PEMAIN BARU

Setelah 3 hari tidak mengajar, akhirnya hari ini Rio kembali hadir di kampusnya...

Terlihat ia keluar dari mobilnya dengan tampilan kemeja formal abu-abu beserta dasi yang melingkar di lehernya.

Rio berjalan dengan santai, para mahasiswi pun yang melihat Rio langsung terpesona, tak sedikit pula mahasiswi yang menyapa dan menanyakan kondisi Rio, tapi...... Rio hanya membalasnya dengan senyuman ramah.

Tina yang dari kejauhan melihat kehadiran Rio pun, langsung mengejar Rio, "pak.... pak... pak Rio..." teriak Tina memanggil Rio yang membuat mahasiswa lainnya menoleh melihat ke arah nya.

Rio melihat tigkah Tina menjadi malu sendiri.

Akhirnya Tina berhasil menyusul Rio dan langsung menyapa, "selamat pagi pak....", ucap Tina dengan nada manja.

"iya, pagi...", balas Rio dengan dingin yang masih terus berjalan menatap lurus ke depan.

"bapak keadaannya sudah baikan?", tanya Tina.

"iya, sudah lumayan", Jawab Rio dengan singkat.

"baguslah, Tina khawatir karena dapat kabar kalau bapak sakit", ujar Tina.

"saya sudah baikan", ujar Rio tanpa membalas tatapan Tina dan langsug bergegas menuju tangga meninggalkan Tina.

"dah bapak... sampai ketemu di kelas", teriak Tina sambil melambai kan tangan kepada Rio.

Mendegar teriakan Tina itu membuat Rio langsung mepercepat langkah kakinya karena Rio malu menjadi pusat perhatian mahasiswa nya yang disebabkan oleh tingkah Tina.

Sesampainya di ruangan nya di lantai 3 tepatnya ruangan wakil dekan II, Rio langsung mencari-cari sebuah berkas...

Ia pun mencari berkas itu membongkar-bongkar arsipnya, namun tetap tidak ketemu, "dimana berkas itu.....", cari Rio dengan teliti.

"kalau hilang bisa gawat karena itu sangat penting!!", gumam Rio bicara sendiri.

Rio pun berusaha mengingat-ingat dimana berkas itu ia simpan. Berkas yang sangat penting itu berisi informasi mengenai orang tua Rio!!!

............

Di suatu ruangan di lokasi yang belum diketahui....

Terlihat seseorang pria memegang sebuah foto, "hmmm jadi dia ya orangnya?, Lisa... cantik juga dan juga nama yang bagus", ucap seorang pria berkacamata.

"iya itu adalah Lisa, kamu ingat mukanya baik-baik, saya tidak ingin tahu pokoknya rencana ini harus berhasil", ujar orang lain yang berada juga di ruangan itu.

"sangat gampang... tenang saja, saya ini bukan orang amatir, kamu cukup tunggu saja, sedikit bersabar dan bammmmmm", jawab Pria berkacamata itu menatapnya sambil tersenyum.

"baiklah saya percaya dengan kamu. Segini dulu....", ucap orang itu sambil mengeluarkan tumpukan uang merah.

"terimakasih...", balas pria berkacamata itu.

"segitu dulu, sisanya nanti, tapi ingat kamu jangan kasih tau siapapun, cukuplah ini antara aku dan kamu", ucap orang itu memberi peringatan.

"siap.. santai saja" jangan khawatir, tukas Pria berkacamata itu.

...................................

Kembali ke ruangan wakil dekan II.

Rio masih sibuk membongkar laci nya untuk mencari berkas tentang orang tua nya.

Namun di tengah kesibukannya Rio mendapatkan telpon, "siang pak, mohon maaf mengganggu, saya mengingatkan bahwa bapak sekarang sedang ada jam mengajar di kelas B, bapak sudah ditunggu di kelas", ucap salah seorang pegawai kampus kepada Rio.

"oh iya, terimakasih telah mengingatkan, sebentar lagi saya ke sana tunggu saja", ujar Rio yang kemudian mematikan telpon.

Rio pun melihat ke arah jam tangan yang ia kenakan, jam tangan pemberian Tina, "yang benar udah jam segini?, udah dari tadi ini berarti aku lupa masuk kelas", gumam Rio dalam hati.

Akhirnya Rio pun memasuki ruangan kelas, “selamat pagi”, ucap Rio singkat sambi meletakan buku nya di atas meja.

“pagi pak”, balas mahasiswanya..

“baik pak ganteng”, goda salah satu mahasiswi yang membuat sekelas menjadi Riuh.

“ih apa sih lu, nggak jelas banget, ganjen”, balas Tina sambil menunjukan ekspresi tidak suka karena salah satu temannya itu menggoda dosen kesukaannya.

Mendengar keributan di dalam kelas nya membuat Rio menegur mahasiswanya, “sudah jangan ribut. Kalau sudah selesai ribut nya baru kita mulai belajar”, ujar Rio.

Sontak semua mahasiswa kompak diam..

“baiklah, kalau sudah bisa di mulai bapak akan absen kalian dulu” ucap Rio sembari memanggil satu per satu nama mahasiswa yang semua nya ternyata hadir...

Di sela-sela aktivitas Rio mengajar, terlihat Ziko si ketua angkatan ngobrol dan bercanda akrab dengan Lisa, melihat hal itu langsung menegur mereka, “hey kalian berdua, kalau tidak mau belajar keluar saja jangan main-main di kelas saya”, bentak Rio kepada Ziko dan Lisa.

Semua mahasiswa mendadak terkejut karena baru pertama kali ini mereka melihat Pak Rio berbicara dengan nada tinggi dan keras kepada mahasiswa, mereka semua terkejut tak terkecuali Ziko dan Lisa juga tidak menyangka bahwa Pak Rio bisa semarah itu pada mereka.

Rio pun yang tesulut emosi langsung menunjuk ke arah Ziko menyuruhnya untuk keluar, menanggapi hal itu Ziko hanya menunduk dan meminta maaf, begitu pula Lisa yang hanya terdiam ketakutan melihat pertama kali Rio semengerikan itu.

Sejenak Rio melihat ke arah Lisa yang nampak dari wajahnya ketakutan membuat Rio langsung menghela nafas menjernihkan pikiran kemudian dalam hati ia berkata, “bagaimana bisa aku semarah ini? Tapi rasanya... aku bukan marah karena mereka ngobrol saat pelajaran ku? Tapi... sebenarnya aku marah karena apa?”, ujar Rio dalam hati.

“jangan di ulangi lagi”, ucap Rio kepada Ziko dan Lisa.

“iya pak, terimakasih”, balas Ziko.

Sedangkan Lisa hanya diam dan masih ketakutan dengan bentakan Rio tadi.

Rio pun langsung melanjutkan mengajarnya, walau pikirannya tidak karu-karuan lagi karena terbayang-bayang senyum ceria bahagia Lisa saat berbicara dengan Ziko. Entah kenapa Rio merasa marah, marah dan marah.....

Seusai pelajaran Rio selesai, Lisa langsung mengemas segala buku lalu memasukannya ke dalam tas, dan kemudian pergi meninggakan kelas, Ziko pun menyusul dan mengejar Lisa, melihat hal itu Rio hanya terdiam hanya melihat ketika Ziko mengejar Lisa.

Ziko pun mempercepat jalannya dan akhirnya mampu mengimbangi langkah kaki Lisa, “Lisa, kamu tidak apa-apa kan? Kamu tidak marah pada ku kan?, aku minta maaf sebab karena aku ngajak kamu ngobrol kamu jadi ikut kena marah Pak Rio.” Ucap Ziko sambil berjalan di samping Lisa.

“nggak apa-apa kok, aku nggak marah sama kamu kok Ziko”, balas Lisa sambil tersnyum kepada ketua angkatannya itu.

“hehe..... oh iya Lisa, kamu sore ini sibuk nggak?”, tanya Ziko.

“enggak deh, emang kenapa?”, Jawab Lisa.

“hmmm.....”, ucap Ziko berdehem..

“kenapa Ziko?....”, tanya ulang Lisa.

“sore ini kita jalan yuk, aku yang traktir makan”, ujar Ziko sambil salah tingkah.

“lho ada angin apa nih?”,balas Lisa.

“aku udah lama sih mau ngajak.... tapi kebetulan pas hari ini kamu kena marah karena aku, jadi aku ngajak kamu jalan sebagai permintaan maaf”, jawab Ziko sambil tertawa.

“bisa aja..... ya udah sore ini yah? dimana?”, tanya Lisa.

“ke restoran yang baru buka itu tu deket simpang 3 lampu merah, lagi rame disana katanya sih makannya enak-enak”, ucap Ziko.

“hmmm boleh juga”, balas Lisa.

“oke? Sore ini jam 5 aku jemput ya... masih di rumah lama kan”, ujar Rio sambil bercanda.

“mungkin deh haha”, jawab Lisa sambil tertawa bersama Ziko.

....................

Rumah Lisa...

“waduh dek mau pergi kemana sore-sore gini”, tanya Ibu Lisa yang melihat anaknya yang sedang merapikan pakaiannya.

“adek mau pergi bu mau jalan”, jawab Lisa sambil bercermin.

“jalan dengan siapa dek?”, kembali Ibu Lisa bertanya.

“sama temen adek bu, Ziko”, ucap Lisa..

“ohhhh jadi pacar adek namanya Ziko ya? Yang adek bela-belain masak sup kemarin ya”, balas Ibu Lisa sambil tersenyum menggodai Lisa.

“apa sih bu....., Cuma temen....”, Ujar Lisa sambi berteriak

“hmmmm iya deh, Cuma temen hahaha”, Ibu Lisa tertawa.

“iiihhh ibu!!!!”, teriak Lisa...

Tok tok tok terdengar suara ketukan di pintu rumah...

“tuh pacarmu sudah jemput tu.... eehhh,,, maksud ibu temen mu sudah jemput tu”, ucap Ibu Lisa dengan bercanda.

“Bu, Adek pamit dulu ya”, ujar Lisa sambil mencium tangan ibu nya.

“ia dek, tapi inget ya pulangnya jangan kemalaman, kasih tau tu pacarmu, eeeh maksudnya temenmu hehehe”, jawab Ibu Lisa.

Lisa pun sudah membukakan pintu, terlihat Ziko sudah berdiri di depan pintu dengan tampilan rapi, mengenakan baju kemeja tangan panjang yang di gulung, serta sepatu kets putih yang membuatnya kian serasi dengan kulit Ziko yang juga putih.

Ibu Lisa pun melihat penampilan Ziko untuk beberapa detik di buat terkesima.

“ibu, saya Ziko temen nya Lisa, mau izin ngajak Lisa jalan”, ucap Ziko.

“iya boleh tapi pulangnya jangan kemalaman ya nak”, balas Ibu Lisa.

Ziko pun mengangguk sambil langsung menyalami Ibu Lisa Pamit pergi mengajak Lisa.

Ziko pun membukakan pintu mempersilahkan Lisa untuk masuk duluan, bergantian dengan Ziko yang kemudian masuk dan langsung menjalankan mobil nya...

Mobil Ziko pun melaju dengan sedang, selama di dalam mobil Ziko mendadak menjadi pendiam tidak seperti biasanya, “tumben sepi”, ujar Lisa yang menyindir Ziko yang biasanya hobby berbicara mendadak menjadi diam.

“oh iya muter musik ya maksudnya hehe”, balas Ziko sambil menghidupkan musik di mobilnya.

“kenapa yah Pak Rio hari ini, aku bener-bener nggak nyangka dia bisa semarah itu pada kita”, ucap Lisa yang tiba-tiba langsung membahas kejadian siang tadi.

“entahlah mungkin dia cemburu haha”, jawab Ziko dengan tawa dan canda.

Mendengar ucapan Ziko membuat Lisa entah kenapa menjadi senang, “ha? Cemburu? Kamu lagi melucu ya? Orang dingin kayak bapak itu? Ada – ada aja kamu ini”, balas Lisa.

Dan......... sepanjang jalan mereka terus di isi dengan obrolan dan candaan hingga obrolan mereka terhenti karena mereka telah sampai di restoran yang baru saja dua minggu lalu di resmikan itu.

“wah tempatnya memang bagus ya, wajar sekali kalau sampai seramai ini”, ucap Lisa dengan takjub.

“ayok kita ke meja nomor 5 yang sebelah kanan aja, untuk foto-foto juga bagus”, ajak Ziko.

Ziko dan Lisa pun duduk berhadapan di meja sebelah kanan yang mereka telah pilih. Pelayan pun datang menghampiri membawa menu.

“aku pilih paket lengkap saja, kalau kamu?”, ucap Rio bertanya pada Lisa sambil menunjukan jari ini ke arah buku menu.

“samain aja, aku percaya pilihan mu Ziko pasti enak hehe”, canda Lisa sambil memberikan buku menu pada pelayan itu.

“terimakasih, mohon di tunggu ya”, ucap pelayan itu yang kemudian meninggalkan mereka berdua..

Tinggalah kembali Ziko dan Lisa hanya berdua, mendadak kembali Ziko terdiam karenan canggung, namun ia memberanikan diri memulai pembicaraan dengan Lisa, “Lisa kamu sudah punya cowok belum?”, tanya Ziko tanpa basa-basi.

Mendengar pertanyaan itu membuat terkejut, Lisa tak menyangka Ziko yang selama ini orangnya ceria dan jarang terlihat serius tiba-tiba bisa bertanya seperti itu kepadanya, “heeeeee, kenapa nanya itu?”, jawab Lisa.

“ya gak apa-apa Cuma mau tau saja nanti takutnya ada yang marah haha”, balas Ziko yang kembali terlihat bercanda setelah sebelumnya nampak serius sekali bertanya.

“nggak kok, tenang aja nggak ada yang marah”, ucap Lisa dengan santai.

“baguslah kalau begitu...”, jawab Ziko.

“bagus? Bagus kenapa?”, tanya Lisa.

“hmmm nggak ada apa-apa kok.”, balas Ziko.

Lalu Ziko melanjutkan perkataannya, “Lisa... kalau kamu butuh apa-apa atau kalau ada yang mengganggu mu jangan sungkan untuk memberitahu ku”, ucap Ziko menatap mata Lisa dengan tatapan yang serius sambil tangan kanan nya perlahan memegang tangan kiri Lisa!!...

.

.

.

BERSAMBUNG.....

#terimakasih telah membaca 🤗 sampai ketemu lagi di bab berikutnya ya...#

Terpopuler

Comments

Sri Mahayani

Sri Mahayani

di tunggu selalu

2022-04-03

11

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!