PERGI

Damar menyempatkan diri berwudu kembali dan menunaikan salat subuh. Setelah itu ia pun mengemasi pakaiannya yang jumlahnya tidak seberapa ke dalam sebuah tas. Selain pakaian, pemuda yang berprofesi sebagai driver ojek itu juga membawa barang-barang pribadinya yang lain. Satu benda yang tidak lupa ia bawa adalah foto pernikahannya. Damar menatap foto pernikahannya dengan Siska. Ia dan Siska benar-benar pasangan yang sangat serasi. Damar mengelus foto almarhum ibunya yang berdiri di sebelah Siska seraya berucap.

"Maafkan Damar, Bu. Damar tidak bisa memenuhi janji Damar kepada Ibu bahwa Damar akan menjaga Siska seumur hidup." Lagi-Lagi air mata Damar meleleh.

Damar memasukkan benda yang menurutnya sangat berharga itu ke dalam tasnya. Itulah foto ibu Damar satu-satunya yang kondisinya masih bagus karena dicetak oleh studio mahal yang disewa Tuan Hisyam.

Selain foto itu, benda lain yang berharga bagi Damar adalah motor matic yang biasa ia gunakan untuk membawa penumpang ojek online-nya. Motor itu menyimpan banyak kenangan selama ia menikah dengan Siska. Motor itu lah yang ia gunakan untuk mencari makanan-makanan aneh yang diminta Siska saat istrinya mengidam sesuatu.

Selama menikah, terhitung hanya dua kali Siska naik motor itu. Pertama, saat badan Arya tiba-tiba panas tinggi. Dokter pribadi keluarga mereka sedang ke luar kota, sedangkan semua mobil kebetulan dipakai oleh Tuan Hisyam dan anak buahnya ke kuar kota juga. Demi menyelamatkan nyawa Arya, Siska pun terpaksa mau dibonceng oleh Damar meski sepanjang jalan ia terus mengomel. Damar tidak memperdulikannya yang penting nyawa Arya tertolong.

Yang kedua saat ada demo besar-besaran di kota tersebut. Saat itu Siska habis nongkrong dengan teman-temannya. Siska tidak bisa pulang karena jalanan macet. Padahal Siska ada keperluan di tempat lain. Dengan terpaksa Siska pun menelpon Damar minta dijemput. Damar pun senang karena jarang-jarang mendapat telepon dari istrinya. Apalagi saat itu Siska minta diantar olehnya. Damar pun mengantar Siska ke tempat yang dituju melalui jalan tikus.

"Jangan sampai ada rongsokanmu yang tertinggal, Damar!" ujar Siska dengan nada ketus.

Damar menghela napas untuk menahan emosinya.

"Oh, ya. Kamu tidak perlu repot-repot mengurusi surat cerai untukku. Simpan saja uang recehmu itu. Aku bisa mengurusnya sendiri," imbuh Siska dengan nada sinis.

Damar tidak menyahut. Sakit? Iya. Tapi, ia sadar bahwa kali ini ia sudah tidak berhak lagi marah kepada Siska. Kehadirannya di rumah itu sudah tidak diharapkan lagi. Ia tidak ingin menambah luka hatinya dengan meladeni omongan perempuan itu.

Damar telah selesai mengemasi semua barangnya. Ia menatap sekali lagi Arya yang kembali bermain dengan robot Ultra Man pemberiannya. Dalam hatinya ia ingin sekali membawa Arya pergi bersamanya, tapi ia sadar Siska dan keluarganya lebih berhak atas diri Arya.

"Tenang, paling juga seminggu Arya nanyain kamu. Setelahnya anak itu pasti sudah melupakan papa kere seperti kamu. Dave akan menjadi papa barunya yang tentunya jauh lebih baik dari kamu," imbuh Siska seolah ingin menabur garam di hati Damar yang sedang terluka.

"Papa pergi dulu, Arya!" ujar Damar sambil menjabat tangan kecil Arya.

Ritual rutin yang biasa dilakukan Damar setiap akan berangkat bekerja. Tapi, kali ini Arya tidak tahu bahwa papanya akan pergi meninggalkan rumah itu untuk selamanya.

"Dada ....," ucap Arya sambil tersenyum lucu.

"Terima kasih atas segalanya, Siska. Aku minta maaf kalau ada kesalahan," bisik Damar pada Siska saat ia akan pergi dari dalam kamar.

"Apa? Kesalahan? Sejak awal kehadiranmu di rumah ini adalah sebuah kesalahan," jawab Siska.

Damar tidak begitu menggubris ucapan Siska. Ia hanya menjalankan salah satu pesan ibunya, 'Datang tampak muka, pulang tampak punggung,'. Setelahnya ia pun berjalan menuju posisi tuan Hisyam berdiri. Damar mengulurkan tangannya kepada Tuan Hisyam, tapi Tuan Hisyam tidak juga menjulurkan tangannya hingga Damar pun menarik tangannya kembali.

"Tuan Hisyam, aku ingin memastikan apakah hutang ibuku sudah dianggap lunas?" cetus Damar.

"Sudah, kamu tidak usah pikirkan hal itu lagi. Lagipula kamu tidak mungkin punya uang sebanyak itu. Yang penting kamu pergi sejauh-jauhnya dan jangan pernah mengganggu hidup anakku lagi. Hutang ibumu aku anggap lunas!" jawab Tuan Hisyam dengan angkuhnya.

Damar menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Ia tak bisa membayangkan bagaimana dulu ibunya bertahan untuk bekerja di rumah ini sejak ia masih kecil.

"Terima kasih. Mohon maaf kalau aku pernah berbuat salah. Salam sama Mama. Assalamualaikum ..

," ucap Damar sambil berlalu pergi meninggalkan rumah sebesar istana itu dengan membawa motor kesayangannya.

"Waalikumsalam," Tuan Hisyam menjawabnya dengan terpaksa.

*

"Ada apa?" tanya Nyonya Tiara yang baru saja bangun dan melihat suaminya dan anaknya sednag berdiri menatap pintu.

"Damar sudah pergi dari rumah ini, Ma," jawab Tuan Hisyam dingin.

"Apa maksudnya? Bagaimana dengan Arya?" tanya Nyonya Tiara tidak percaya.

"Siska selingkuh, Damar tadi mau membunuh anak kita dan selingkuhannya!" jawab Tuan Hisyam.

"Benar itu, Siska?" tanya Nyonya Tiara.

Siska tidak menyahut.

"Awas kalau sampai ada apa-apa dengan Arya? Selama ini kamu tidak pernah merawat Arya dengan baik. Damar yang selalu menjaga Arya. Kamu yakin bisa merawat Arya tanpa Damar?" tanya Nyonya Tiara dengan nada cukup tinggi.

"Aku akan belajar, Ma!" jawab Siska.

"Ngurus anak itu tidak semudah membalik telapak tangan, Siska!" balas Nyonya Tiara dengan perasaan sedih.

"Iya, aku tahu, Ma. Kan ada pembantu di rumah ini yang akan membantuku, Ma. Lagipula aku sudah muak bersandiwara menikah dengan Damar. Aku ingin meraih kebahagiaanku sendiri," jawab Siska tegas.

"Sudah-Sudah! Tidak usah bertengkar di depanku. Pokoknya buruan bawa calon suami dan mertuamu ke sini. Supaya kita bisa segera mempersiapkan acara pernikahan yang meriah untuk kalian berdua," ujar Tuan Hisyam.

"Baik, Pa. Aku akan segera mengajak Dave dan keluarganya ke sini. Papa memang orang tua terbaik yang Siska miliki," jawab Siska gembira.

"Papa ini jangan terlalu memanjakan Siska. Anak itu nanti ngentengkan terus kalau selalu Papa manjain," ucap Nyonya Tiara.

"Aku yakin pilihan Siska yang sekarang tidak salah lagi," jawab Tuan Hisyam kekeuh.

"Terserah Papa, deh! Pokoknya mama sudah ngingetin. Jangan sampai kejadian dulu terulang lagi!" jawab Nyonya Tiara sambil melangkah ke dapur untuk mempersiapkan sarapan untuk mereka sekeluarga. Nyonya Tiara memang hobi memasak, makanya ia tidak begitu mengandalkan pembantu kalau urusan memasak.

"Duh, sayuran dan daging habis semua di kulkas. Damaaaaar!!! Ups!" Nyonya Tiara baru menyadari bahwa Damar sudah tidak ada di rumah itu lagi.

BERSAMBUNG

Jangan lupa like dna komentarnya!

Terpopuler

Comments

𝙔𝙖𝙮𝙖𝙖

𝙔𝙖𝙮𝙖𝙖

menantu serasa pembantu ya sih damar

2023-02-08

0

V3

V3

dasar keluarga gila 😡🤬

2023-01-19

0

Ayuk Vila Desi

Ayuk Vila Desi

punya menantu kok kayak pembantu...mending pergi aja mar daripada sakit hati...

2022-12-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!