Part#4

Suasana apotek terasa sepi. Apalagi semua lampu sudah dimatikan termasuk ruang-ruang praktek dokter. Haikal merasa merinding mengikuti Alea dari belakang. Dengan tampilan Alea yang serba putih membuat suasana jadi tambah horor.

Alea masuk keruang resep. Dia segera menghidupkan lampu disana. Kemudian Alea pergi kesamping pintu ruang Resep. Ternyata disudut sana ada mesin untuk menaikan air. Alea menghidupkannya.

Didaerah Alea tinggal air PDAMnya harus dihidupkan dengan mesin supaya bisa keluar. Disana air bersih sangat susah didapat. Karna kondisi tanah disana tidak bagus. Air yang sudah hidup akan ditampung pada bak khusus yang dibuat dibawah lantai apotek. Sebab air PDAM yang langsung hidup tidak begitu bersih. Diperlukan bak penampungan supaya air bisa bersih saat dimasukkan kedalam tangki penampungan air dilantai atas.

''Kenapa anda masih disini? Airnya sudah hidup. Anda sudah bisa mengunakannya'' kata Alea ketika melihat Haikal masih berada disana.

''Kamu gak ikut naik?'' tanya Haikal. Dia merasa merinding naik kelantai tiga.

''Saya masih harus menunggu air dalam tangki penuh. Kalau saya naik sekarang ntar saya harus turun lagi untuk mematikannya'' jawab Alea. Dia pergi kekursi tunggu pasien. Karna kursinya cukup untuk Alea merebahkan badan. Dia masih sangat mengantuk. Haikal merasa heran melihat Alea sudah tertidur.

''Kenapa nih cewek gak ada waspadanya. Padahal aku ini cowok. Apa dia tidak takut kalau terjadi sesuatu. Tidur disembarang tempat'' gumam Haikal meninggalkan Alea.

Saat Haikal sudah sampai dilantai tiga. Alea membuka matanya

''Kamu benar tidak mengenali aku lagi bang Hainal. Apa aku yang salah mengenalimu. Tapi kenapa wajah kalian sangat mirip. Aku bahkan tidak bisa membedakan kamu asli atau palsu. Satu yang aku tahu hatiku terasa sakit ketika melihatmu'' gumam Alea. Tak terasa air matanya keluar. Kenangannya bersama Hainal kembali terlintas dipikirannya. Kenangan yang singkat tapi sangat membekas dihatinya sampai sekarang. Dia juga tidak berani menanyakan sama Haikal tentang perubahan sikapnya. Alea takut cinta yang selama ini dia pertahankan akan membuatnya terluka jika kenyataannya tidak seperti yang di harapkan. Apalagi menurut Tristan, Haikal orang yang disukai Tasya.

Sudah lebih satu jam tapi tidak ada tanda-tanda Alea naik. Haikal jadi tidak bisa tidur memikirkannya.

''Ssiiiitt, kenapa mataku tidak mau tidur. Ini pasti gara-gara cewek tadi'' umpat Haikal. Mau tidak mau dia turun kelantai satu.

Dilihatnya Alea masih tidur dikursi pasien. Haikal ragu membangunkannya. Tapi Alea tidur disana juga karena dirinya.

''Hei kamu, bangun...'' teriak Haikal. Tapi Alea tidak juga bangun.

''Hei, hei bangun...'' teriak Haikal lagi. Dia mulai mengoyang tangan Alea.

''Iya, ada apa bang Hainal'' gumam Alea.

Sayup-sayup Haikal mendengar nama Hainal. Dia sangat terkejut.

''Hainal...'' ucapnya dengan wajah yang tidak bisa dijelaskan. Alea tersadar kalau dia salah panggil. Dia langsung duduk.

''Kenapa anda disini dok?'' tanya Alea mengalihkan pembicaraan.

''Kenapa kamu memanggil nama Hainal?'' tanya Haikal sambil memegang kedua bahu Alea dengan kuat. Membuat Alea meringgis. Alea terkejut dengan reaksi Haikal.

''Jawab...'' hardik Haikal.

''Anda salah dengar. Saya tidak tahu siapa dia'' jawab Alea masih menahan sakit. Haikal sadar dia memegang bahu Alea sangat kuat. Dengan cepat dia melepaskannya. Wajahnya menunjukan sedang menahan emosi.

''Anda kenapa disini?'' Alea memberanikan bertanya.

''Airnya sudah penuh, Kamu masih tidur disini. Apa kamu tidak takut tidur sembarangan?'' tanya Haikal kesal. Namun Alea sudah berlari keruang resep mematikan air.

''Saya sudah biasa tidur dimana saja'' jawab Alea singkat keluar dari ruang resep. Dia kemudian menaiki tangga. Haikal mengikuti dibelakang.

''Cewek murahan yang tidur sembarang. Apa kamu ingin mengodaku. Secara kita hanya berdua disini'' ejek Haikal. Alea menghentikan langkahnya dan melihat kearah Haikal.

''Jaga ucapan anda Dok. Jangan karna anda temannya kak Tasya dan dokter disini. Anda seenaknya mengatakan saya murahan. Kalau anda tidak tahu kenapa saya tidur diapotek sebaiknya anda diam. Lagipula saya tidur dilantai satu juga karna anda yang minta tolong. Apa anda gak tahu kalau sekarang jam orang untuk tidur'' ucap Alea marah. Dia mempercepat langkah kakinya menaiki tangga tanpa melihat Haikal lagi.

''Bang Hainal yang aku kenal adalah orang yang lembut. Tidak pernah berkata kasar seperti ini'' batin Alea.

Ditutupnya pintu dengan keras membuat Haikal terkejut.

''Kenapa dia marah?'' tanya Haikal. Dia juga masuk ketempat tinggalnya tanpa merasa bersalah dengan apa yang diucapkannya.

Setelah Sholat subuh mata Alea tidak bisa tidur. Dia hanya berbaring diatas sambil bermalas-malasan. Apalagi mengingat kejadian semalam membuatnya tambah malas untuk bangun. Jam tujuh Alea sudah bersiap-siap turun kelantai dua. Dia memakai baju oneset warna marroon dan jilbab warna cream. Dengan riasan yang tipis membuat wajahnya Alea tampak cantik. Alea memiliki kulit putih bersih. Sehingga dia tidak perlu perawat yang berlebihan. Apalagi Alea setiap hari memakai jilbab dan baju tertutup.

Dia ingin cepat melanjutkan pekerjaannya. Hari minggu apotek buka jam sembilan lebih lambat dari hari biasanya. Alea malas mencari sarapan keluar. Jadi dia membuat mie rebus telur sebelum turun. Alea ingin memakan mie rebusnya dilantai dua.

Alea sampai dilantai dua. Dia mulai menghidupkan komputernya. Tidak lupa dia memanaskan air didalam dispenser. Alea ingin membuat teh panas. Setelah membuat teh. Dia duduk didepan komputer dan mulai makan mie rebus sambil mengecek laporan yang dibuatnya semalam.

Haikal turun untuk pergi kerumah sakit. Dia memakai pakaian rapi dengan kemeja putih dan celana hitam dengan sepatu warna hitam. Membuat aura ketampanannya semakin terpancar. Ketika melewati ruangan Alea dia singgah untuk menanyakan kunci apotek. Karna Haikal belum banyak tahu tentang apotek.

''Dimana letak kunci untuk buka pintu Apotek?'' tanya Haikal yang membuat Alea terkejut. Hampir saja dia tersedak mie. Alea dengan cepat meminum air.

''Assalamu'alaikum'' jawab Alea.

''Jawab aja'' ucap Haikal.

''Diatas meja kasir'' jawab Alea malas.

Haikal langsung pergi. Wangi parfumnya masih tertinggal diruang Alea walaupun orangnya sudah pergi.

''Jangan baperan Alea'' ucap Alea saat melihat Haikal pergi.

''Pagi-pagi sudah makan mie. Apa dia tidak takut sakit. Tidak pandai jaga kesehatan. Ntar kalau sudah sakit mengeluhnya ke dokter'' gumam Haikal saat dia sudah dilantai satu.

Waktu Haikal membuka pintu apotek ternyata Tasya lewat didepan apotek. Dia berhenti dan menurunkan kaca mobilnya.

''Kamu mau barengan ke rumah sakit?'' tanya Tasya.

''Aku bawa mobil sendiri saja. Soalnya ada yang mau aku beli'' jawab Haikal.

''Gimana tidurmu semalam, Nyenyak?''

''Ya, lumayan'' jawab Haikal singkat.

''Ok, sampai bertemu di rumah sakit'' ucap Tasya. Haikal tidak menjawab. Dia masuk kedalam mobilnya yang terpakir disamping apotek. Tasya sudah maklum dengan sikap cuek Haikal. Dia melajukan mobilnya meninggalkan apotek.

Terpopuler

Comments

Rustan Sinaga

Rustan Sinaga

kyknya haikal punya kembaran deh

2024-02-13

0

꧁ 🇨 🇭 🇾 🇾 🇾 🇷 🇦 🇦 🇦 ꧂

꧁ 🇨 🇭 🇾 🇾 🇾 🇷 🇦 🇦 🇦 ꧂

saudara kembarny mungkin ya???

2022-04-24

0

Deje

Deje

iiih cuek bang Haikal ....

2022-04-23

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!