TERPILIH

Jam 5 sore sebuah pesan dikirim oleh staff administrasi kampus ke grup sosial media kampus, pesan tersebut berbunyi:

Kepada Nama – Nama Berikut Besok Harap Menemui Wakil Dekan II:

Salsa

Glen

Lisa

Harap Datang Pukul 08.00 S.d ke Gedung Lantai III

Atas Perhatiannya Diucapkan terimakasih.

.....

Dan seluruh yang tergabung di grup itu pun telah membaca pesan tersebut. Lisa yang namanya tercantum di dalam pesan itu bertanya-tanya apa maksud pemanggilan itu.

“Salah ku apa ya? Kok aku dipanggil”, Pikir Lisa.

“mudah-mudahan bukan apa-apa”, tambah Lisa berbicara sendiri.

Keesokan hari nya pukul 07.50 mereka bertiga telah lengkap berkumpul menunggu di ruang tunggu gedung lantai III kampus.

Tak lama kemudian muncul lah wakil dekan II dengan stelan jas abu-abu yang dipadukan dengan celana dasar abu-abu terlihat serasi dengan perawakannya yang berwibawa.

“Selamat Pagi, apakah kalian telah lama menunggu?”, sapa Rio dengan tenang.

“nggak pak, kami juga baru datang”, balas Glen sambil tersenyum.

“Terimakasih untuk kalian semua telah bersedia hadir, langsung saja kalian bertiga ditunjuk oleh kampus kita untuk mewakili kampus dalam ajang debat mahasiswa tingkat nasional yang diadakan di Jakarta”, Jelas Rio kepada mereka yang terpilih.

Baru mereka mau bicara, Rio kembali berbicara, “Bapak tidak mau menerima penolakan dari kalian”

“baik pak”, jawab mereka dengan serentak.

“Kalian tolong perdalam wawasan mengenai hubungan tentang dunia pendidikan pada era four point zero.”

...

“oke bapak rasa cukup, persiapkan diri kalian. Akhir bulan ini kita berangkat ke Jakarta”, tutup Rio mengakhiri.

“Siap Pak!!!”, jawab mereka bersamaan.

........

Sore hari nya terlepas dengan segala kerjaannya, Rio langsung menuju panti jompo yang rutin didatangi oleh Rio minimal sebulan sekali.

Kedatangannya kesana merupakan bentuk perhatiannya kepada para orang tua lanjut usia.

Kedatagan Rio ke panti jompo tak lain karena, Rio sangat merindukan sosok ayah dan ibu nya karena Rio sejak dari kecil tidak pernah melihat kedua orang tua nya dikarenakan sebuah kecelakaan tunggal yang menimpa kedua orang tua nya, saat itu Rio masih berumur 1 tahun sehingga ia tidak pernah mengingat wajah ayah dan ibu nya, tak heran ia sangat perhatian dengan setiap orang tua, bahkan rutin menjadi donatur di panti jompo itu.

"Ayah.... ibu.....", teriak Rio dari kejauhan kepada semua penghuni panti jompo itu sambil membawa banyak sekali kantung yang berisi makanan dan pakaian.

"Ini Rio bawaiin oleh-oleh, maaf baru sempat menjenguk kalian", sambung sapaan Rio kepada para Lansia itu dengan senyum bahagia.

"terimakasih nak, kamu lama sekali berkunjug, kami tidak butuh kamu bawa apa-apa, kami Cuma ingin anak kami datang kesini sering-sering", jawab salah seorang wanita tua kepada Rio.

"hehe, maaf kan rio bu, rio lagi banyak kerjaan, lain kali Rio akan datang lagi kesini tidak membawa makanan/pakaian tapi membawa menantu ibu, hahaha.", Balas Rio dengan bercanda.

"wah ibu senang sekali, ibu tak sabar melihat menantu ibu", sambil mata nya berkaca-kaca terharu.

Mendadak Panti yang biasa sunyi itu menjadi riuh.

"cepat hari ini ayah mau lihat, mana fotonya", sahut seorang pria tua yang juga salah satu penghuni panti itu.

"iya, emak tau nya besok bawa tu mantu emak kesini", timpal wanitu tua lainnya.

Keadaan pun semakin riuh karena perkataan yang diucapkan Rio itu. Rio hanya tertawa saja melihat keriuhan para orang tua di panti itu.

Sambil melihat wajah-wajah tua mereka, Rio merasakan kehangatan sebuah keluarga, kehangatan kasih sayang orang tua yang tidak ia dapatkan semasa kecil.

.......

Beralih ke Tina...

Tina, mahasiswi yang menyukai Rio sedang bersedih hati dikarenakan ia tidak dipilih kampus untuk pergi debat, yang ia sedihkan bukan tidak ikut debat melainkan tidak bisa ikut Rio pergi.

"bagaimana ya cara nya aku bisa ikut?", lamun Tina.

"oh ia, paman!!", oceh Tina sambil tersenyum yang teringat dengan pamannya yang merupakan seorang Rektor!!!

..............

Kembali ke Rio yang sedang berada di panti jompo.

Handphone Rio berbunyi ternyata terdapat pesan masuk, Rio pun bergegas meraih benda pipi segi empat itu. “Besok pagi temui saya di ruangan saya”, Rio membaca pesan yang masuk dari Dekan.

“ia pak”, balas singkat Rio membalas pesan ke Dekan.

Keesokan hari nya Rio dan Pak dekan telah duduk berhadapan di meja ruangan Dekan yang berada di lantai 4.

“maksud saya memanggil mu hari ini untuk menanyakan tentang siapa saja mahasiswa kita yang kamu daftarkan untuk ikut di debat nanti”, langsung tanya Pak Santoso yang merupakan Dekan sekaligus atasan Rio itu.

“oh ia pak, mereka Salsa, Glen dan Lisa yang saya pilih. Mereka cukup meyakinkan menutrut saya”,

Jelas Rio ke Dekan.

“Tina. Salsa Ganti Tina”, balas Dekan.

“maaf. Maksudnya Pak?”, tanya Rio.

“Saya kemarin di panggil Pak Rektor. Beliau kecewa kenapa Tina tidak dimasukan ke dalam mahasiswa yang dikirim untuk debat. Pak Rektor tidak mau tau pokoknya Tina harus ikut”, jelas Dekan dengan panjang lebar ke Rio.

“tapi pak......”, jawab Rio.

Belum selesai Rio berbicara, Dekan kembali berbicara.

“sudah ikuti saja, ini suatu kehormatan Rektor ikut memperhatikan kampus kita, kamu turuti saja”, ucap Dekan itu.

“baik pak, saya akan jalankan”, tutup Rio yang mengakhiri percakapan mereka pagi itu.

Rio pun berjalan menuruni tangga sambil berucap dalam hati, “hampir saja... untung yang diganti bukan Tina”, ujar Rio yang tidak menyadari kalau masuknya nama Tina itu tak lebih karena ia merupakan keponakan Rektor.

Rio pun mengeluarkan Handhphone nya dan mulai mengetik:

Pengumuman perubahan nama mahasiswa yang akan mengikuti debat di jakarta:

Tina

Glen

Lisa

Demikian pengumuman ini di buat. Harap untuk mahasiswa yang dipilih untuk mempersiapkan diri. Terimakasih.

Di tempat lain terlihat senyum bahagia yang terpancar dari raut seorang mahasiswi saat membaca pengumuman yang dikirimkan Rio ke grup pesan mereka. Ya, Tina merupakan mahasiswi yang paling bahagia pagi itu.

“terimakasih paman....!!!!”, teriak bahagia Tina berterimakasih pada pamannya karena berkat pamannya yang rektor itu ia bisa diikut sertakan terlibat pada debat yang akan diselenggarakan di Jakarta bersama Rio sebagai Dosen Pembimbing nya.

.

.

.

.

BERSAMBUNG.... sampai ketemu lagi ya di chapter berikutnya ya... ikutin terus 🤗

Terpopuler

Comments

Dea Sandora

Dea Sandora

makasih mimin 🥰😘

2022-03-29

21

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!