Thomas tidak tidur sama sekali tadi malam, dia terus saja berbicara tanpa mengetahui lawan bicaranya mendengar atau tidak.
Cat tidak menjawab sepatah kata pun meskipun ponsel itu tetap hidup.
"Berbicara terlalu banyak ternyata capek juga, sudah ya Cat, aku sudah selesai. Kau boleh tidur."
Thomas menutup panggilan telepon itu dan tidur untuk beberapa jam.
.....
Pagi harinya ...
Pria itu bangun jam 5 pagi setelah 2 jam yang lalu dia baru saja memejamkan matanya. Ini sudah ia lakukan selama 2 tahun yang lalu, dia selalu mengalami insomnia atas trauma yang ia alami.
Saat dia tidur, di dalam alam mimpinya hanya ada peristiwa tentang perselingkuhan ayahnya.
Dia tidak pernah bisa terlepas dari hal itu, oleh karenanya Thomas lebih memilih tinggal bersama kakaknya di rumah yang baru.
"Thom? temanmu ada yang namanya Catlyn tidak?" tanya sang kakak yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya.
"Kau ini kebiasaan tidak ketuk pintu dulu," gerutu Thomas.
"Iya, maaflah, aku hanya mendapatkan kabar dari adik kelas yang yang sedang aku dekati, dia mengatakan sedang berada di rumah Catlyn yang satu kelas denganmu. Dia bilang ibunya meninggal dunia." Sang kakak menyampaikan berita duka ini secara langsung kepada sang adik.
Thomas terbelalak tak percaya, baru semalam dia berbicara dan bercanda dengan ibu Cat, ini seperti mimpi baginya.
Tanpa basa-basi, Thomas langsung mengambil kunci mobilnya dan menuju garasi.
Dia bahkan mendorong tubuh kakaknya.
"Anak ini, apa masalahnya?! mendorongku dengan sangat kuat, huh dasar pria arogan! ini penyebabnya kau tidak memiliki kekasih sampai saat ini," ucap sang kakak, dia tidak mengetahui hubungan sang adik dengan Grace. Thomas memang tidak terbuka dengan sang kakak masalah asmaranya.
Dia tidak ingin sang kakak mengetahui bahwa dirinya berpacaran dengan gadis yang lebih dewasa darinya.
Sang pria tembok sudah berada di garasi dan langsung masuk ke dalam mobilnya, dia bergerak cepat menghidupkan mobil dan langsung tancap gas menuju rumah Catlyn.
Di dalam hatinya, masih tak percaya ini semua bisa terjadi kepada seorang ibu yang baru saja ia temui tetapi perannya sangat lembut dan mengayomi.
"Ibunya Cat sangatlah baik, tapi mengapa Tuhan begitu cepat memanggilnya? ayahku yang begitu jahat dan pembohong lama sekali matinya." Dia membandingkan dengan sang ayah yang memiliki perangai buruk tetapi juga usai sisa umurnya.
Beberapa menit kemudian, mobil mewahnya telah terparkir di depan rumah Cat.
Dia mendapati banyak tamu yang melayat, suasana berkabung sangat kentara sekali.
Sang pria tembok mendapati Catlyn yang menangis tanpa henti, Gadis itu terlihat sangat sedih dan terpukul.
Dia tidak ingin terlalu berlama-lama hanya menatap, Thomas turun dari mobilnya kemudian berjalan ke arah sekumpulan orang yang sedang memberikan ucapan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan.
"Thomas?" ucap Tuan Fabio.
"Iya Tuan, ini aku. Ada apa? mengapa apa istri anda bisa meninggal secepat ini?" tanya Thomas yang masih tidak percaya bahwa wanita tua itu sudah meninggal dunia.
"Dia mendadak terkena serangan jantung, aku tidak mengetahui jika dia pingsan saat keluar dari kamar mandi. Ini terjadi begitu cepat, meskipun aku sudah membawanya ke rumah sakit tetapi Tuhan terlalu cinta kepadanya." Tuan Fabio meratapi kepergian sang istri tetapi dia coba tegar, ada putri semata wayangnya yang butuh sekali dukungan.
Tuan Fabio kemudian pergi dari hadapan Thomas karena dia harus menemui para tamu yang datang.
Tatapan matanya tertuju kepada Catlyn, setelah sedari tadi hanya menangis, gadis itu hanya diam saja saat pria itu berdiri di sampingnya. Thomas memang tidak menyapa terlebih dahulu karena ini masih dalam suasana berkabung.
Dia membiarkan gadis itu tetap diam, namun lama kelamaan bosan juga. Sang pria menepuk pundak Cat dan mengatakan," Ibuku sangatlah baik, jika Tuhan memanggilnya itu adalah yang terbaik. Jangan menangisi ibumu terlalu lama, kasihan dia."
Setelah mendengar apa yang dikatakan oleh pria tembok, sang gadis langsung memeluk pria itu dan menangis sejadinya.
Thomas jadi salah tingkah karena pelukan itu.
Mau tidak mau, dia harus menerimanya dan memberikan motivasi agar gadis di depannya tetap semangat dalam menjalani kehidupan.
"Semuanya akan baik-baik saja Cat, tidak perlu terlalu bersedih. Kau masih ada ayah yang akan selalu menjaga dan mencintaimu." Thomas kembali memberikan support, meskipun selama ini mereka berdua bermusuhan tapi di saat seperti ini tidak mungkin bersaing juga. Saatnya Thomas menunjukkan sisi manisnya kepada sang rival.
"Aku menerima jika Ibuku telah tiada, tetapi mengapa aku tidak mengetahui? dia meninggalkanku tanpa mengatakan selamat malam, dia pergi begitu saja Thom!"
Sang gadis menarik mantel hitam yang Thomas kenakan, rasanya sangat mendalam perasaan duka itu. Rintihannya, sangat membuatnya iba, Thomas memberikan pelukan hangatnya kepada Catlyn.
Kali ini, bukan masalah saling bersaing tetapi saling mendukung.
Thomas mengalah dengan keegoisan dan lebih memilih untuk menenangkan sang musuh.
"Tetaplah seperti ini, aku akan menjaga dan menemanimu disaat duka melanda hatimu." Thomas mengatakan itu dengan sadar dan tanpa tekanan, dia juga pernah kehilangan orang yang sangat ia sayangi yaitu itu nenek dan kakeknya yang meninggal karena penyakit gula yang keduanya derita selama ini.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments