Thomas merasa sesak, tetapi dia menghempaskan rasa itu. Sebagai seorang pria, bersikap cuek, masa bodoh adalah sebuah keharusan.
Dia tidak ingin dikatakan cemen. Dia pria arogan, kejam, semena-mena, egois, mana boleh cengeng.
"Luka bekas operasi itu Tuan?" tanya sang sopir yang mengetahui apapun tentang Tuan Mudanya.
"Jangan membahas itu," jawab Thomas. Dia tidak ingin kejadian lima tahun lalu kembali dibahas.
"Baik Tuan, maaf, saya hanya khawatir. Nyonya besar sering mengatakan jika Tuan Muda sering mengeluh sakit tetapi tidak pernah mengatakan apapun, Nyonya juga berpesan agar menjaga Tuan jangan sampai sakit ataupun terluka." Sang sopir mendapatkan banyak mandat dari Nyonya Luna bahwa harus senantiasa menjaga Thomas.
"Apapun jika itu kata ibu, lakukan." Thomas menjadi lebih lembut kala mendengar itu perintah dari sang ibu, dia sangat mencintai sang ibu lebih dari apapun.
"Anda anak yang berbakti Tuan," puji sang sopir.
"Diamlah! aku tidak butuh pujian, aku hanya ingin gadis ini segera bersih dari muntahan itu, bodohnya kau, harusnya bersihkan dulu dia, baru membawanya masuk ke dalam mobil." Tuan muda yang hobi marah-marah itu tetap saja menyalahkan orang lain, seperti biasanya.
Sultan mah bebas.
"Kita antar dia pulang saja Tuan, hukumannya besok saja. Kasihan," pinta sang sopir.
Dia melihat mata sang pria tembok melotot ke arahnya, itu terlihat jelas di spion tengah mobil.
"Aku tidak suka menunda-nunda hukuman, sampai rumah, suruh Bibi Tina untuk memandikan gadis menyebalkan ini!" pinta Tuan Muda angkuh itu.
"I-ya T-tuan ...." Sang sopir sangat takut dengan Tuan Muda yang selalu marah-marah ini, usianya yang baru menginjak 22 tahun terlihat tidak sama dengan wajah Thom yang seperti usia 30 tahun, ini karena dia memikirkan banyak hal.
*****
Di sesampainya di rumah ...
Tidak terasa, mobil yang membawa ke-tiga orang itu telah sampai di depan rumah Thomas yang berdesign ala Amerika klasik itu.
Thomas langsung keluar dari mobilnya karena tidak tahan bau yang ada di mobilnya sendiri dan mengatakan ingin membuang mobilnya, dia tidak butuh mobil bau.
"Waduh, di cuci kan bisa, sudah lima mobil Tuan buang," ucap sang sopir yang heran dengan apa yang dilakukan sang Tuan Muda.
"Uang dari ayah, aku akan menghamburkannya."
Sang sopir mengetahui fakta itu dan memilih untuk diam.
Lebih baik sang sopir langsung mengurus si gadis dan memberikan tugas memandikan Cat kepada Bibi Tina.
Sedangkan sang Tuan Muda melenggang santai menuju pintu utama.
Langkah Thomas terhenti, dia meraba saku celananya. Dia melupakan sesuatu.
"Sial, ponselku tidak ada."
Saat dia ingin mengambil ponsel di dalam mobil, sang sopir tiba-tiba saja berdiri di depannya.
"Astaga!" ucap Thomas terkejut.
"Maaf Tuan, ini ponsel anda, dari tadi ada panggilan masuk dari Nona Grace," jawab sang sopir sembari menyerahkan ponsel tersebut kepada majikannya.
Sang majikan menerima ponsel itu dan membuka pintu utama, setelah itu dia langsung masuk ke dalam rumah.
******
Ruang tamu ...
Thomas duduk di sofa sembari menyalakan sebatang rokok, dia berulang kali membuat asap untuk mengurangi gangguan kecemasan yang ia derita. Namun, dia hanya merokok beberapa detik saja, setelah itu, meletakkan puntung rokok di asbak yang tersedia di atas meja.
Selanjutnya, dia menjawab panggilan telepon dari sang kekasih.
"Sayang? mengapa tiba-tiba ponselmu mati?" tanya Grace heran, padahal sebelumnya dia berbicara dengan sang kekasih, lancar-lancar saja.
"Sayang, bisa kah kau datang hari ini?" jawab Thomas, tidak menjawab pertanyaan sang kekasih tetapi justru ingin bertemu, kelihatannya dia merasa sangat rindu.
"Maaf sayang, hari ini aku ada acara, esok hari aku juga tidak ke kampus, kau sabar dulu ya?" jawab Grace, dia mencoba bernegosiasi dengan pria tembok.
"Tidak sayang, kau sudah lima hari tidak bertemu denganku, kita harus bertemu besok." Sang pria keras kepala sangat ingin bertemu tetapi tidak mendapatkan persetujuan dari kekasihnya.
Akan tetapi, keinginan hatinya tidak selaras dengan keadaan.
Pada akhirnya dia harus lebih bersabar.
"Okey, aku akan bersabar demi dirimu," ucap pria tembok yang sangat menyayangi Grace, cinta pertamanya yang sangat mengerti dirinya.
"Hari ini kau aneh sekali, tidak biasanya bersikap manis? kau selalu marah-marah jika aku tidak bisa bertemu denganmu," jawab Grace heran dengan sikap kekasihnya.
"Demi dirimu aku akan berubah lebih baik lagi," ujar Thomas yang menyadari bahwa dirinya harus lebih peka dan mengerti perasaan Grace, agar dia tidak lari.
Mendapatkan gadis sempurna seperti Grace, tidak semudah membalikkan telapak tangan, untung dia anak orang kaya. Jadi, dia bisa mendapatkan apapun yang diinginkan.
Saat dirinya hendak melanjutkan percakapan, tiba-tiba baterai ponselnya mati, dia segera beranjak dan berjalan menuju kamar utama untuk mencharge ponsel miliknya.
"Wajah kusut, badan bau, darimana?" tanya sang kakak yang melihat sang adik lewat di depan kamarnya, kebetulan dia baru saja membuka pintu dan ingin pergi bersama temannya bermain futsal.
"Dari kampus," jawab sang adik tanpa memperhatikan dirinya.
"Ishh ... ishh ... tak patut, mana ada kakaknya bertanya tapi langsung pergi? adik tak beretika." Sang kakak yang bernama Chris, geleng-geleng kepala melihat sang adik yang masih sama dan tidak pernah berubah sejak dulu.
*******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments