BAB 10
"Lama-lama tuh cowok resek gue bogem juga mulutnya. " Sambil terus berjalan menuju arah kelasnya.
Seluruh siswa yang berpapasan hanya bisa menundukkan kepala ketika Velisa lewat dengan omelan kagak jelas yang keluar dari mulut mungilnya itu. Tak ada satu orang pun yang berani menegur Velisa ketika dia sedang badmood.
"Duh, nih gara-gara pita merah gue gak ketemu jadi berantakan deh rambut gue. " Ucap Velisa sembari menyibak rambut panjangnya ke belakang.
Sebenarnya Velisa berniat mengikat rambut panjangnya dengan pita merah yang sedari tadi ia cari, akan tetapi pita merah itu tak kunjung ia temukan. Dengan terpaksa ia ke sekolah dengan penampilan rambut panjang menjuntai di sertai poni yang menutupi jidad nya . Sekilas membuat Velisa seperti anak SMP jaman bahulak.
Jam masih menunjukkan pukul setengah tuju pagi, berarti waktu belajar masih akan di mulai satu setengah jam lagi.
"Gimana kuku gue cantik kan. " Ucap Freya menunjukan kukunya kepada Hellen dan Kimberly tanpa memperdulikan Velisa yang masuk kelas dengan raut muka yang berbeda.
Yah memang tiga cewek itu selalu menghabiskan waktu paginya dengan saling merapikan kuku, berbeda dengan Hellen, Kimberly dan Freya, Adizti justru menghabiskan waktunya dengan membaca buku di perpustakaan ya bisa di bilang Adizti kutu buku.
"Ih, sebel ...... "
Tiba-tiba Velisa berteriak dan menghentak-hentakan kakinya ke lantai membuat se isi kelas menatapnya.
"Frey.. Kenapa tuh anak. " Ucap Kimberly yang ternyata memperhatikan tingkah aneh Velisa.
"Halah... biasa mungkin gara-gara Adizti gak jemput dia, lo tahu kan kalau dia paling ogah kalau berangkat bareng mamanya semenjak jadi ketua Geng. "
Ucap Freya dengan santainya dan tetap fokus dengan kakunya tanpa memperhatikan Kimberly yang bertanya-tanya padanya.
"Hell.. Tugas Loh tenangin bu bos. "
Ucap Kimberly sambil menepuk pundak cewek polos itu.
"Hah gue. " Sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Betul juga tuh, siapa lagi kalau bukan Hellen anak tiri Velisa wkwkwkw. "
Sahut Freya disertai ketawanya yang khas.
"Buruan, sebelum dia makan tuh meja. "
Ucap Kimberly disertai sedikit paksaan agar Hellen mau menghampiri Velisa.
"Ih, iya-iya. Dasar penakut, wllekkk. " Hellen beranjak dari tempat duduknya menghampiri Velisa sembari menjulurkan lidahnya ke arah Freya dan Kimberly.
"Bos... "
Menepuk pundak Velisa yang menyembunyikan wajah kesalnya di kedua tangan yang ia lipat di atas meja. "
"Astagfirullah... ngagetin aja luh Hell. "
Ucap yang tiba-tiba terbangun gara-gara suara cempreng Hellen yang mengganggunya.
"Hikz.. hikzzz Maaf bos. "
Tanpa ragu-ragu Hellen duduk di samping bosnya dan mengelus punggung si bos yang kelihatan banyak beban.
"Ngapain lo kesini.. "
Ucap Velisa dengan nada yang sedikit melemas karena ia belum sarapan dan harus menahan emosi terhadap sikap Lina yang menitipkan dirinya kepada Bima cowok yang baru dua hari ia kenal.
"Abisnya bos mukanya kayak ikan lohan, mulut di Monyongin ngedumel sendiri kagak jelas. " Ucap Hellen dengan polosnya ngatain Bosnya sendiri seperti ikan lohan.
"Haha.Ngakak si Hellen. "
Freya yang mendengar ucapan Hellen di buat tertawa oleh gadis polos itu, begitupun si Kimberly yang berusaha menahan tawanya mendengar bocil itu ngatain Velisa.
"Dah gue gak mau bercanda Hell, ambilin susu strawberry di tas gue. " Suruh Velisa sembari menyodorkan tasnya yang ada di meja ke arah Hellen.
"Ih bos gue gaul, tapi minumnya masih susu." Sembari memberikan susu itu ke Velisa.
plak..
"Berisik banget lo cil. "
Ucap Velisa sembari menutup Mulut bocil itu dengan tangannya .
"Ih, bos jahat. " Gerutu Hellen dengan nada manjanya.
"Sana lu pergi berisik. " Ucap Velisa sembari meminum susu strawberry nya.
Hellen pun pergi membiarkan Velisa menikmati sarapan paginya, walau hanya meminum susu itu sudah cukup bagi Velisa.
"Vel, Gue sama anak-anak nyusulin si Adizti ya takutnya di metong ngerjain tugas sendirian di perpus, bentar lagi jam pertama udah di mulai pula. "
Ucap Freya sembari melihat keadaan Bosnya, yang ternyata masih asik meminum susu strawberry nya, walau di sertai muka yang masam.
"Lo gak apa-apa kan kita tinggal." Tambah Kimberly yang beranjak dari tempat duduknya bergegas pergi dengan Freya dan Hellen.
"I'm fine, kalian pergi aja duduk Adizti ntar dia beneran tepar. "
Sambil menikmati susu strawberry nya, Velisa merasa fine saat teman-temannya menanyai keadaan nya.
"Beneran, gak mau ikut? " Ucap Freya sembari merapikan alat cat kuku yang habis ia gunakan .
"Ntar lah gue nyusul belakangan,gampang "
"Emm oke.. " Hanya sepatah kata itu yang keluar dari mulut Freya
Freya emang sahabat Velisa, akan tetapi ia bukan orang yang sering ikut campur saat mood Velisa sedang kacau. Freya tahu kalau Velisa sedang badmood sikapnya akan berubah seperti kerasukan jin dari alam sana.
Jam masih menunjukan pukul tujuh pagi. Kelas masih benar-benar sepi karena memang pelajaran di sekolah itu di mulai agak siangan dari hari biasa.
Dua kotak susu strawberry sudah ia habiskan tanpa menyentuh bekal sup yang Lina bawakan pada dirinya.
Suasana kelas begitu sunyi hanya ada Velisa di kelas yang masih asik meminum kotak ke tiga susu strawberry nya di iringi alunan musik yang ada di handphonenya.
"Tuh bocil gak ada rasa kenyang nya. "
Gumam Bima yang ternyata sedari tadi memperhatikan Velisa dari jendela kelas.
Bima memasuki kelas dan duduk di samping Velisa.
"Ih minumnya kayak bocil. " Ucap Bima sembari menyeka ujung bibir Velisa yang terdapat bekas susu strawberry lalu memasukkannya ke mulut nya sendiri tanpa rasa jijik sedikitpun.
Velisa hanya terdiam sembari menatap pria tampan yang ada di depanya itu, Velisa terus menatap tanpa ia sadari muka Bima semakin dekat dan hidung mereka pun saling bertemu.
"Lucu... "
Ucap Bima sembari menggesek-gesekan hidungnya dengan hidung Velisa kekanan dan kekiri, sambil tersenyum manis.
Velisa cewek yang super dingin dan bar-bar tiba-tiba hanya terdiam seribu bahasa,saat Bima melakukan hal itu padanya
"Suka..?" Tanya Bima disertai senyuman kecil di bibirnya.
Velisa hanya tersenyum kecil tanpa sepatah kata apapun,
Suasana berubah menjadi romantis bak drama Korea ketika tangan kanan Bima mengelus poni Velisa yang terlihat mengemaskan bagi dirinya.
" Gini aja cantik, jangan di ikat." Ucapan halus Bima semakin mrmbuat jantung Velisa berdegup tak beraturan,
Velisa hanya bisa tersenyum kecil ke Bima. Lagi-lagi tak ada sepatah kata apapun yang keluar dari mulut cewek cerewet itu.
**Untung kan gays Bima gak gigit Velisa kalau digigit tampat dong wkwkwk☙☙☙
stay tune tunggu update selanjutnya**..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments