisa kalian baca. Emang karyawan apotek ini tidak ada satupun yang kompeten. Padahal semua tulisan doktet pasti seperti ini'' ucap Haikal kesal. Dia dapat alasan untuk marah.

''Menurut saya hanya tulisan dokter saja yang seperti ini'' jawab Alea tidak mau kalah.

''Apa? kamu saja tidak tahu'' kata Haikal mulai marah.

''Saya bukan karyawan resep. Wajar saya tidak tahu. Dan lagipula menurut saya emang tulisan anda tidak bisa dibaca. Coba anda lihat. Disini hanya huruf awalnya saja yang diketahui. Selebihnya seperti cacing yang sedang berjemur luruusss'' jelas Alea menunjuk kertas resep. Sehingga jaraknya dengan Haikal sangat dekat. Alea bahkan bisa mencium wangi maskulin dari Haikal membuat jantungnya kembali berdetak tidak karuan. Alea cepat menjauhkan badanya. Pipinya memerah untungnya Haikal tidak melihat kearah Alea. Karna dia melihat tulisannya diresep yang Alea katakan.

Haikal melihat kertas resep dengan enggan. Sebenarnya dia gensi mengakui kalau tulisannya emang gak jelas.

''Itu injeksi xxx'' jelas Haikal.

''Ooo'' jawab Alea tanda mengerti.

''Terus kenapa kamu yang datang kesini? Kenapa bukan asisten apoteker yang datang sendiri kesini? Apa kamu ingin sekali bertemu dengan saya sehingga kamu mengunakan cara ini?'' tanya Haikal.

''Haa, anda terlalu percaya diri dok. Haha. Mereka tidak mau datang kesini karna takut anda marahi'' jawab Alea sambil tertawa. Wajah Haikal memerah melihat Alea tertawa sambil mengejeknya.

''Emang kamu gak takut kalau saya marah?'' tanya Haikal penasaran.

'' Gak, ada yang lebih saya takutkan dari pada anda'' jawab Alea.

''Apa?'' tanya Haikal lagi.

''Anda terlalu banyak bertanya dok. Saya permisi dulu. Kasihan pasien anda diluar sudah menunggu'' Jawab Alea melihat kearah kaca. Ada pasien yang sampai mengintip kedalam karna tidak sabaran menunggu.

''Hmm'' Haikal tidak menjawab. Saat Alea keluar pasien yang menunggu diluar tadi langsung masuk. Alea sempat melihat sikap ramah dan senyum Haikal menyambut pasien.

''Ternyata dia bisa juga tersenyum, manisnya'' batin Alea.

Dia langsung berjalan menuju ruang resep. Setelah menjelaskan sama asisten apoteker. Alea pamit pulang.

''Makasih ya kak, kamu penyelamat kami'' ucap Santi.

''Yang penting pas gajian jangan lupa traktirannya''jawab Alea tersenyum. Dia meninggalkan ruang resep dan langsung pulang kerumahnya karna sudah jam stengah enam sore.

Ketika Alea sampai dirumahnya. Terdengar suara orang sedang marah sambil berteriak didalam rumahnya. Alea segera turun dari motor dan masuk kerumahnya. Ternyata tante beserta suaminya datang kerumah Alea.

''Apa-apaan ini?'' tanya Alea dingin. Wajahnya berubah marah melihat kearah tantenya.

''Bagus kamu datang, supaya semuanya cepat selesai. Dari tadi ayahmu yang tidak berguna ini mempersulit kami'' jelas Tante Rina. Raut wajah Alea tidak bisa dijelas ketika Rina menghina ayahnya. Rina adalah kakak dari ibunya Alea. Dia selama ini tinggal di kota. Mereka hanya dua bersaudara.

''Kalau tante ingin bicara ya bicara saja. Tidak perlu menghina ayah saya segala'' Bentak Alea.

''Sudah besar kamu sekarang ya. Sudah berani kamu bentak-bentak saya'' jawab Rina marah.

''Emang kenapa kalau saya berani membentak tante. Toh tante sendiri yang membuat saya harus bersikap begini. Kalau tante ingin dihargai. Tante harus menghargai orang juga'' jawab Alea tidak kalah emosinya. Eri segera memegang tangan putrinya.

''Sabar nak, kamu tidak boleh terpancing emosi. Ayah tidak masalah dengan apa yang dikatakan mereka'' bujuk Eri.

''Bagi ayah memang tidak masalah. Tapi bagi Lea tidak ada yang boleh menghina keluarga Lea. Apalagi sampai menghina Ayah'' jawab Alea.

''Cih, sok-sokan gaya kamu. Aku ini tantemu dan sekaligus keluargamu juga'' ucap Rina.

''Keluarga ketika ada maunya. Untuk apa tante kesini? Bukannya tante sudah senang hidup dikota?'' tanya Alea tanpa basa basi.

''Tante mau meminta sertifikat tanah rumah ini. Tante ingin menjual rumah ini'' jawab Rina.

Alea tidak percaya dengan apa yang dikatakan tantenya. Rumah yang mereka tinggali sekarang adalah satu-satunya peninggalan orangtua ibunya. Kakek sudah meninggalkan wasiat kalau rumah beserta tanah ini tidak boleh dijual sampai kapanpun. Dan rumah ini juga diwariskan kepada ibunya Alea. Jadi tidak ada alasan bagi tantenya untuk menjual rumah mereka. Sampai kapanpun Alea akan mempertahankan satu-satunya warisan ibunya. Yang sekarang menjadi milik Alea dan Alan.

Terpopuler

Comments

Rustan Sinaga

Rustan Sinaga

tante lucnut, gak ada akhlak

2024-02-13

0

Memyr 67

Memyr 67

ish tante nggak tau malu

2022-08-31

0

Deje

Deje

💪💪💪💪 Thor suka ma crita nya

2022-04-23

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!