day 2
"Maa... "
Teriak Velisa memanggil Lina
"Iya Vel... "
"Lihat pita merah Velisa ngak? "
Sambil berusaha mencari pita merah miliknya yang akan ia gunakan untuk kesekolah hari ini.
"La emang kamu taruh mana vel. "Teriak Lina sembari memasak sup kesukaan putri semata wayangnya itu.
" Ih mama Velisa mana tahu, kalau Velisa tahu Velisa gak bakal tanya mama. "
Velisa memang ketua geng yang bar-bar di sekolah tapi kalau di rumah velisa memang berbeda sifatnya lebih manja dan kekanak-kanakan, apalagi bersama mamanya.
"Yaudah sarapan dulu gih bentar lagi Adizti pasti datang. "
Ketua geng sekeren velisa ,sekaya velisa harus menahan gengsi karena terus menebeng ke temanya, ya betul alasannya karena Lina tak memperbolehkan putri nya mengendarai mobil sendiri tanpa supir atau dirinya, lebih baik ia menitipkan Velisa ke Adizti di kala ia tak bisa mengantar putri nya ke sekolah.
Untung sifat Lina tak membuat Velisa manja di sekolah, ia hanya manja saat dirumah dan saat tidak bersama sahabat-sahabatnya.Dengan kata lain ia memiliki rasa gengsi yang tinggi setinggi gunung kembar ralat maksudnya setinggi gunung Everest.
kring....
Suara Handphone yang berbunyi nyaring.
"Gue udah di sekolah sori Vel gue gak bisa jemput lu soalnya gue ada tugas mendadak."
Tulis Adizti melalui pesan singkat tersebut.
"Anjirr.... Nih anak tau gitu gue bangun agak siangan aja "
"Vel... . "
Teriak Lina mendengar putrinya berbicara kotor.
"Apa Ma... Velisa lagi sebel jangan di ganggu . "
"Berapa kali mama harus ngomong jangan ngomong kasar ke temen mu, apalagi sama yang lebih tua gak sopan sayang. "
Ucap Lina sembari menyiapkan bakal untuk putrinya.
"Abisnya Adizti ninggalin Velisa mah, Terus Velisa berangkat sama siapa? "
Velisa menekuk alisnya sembari menghentak-hentakan kakinya ke lantai.
Ya sifat itulah yang jarang teman-temannya ketahui , sifat manja Velisa yang hanya bertingkah laku seperti anak-anak saat di rumah, apalagi saat bersama mamanya.
"Berangkat bareng mama. "
Seru Lina, sembari memasukan bekal ke tas mungil milik Velisa, tak lupa Lina juga menaruh susu strawberry kesukaan Velisa ke dalam tas mungil milik Velisa, Lina tahu kalau Velisa tidak ada susu strawberry di tasnya pasti pulang sekoalah ia akan nangis tak henti-hentinya.
Velisa pun memakai sepatunya dan berhenti mencari pita merah yang dari tadi tak kunjung ketemu.
"Yuk buruan ntar telat. " Seru Lina
"Loh ma, kan Velisa belum sarapan, ih.... gimana sih. "
gerutu Velisa di sertai wajah cemberutnya, membuat Lina tak kuasa menahan tawa. gadis yang jadi primadona sekolah bahkan di takuti ternyata di rumah bertingkah begitu imut seperti bukan dirinya.
"Udah ngomelnya. " Tegur Lina sembari mengelus pucuk kepala putrinya.
"Tauk... " hanya sepatah kata itu yang keluar dari mulut mungilnya.
Lina membuka tas mungil milik Velisa, dan menunjukan bekal yang ia siapkan untuk dirinya.
"Nih mana mungkin mama biarkan putri mama kelaparan, yang ada ntar pingsan jadi bahan tertawaan, masak Ketua geng super cantik super cerewet ini tiba-tiba pingsan, gara-gara gak sarapan. "
Sambil mencubit pipi Velisa yang sengaja ia gembungkan.
" Koreksi Velisa gak cerewet ma tapi tegas."
Ucap Velisa di sertai matanya yang berkaca-kaca.
Velisa walapun terlihat tegas dan di takuti sebenarnya dia memiliki sifat mellow apalagi saat dia di bilang cerewet auto sifat mellow nya keluar.
"Iya iya sayang. "
Ucap Lina sembari mencium kening putrinya.
Lina pun mengantarkan Velisa hingga ke depan pintu gerbang sekolahnya,
"Nanti mama jemput. "
Ucap Linas dari dalam mobil menatap sang putri yang sudah berada di luar mobilnya.
"Ntar Velisa pulang sendiri aja mah. "
"Hah... Yang bener "
Ucap Lina disertai raut muka yang kaget mendengar ucapan putrinya .
Ya gimana gak kaget Lina tahu kalau putrinya itu gak tahu arah dari dia orok sampai dewasa, mana pernah Lina mengizinkan putrinya keluar rumah sendirian.
"Udah Tante biar Bima aja yang ngantar. "
Entah dari mana datangnya nih bocah satu, tiba-tiba merangkul pundak Velisa dan berkata seperti itu kepada Lina, membuat Velisa kaget sekaligus tak bisa berkutik.
sepertinya hanya Bima yang mampu membuat Velisa terpesona bahkan membuat Velisa jadi terdiam seribu bahasa.
"Siapa Vel, temen atau pacarmu nih. "
Ucapan Lina membuyarkan lamunan Velisa yang dari tadi hanya diam saat Bima merangkul pundak nya.
"Bukan Vel gak kenal. "
Sambil lari meninggalkan mamanya tanpa berpamitan.
"Eh kok kabur sih anak mama, belum juga pamit. " Ucap Lina heran melihat tingkah laku putrinya yang mulai aneh.
"Yaudah lah Tan,biar Bima yang anter Velisa nanti pulang. "
Lina hanya tersenyum mendengar ucapan Bima.
"Yaudah Tante titip Velisa ya, kalau dia bandel jewer aja Bim. "
Ucap Lina sembari tersenyum ke arah Bima
"Tante hati-hati, dijalan jangan ngebut bahaya "
Ucap Bima sambil melambaikan tangannya ke arah camernya tersebut. eh camer maksud nya ke arah Lina.
Lina hanya tersenyum dan pergi meninggalkan Bima.
suka sikap Velisa yang manja atau tegas nih 😅😅 kalau author sih suka campuran yaa.. jadi sifat di sekolah sama di rumah pasti semua orang beda-beda 😆ya kan.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Tan Koto
Akhirnya gue ikut emosi sama tuh si Farhan, kalo Lu gak mau ngaku sebagai si Arsyan , keluar Lu dari Tubuh si Arsyan
2022-08-09
1
VirtualAjaYa
kepada autor ny tlong si Mc jgn emosian
2022-04-01
1