Part#14

Semua sales hari ini sudah datang semua. Alea ingin melanjutkan mencari penanya di lantai satu sekalian memberikan giro kepada Tristan.

Saat turun kelantai satu belum ada dokter yang praktek. Alea masuk keruang resep. Dewi sedang duduk sendiri ketika Alea masuk. Di sebelah luar ruang resep ada dua karyawan yang sedang melayani pembeli.

''Tumben kamu sudah turun jam segini?'' tanya Dewi.

''Iya kak, semua sales sudah pergi. Aku mau memberikan giro sama bang Tris. Nanti susah mencarinya kalau dia sudah pulang'' jawab Alea.

''Tristan tidak ada disini'' jawab Dewi.

''Tapi tadi dia bilang mau menjaga kasir. Terus dimana dia sekarang?'' tanya Alea binggung.

''Coba kamu cek diruang praktek dokter kandungan. Paling dia main game dan tidur disana'' jawab Dewi.

''Ntar saja kak, aku malas kesana'' ucap Alea sambil duduk disebelah Dewi.

''Ya udah, kamu duduk disini saja sambil menunggu si Tris bangun. Kakak juga gak ada teman bicara. Santi dan Dini belum datang'' jawab Dewi.

''Iya kak, aku juga mau mencari pena. Mana tahu jatuh disini kemaren sore'' ucap Alea.

''Pena?'' tanya Dewi.

''Iya, pena yang selalu aku bawa''

''Pena tintah yang sudah tua itu ya?'' tanya Dewi. Dia sudah tahu gimana berartinya pena itu bagi Alea. Alea mengangguk.

''Tapi dari kemaren kak tidak melihat pena itu disini. Apa kamu yakin penanya jatuh disini?'' tanya Dewi.

''Aku juga gak tahu kak. Semua tempat sudah aku cari tapi tidak ketemu juga. Disini yang belum aku cari'' jawab Alea.

''Biar kakak bantu cari'' ucap Alea. Mereka mulai mencari pena Alea. Sampai kebawah meja dan lemari obat tapi tidak ketemu juga.

''Kemana kamu terakhir kali pas pulang kemaren?'' tanya Dewi.

''Dari sini langsung pulang kerumah. Tunggu aku ingat. Sebelum pulang Santi minta tolong menanyakan obat yang ada didalam kertas resep kepada dokter Haikal. Oh ya kak apa ruang praktek dokter Haikal sudah dibersihkan?'' tanya Alea.

''Sepertinya belum. Biasanya yang membersihkan ruang praktek dokter perawat masing-masing. Sekarang perawatnya belum datang. Tapi...'' kata Dewi terputus karna Alea sudah langsung keluar dari ruang resep.

''Tapi dokter Haikal tidak membolehkan orang masuk ketika dia tidak ada disana'' lanjut Dewi walaupun Alea sudah pergi.

''Semoga saja dokter Haikal belum datang'' ucapnya lagi.

Alea masuk kedalam ruang praktek Haikal. pintu dibiarkan Alea terbuka. Dia mulai mencari pena disana. Semua tempat diruang itu dicek Alea dengan teliti.

Haikal tiba diapotek. Ketika dia melewati ruang prakteknya tidak sengaja dia melihat Alea yang sedang berada dibawah meja membelakang kearah pintu seperti mencari sesuatu.

Dewi yang melihat Haikal datang ingin memberitahu Alea. Tapi terlambat dia akhirnya mengurungkan niat untuk kesana.

''Semoga kamu beruntung Lea'' gumam Dewi masuk kembali keruang resep.

''Sedang apa dia disana?'' gumam Haikal. Dia kemudian masuk kedalam tapi Alea tidak menyadarinya.

''Ekhm. Kamu sedang apa diruang praktek saya?'' tanya Haikal keras mengejutkan Alea.

Alea yang terkejut tidak sadar sedang berada dibawah meja. Dengan cepat dia berdiri.

''Aww'' kepala Alea terbentur ke meja. Membuat kepalanya sangat sakit. Sampai matanya merah menahan sakit.

Haikal berusaha menahan tawanya melihat Alea. Dia berusaha menetralkan wajahnya kembali. Sesaat kemudian dia bertanya lagi '' Kamu ngapain disini?''

''Saya lagi mencari sesuatu'' jawab Alea kesal sambil mengosok kepalanya yang sakit.

''Mencari apa?'' tanya Haikal.

''Anda kepo sekali'' jawab Alea mau keluar.

''Hei tunggu dulu. Apa kamu tidak tahu kalau dilarang masuk keruangan saya'' ucap Haikal.

''Tapi saya tidak melihat ada tulisan larangan. Lagian selama ini tidak ada larangan masuk kedalam ruang praktek dokter. Tapi anda yang baru beberapa hari praktek disini sudah membuat larangan'' jawab Alea mengrenyitkan keningnya.

''Karna ini ruangan saya. Jadi saya berhak membuat peraturan. Sekarang bagaimana kamu bertanggungjawab?'' tanya Haikal.

''Haa, dari pagi anda menyuruh saya bertanggungjawab mulu. Emang saya berbuat apa sama anda?'' tanya Alea heran.

''Pokoknya saya tidak mau tahu'' jawab Haikal.

''Huft. Untuk kali ini saya minta maaf ya dok. Lain kali tidak saya ulangi'' ucap Alea dengan senyum dipaksakan.

''Kamu kira segampang itu. Kalau minta maaf bisa menyelesaikan semuanya. Apa gunanya kita punya hukum'' jawab Haikal.

''Terus anda mau saya gimana lagi dok? Kenapa setiap berurusan dengan anda selalu saja ribet?'' tanya Alea mulai kesal.

''Hmmm, bagaimana kalau kamu belikan saja saya jus alpukat'' jawab Haikal.

''Apaa...? ini pemerasan namanya'' ucap Alea.

''Kamu mau tidak. Kalau tidak saya adukan sama pak Surya atau Tasya'' ancam Haikal. Alea tidak masalah dengan pak Surya. Tapi dia malas berurusan dengan Tasya.

''Baiklah'' jawab Alea pasrah sambil berjalan keluar.

''Tunggu'' panggil Haikal.

''Apalagi dok?'' tanya Alea kesal. Sudah penanya tidak ditemukan sekarang dokter ini mempersulitnya.

''Sini handphonemu'' ucap Haikal mengulurkan tangannya.

''Untuk apa?'' tanya Alea curiga.

''Cepat'' kata Haikal tanpa menjawab pertanyaan Alea.

Alea kemudian mengeluarkan handphonenya dari dalam tas dan memberikan kepada Haikal.

''Apa kuncinya?'' tanya Haikal. Alea kemudian membuka kunci handphonenya. Haikal mulai mengetik dihandphone Alea. Setelah selesai di mengembalikan sama Alea.

''Sudah saya simpan nomor saya dihandphonemu. Mana tahu kamu binggung pas membeli jus. Seharusnya kamu bangga. Jarang sekali saya memberikan nomor ini sama orang lain'' ucap Haikal angkuh.

''Masak beli jus saja sampai binggung. Lagian siapa juga mau nomornya '' gumam Alea.

''Kamu ngomong apa?'' tanya Haikal.

''Gak ada, saya mau pergi sekarang'' jawab Alea keluar ruangan dengan wajah masih kesal.

Haikal tersenyum penuh kemenangan melihat Alea pergi dengan wajah kesalnya.

''Siapa suruh tadi pagi kamu membuat moodku buruk. Emang enak dikerjain'' ucap Haikal senang.

''Ternyata mengerjainya sungguh menyenangan juga. Setidaknya ada hiburan ditempat yang membosankan ini'' ucapnya lagi meninggalkan ruangnya menuju lantai tiga.

Alea masih mengomel diatas motornya ketika pergi ketempat orang jualan jus. Sampai disana Alea langsung memesan jus Alpukat yang diminta Haikal.

''Jusnya pakai gula atau tidak kak?'' tanya pegawai jus. Alea tidak tahu karena dia lupa menanyakan sama Haikal.

''Bentar ya kak'' jawab Alea.

Dia baru ingat kalau tadi Haikal menyimpan nomornya di handphone Alea. Alea kemudian mencari nama Haikal di kontak. Tapi tidak ditemukan. Kemudian dia mengetik nama dokter Haikal. Juga tidak ditemukan.

''Aduh apa nama kontak yang disimpannya?'' gumam Alea. Dia kemudian mengetik kata dokter saja. Dikontak keluarlah nama semua dokter yang tersimpan. Ada satu nama yang membuat Alea tercengang.

''Dokter cool'' ucap Alea.

''Yang ada dia dokter halu'' ucap Alea lagi. Dia masih mengomel menukar nama dikontaknya. Karyawan jus heran melihat Alea.

Alea kemudian menekan nomor tersebut dan meneleponnya. Beberapa kali Alea mencoba menelepon tapi tidak diangkatanya. Ketika Alea mau mematikan panggilan.

''Hallo...''

Terpopuler

Comments

Rhyna

Rhyna

lanjut kk

2022-04-23

0

Deje

Deje

lanjuuuuut kk💪💪💪💪

2022-04-23

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!