MALU - MALU

"astaga apa yang aku mimpikan", sambil menoleh kanan kiri melihat kamarnya yang ternyata tidak ada orang selain dirinya.

"memalukan bisa-bisanya aku memimpikan hal yang aneh dengan mahasiswiku sendiri", untung Cuma mimpi ucap Rio sambil menutup mengusap mukanya.

Rio melihat jam di layar handphone, "oh udah sore ya", ucapnya dalam hati sambil beranjak ke toilet untuk mandi.

Setelah mandi Rio langsung berbegas menuju Lobby, dilihatnya lah dari kejauhan ternyata ada semua sudah menunggu kecuali Lisa.

"kalian sudah lama menunggu?", sapa Rio kepada mahasiswa nya itu.

"enggak pak, kami juga baru di sini paling baru 15 menit", balas Tina

"oh iya mana Lisa"?, Tanya Rio yang menyadari Lisa belum hadir.

"dari tadi sudah saya kirim pesan dan teleponin juga pak tapi nggak di angkat-angkat", timpal Glen.

"begitu ya, oke kalian tunggu sebentar di sini bapak akan coba cek ke kamar nya", ucap Rio yang langsung bergegas.

Sambil berjalan ia berusaha menelepon Lisa, dan benar saja Lisa tidak mengangkat telpon nya membuat Rio khawatir.

Rio pun telah sampai di depan pintu mengetok-ngetok pintu sambil memanggil-manggil.

"Lisa… Lisa…Kamu di dalam? Lisa buka pintu nya… ini Pak Rio', panggil Rio dengan tetap sambil mengetuk pintu kamar.

Tak lama kemudian pintu kamar terbuka celah kecil, memuculkan sedikit muka Lisa, sambil mengintip Lisa pun berkata, "hehe ia pak ada apa?", ujar Lisa dengan tetap tidak membuka pintu secara penuh.

"seharusnya bapak yang bertanya! Kenapa kamu masih dikamar? Di telepon pun susah dihubungi!", marah Rio pada Lisa.

"hhmm Lisa… Lisa ada masalah pak, tapi Lisa malu mau ngomongnya", jawab Lisa.

"kamu ada masalah apa, kasih tau bapak. Nanti bapak bantu", Tanya Rio.

"malu pak", jawab Lisa.

"Sudah katakan saja jangan paanjang lebar", Rio mulai penasaran.

"tembus", ucap pelan dari mulut Lisa.

"maksudnya?", Rio tidak mengerti.

"itu pak… Lisa kedatangan tamu", ujar Lisa dengan malu-malu.

Rio pun baru mengerti maksud dari perkataan Lisa.

"haduhhh, bapak kira apa… bapak sudah khawatir, kenapa tidak minta tolong dari tadi', jawab Rio dengan lega.

"Lisa malu pak, tadi sudah minta tolong ke Tina tapi pesan dari Lisa belum di balas-balas dari tadi. Masa ia minta tolong Glen" jelas Lisa.

"ya udah bapak belikan tapi bapak kurang paham itu beli pembalut yang seperti apa?", Tanya Rio yang binggung karena ia seumur hidup belum pernah membeli pembalut.

"sudah Lisa kirim pak foto nya ke HP bapak, nanti cari aja seperti yang di gambar", jawab Lisa sambil menunjukan layar HP nya.

"baiklah kamu tunggu sebentar di sini, saya segera belikan", perintah Rio.

Rio pun pegi menuju Mini Market, setelah didapatkan langsung menuju hotel kembali.

Glen dan Tina yang melihat Rio menjadi bertanya – Tanya apa yang isi kantong yang di bawa oleh Rio dan mereka juga bertany-tanya kemana Lisa yang juga belum kunjung turun.

Akhirnya Rio datang dengan membawa pembalut yang telah ia beli, diketuknya lah pintu, baru sekali pintu di ketuk Lisa langsung membuka pintu.

"ini…", sodor Rio yang memberikan Pembalut itu ke Lisa.

"wah terimakasih pak, ini berapa harganya", Ucap Lisa yang bermaksud mau mengganti uang.

"nggak penting, yang penting itu sekarang kamu segera menyusul ke Lobby, teman-teman mu yang lain mengkhawatirkanmu", jawab Rio dan langsung pergi.

Rio pun kembali ke Lobby menemui Glen dan Tina.

"gimana pak dengan Lisa", Tanya Glen.

"ada sebentar lagi turun", Jawab Rio.

"bapak kok lama sekali di atas? Dan tadi juga bapak dari mana membawa kantong?", Selidik Tina.

"kamu ini mau tau saja urusan saya haha", jawab Rio dengan tertawa.

Lisa pun telah tiba dan langsung menyapa semua,

"maaf pak, tina, glen karena lisa terlambat".

"iya udah tidak apa-apa, kita langsung saja membahas untuk debat besok", ucap Rio.

Mereka pun berdiskusi,makan malam melanjutkan diskusi lagi, menonton video debat, serta belajar materi untuk keperluan debat nanti.

Rio pun terus membimbing mereka semaksimal mungkin. Tak terasa sudah jam Sembilan malam. Tampak muka mengantuk menghiasi muka anak didiknya itu terutama Glen yang terus-terusan menguap dari tadi.

"oke, bapak rasa hari ini sudah cukup sampai disini. Kita Bubar, Kalian langsung menuju kamar, langsung tidur bapak tidak mau kalua besok ada yang kesiangan atau terlambat berkumpul seperti hari ini", ujar Rio sambil menoleh kearah Lisa.

Lisa pun melihat dan langsung menunduk malu seolah tahu maksud perkataan Rio yang menyindirnya atas kejadian hari ini.

Lisa, Tina dan Glen pun sudah di kamar masing-masing.

Lisa pun telah mandi dengan masih mengenakan handuk berdiri di depan cermin. Menatap mukanya sendiri yang memerah di cermin karena teringat kejadian yang baginya memalukan.

Tak lama kemudian masuk pesan ke ponsel Lisa,

"tidurlah supaya besok tidak terlambat. Jangan malu ya hari ini hahaaha", tertulis pesan dari Rio ke Lisa.

Sambil membaca pesan dari Rio tersebut Lisa pun berteriak dengan malu "aahhh sudahlah!! RIO!!!!!" …..

.

.

.

.

BERSAMBUNG….

terimakasih telah membaca 🤗

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!