Sampai di kantor, Vea tak menunggu di bukakan pintu oleh Dave. Ia langsung keluar,Dave yang merasa di abaikan oleh wanita itu ikut turun. Meraih pergelangan tangan Vea yang sudah berjalan kearah masuk tanpa pamit pada Dave.
" Ve,kamu marah ?" tanya Dave dengan tatapan mengarah pada netra Vea .
" Gak "
" Kok diem aja dari tadi ?, kamu marah,aku yang nganter kamu, bukan pengusaha sukses tadi ?" ketus Dave yang merasa Vea tak suka keberadaan dirinya.
" Sebenarnya aku gak masalah,balik sama kamu atau Kak Aksa. Cuma aku gak nyaman dengan sikap posesif kamu. Berlebihan " sungut Vea.
" Sorry,aku gak suka aja liat kamu sama dia '' tutu Dave lembut seraya menatap bola mata Vea. Sejenak tatapan mereka saling terpaut,sebelum Vea berpaling melihat arah lain.
" Ve "suara Zee yang baru datang membuat Vea menarik tangannya dari genggaman Dave.
" Eh Zee batu balik "
" Iya,kok ?" ucap Zee terhenti melihat sosok di hadapannya bukanlah lelaki yang pergi dengan Vea.
" Selamat siang pak Dave " sapa Zee sambil mengulurkan tangan pada lelaki yang berdiri di sebelah Vea.
" Siang " sahutnya seraya menerima uluran tangan Zee.
" Kok Lo jadi sama pak Dave,pak Aksa nya mana ?" selidik Zee setelah berjabat tangan dengan Dave. Kini pandangan nya beralih pada Vea.
" Gak sengaja tadi ketemu dia,terus Kak Aksa balik ke kantor,ada meeting katanya. Ya udah balik nya bareng dia jadinya" jelas Vea.
" Oh,ya udah gue masuk dulu. Mari pak Dave " pamit Zee sambil mengangguk kecil kearah Dave yang juga hanya dibalas anggukan oleh lelaki itu.
" Gue masuk dulu Ve !."
" Oke,gue nyusul " tutur Vea yang diacungi jempol oleh Zee sambil berlaku meninggalkan mereka .
" Mau apa lagi ?, udah sana balik ke kantor. Aku juga mau masuk" ucap Vea ,menatap lelaki yang tak bergeming dari tempatnya.
" Iya,nanti aku jemput".
" Gak usah mobil aku masih di sini ".
" Ini bukan tawaran,tapi pemberitahuan" tukas Dave,Vea menghela nafas dengan wajah malas. " Terserah " tutur Vea, kemudian melangkah hendak ke dalam.
" Ve !" panggil Dave lagi membuat Vea membalikkan badan. Dan
Cup
Sebuah kecupan ringan mendarat di pipi putih itu. Vea yang kaget, tercengang dengan kelakuan Dave. Sementara sang tersangka sudah menjauh dengan senyum cerianya. Sedetik kemudian Vea tersadar,menatap malu pada sekeliling ,yang ternyata masih ada beberapa orang di sana.
Dengan menunduk Vea melangkah ke dalam,sudah di pastikan wajahnya merona merah. Karena malu yang menderanya.
" Ciee yang di kiss " ledek Zee yang ternyata masih duduk di sofa , tempat biasa menerima tamu. Dengan senyum jahilnya menggoda sang sahabat.
" Zee ih,sebel " Vea merengut,Zee menghampiri Vea . " Kayak anak perawan aja Lo, malu-malu " bisik Zee di telinga Vea. Kemudian ia berlari menjauh dari Vea yang sudah menatap ingin memangsa.
" Zee,awas Lo ya " ujar Vea sambil mengejar langkah Zee.
Sementara di dalam mobil Dave,lelaki itu tampak tersenyum sendiri. Mengecup pipi Vea seperti sebuah mood booster saat galau melanda hatinya. Meski ia belum bisa memastikan tentang hubungan Vea dan Aksara. Tapi ia tak akan berhenti mendekati wanita itu.
Ia yang biasa hidup dalam belaian wanita. Jangankan hanya sebuah kecupan di pipi,lebih dari itu sudah sering ia lakukan. Tapi rasa yang menyelinap dalam dadanya terasa berbeda. Ada desir aneh yang menelusup relung hatinya. Rasa bahagia yang membuat hatinya membuncah. Bukan rasa puas saat ia melepas hasrat.
Ia sadar bukan rasa penasaran yang menyelimuti hatinya,tapi rasa lain yang selalu ia tolak kehadirannya. Bisakah ia berdamai dengan rasa itu ?, dan bisakah rasa itu terbalas ?. Entah,namun ia tak mampu lagi menahan hati yang terus meluapkan rasa yang mereka sebut " cinta ".
" Gue beneran gila " lirih Dave yang masih saja menyunggingkan senyum. Sembari menggigit bibir bawahnya. Wajah kaget Vea masih terbayang jelas di wajahnya.
" Cantik " lirihnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments