Ujian Dimulai!

Bulan Juni ini akan di adakan ujian akhir semester yang terdiri ujian tertulis dan ujian praktek. Waktu menuju ujian adalah sekitar 1 minggu lagi.

Pada nilai kali ini, setidaknya aku berhasil masuk pada peringkat 15 besar. Tapi nilai itu masih belum cukup.

Uraraka dan Atsui pun memberiku semangat. Aku rasa aku terlalu fokus mengendalikan kekuatanku sehingga tak ada waktu untuk belajar.

Bahkan aku terkejut pada Bakugou yang ternyata sangat pintar, Yaoyorozu menawarkan diriku untuk belajar bersama namun aku menolaknya. Aku merasa masih bisa memperbaikinya tapi aku juga sangat berterima kasih padanya karena sudah mau menawariku.

Jam istirahat sekolah

Di saat yang lain keluar kelas dan aku sendirian di kelas, aku ingin menghabiskan waktu untuk mengulang soal-soal matematika yang tak dapat ku kerjakan.

Saat aku fokus belajar sebuah tangan menaruh sebuah susu kotak di mejaku, mataku melihat ke arah wajah orang yang memberiku susu itu.

"Bakugou, kau tidak apa-apakan?"

"HA APA MAKSUDMU?! AKU MEMBERINYA KARENA AKU SUDAH KENYANG! LAGI PULA LIHATLAH CARAMU MENGERJAKAN SOAL ITU, SALAH BODOH!!"

"Lalu bagaimana caranya?"

Bakugou yang masih terus mengamuk padaku itu mencoret-coret buku ku dengan berbagai rumus yang ia tahu.

Dengan cara yang ia berikan aku bisa lebih paham. Dengan sedikit senyuman aku berterima kasih padanya.

Tak lama Todoroki menghampiri kami berdua, di tangannya terlihat 2 bungkus roti yang mungkin ia beli dari kantin. Namun wajahnya tak terlihat dan terus melirik tajam pada Bakugou.

"Apa masih ada yang belum kamu paham? Aku akan mengajarimu" ucap Todoroki sambil menaruh sebungkus roti di mejaku.

"CKH! Setengah-setengah sepertimu mengajari cewek pemalu ini? OI SADARI TEMPATKU ITU ADA DI PERINGKAT 5 DAN AKU PERINGKAT 3. KAMU AKAN MEMBUATNYA SEMAKIN BODOH" sahut Bakugou.

"Aku lebih baik dalam mengajarkan. Suaramu akan membuat Yura sakit telinga setiap kau ajari" jawab Todoroki dengan dingin.

"KAU BILANG APA?! MATI SAJA KAU SETENGAH-SETENGAH SIALAN"

Aku sungguh tak bisa melerai, suaraku terlalu lirih hingga tak mampu mengalahkan suara mereka yang sedang bertengkar.

Pada akhirnya aku memegang masing-masing tangan mereka, mereka pun langsung memandangku.

"Ma-Mari kita bagi saja ya ha ha ha" ucapku ragu. Nyatanya setelah itu, Todoroki dan Bakugo jadi tenang dan mengambil kursi untuk duduk di dekatku.

Mereka mulai bekerja sama mengajariku meski masih ada selisih di antara mereka.

*

*

*

*

Pulang sekolah tiba, para siswi perempuan di kelas A mengajakku untuk pergi bermain bersama di cafe yang baru didirikan. Aku sedikit ragu dan takut kalau aku akan menyusahkan mereka. Namun dengan ketulusan hati mereka, akhirnya aku pun luluh.

Tanganku di gandeng Ashido dengan penuh ceria, kami pun menuju tempat yang di tuju.

Cafe itu sangat nyaman dan belum begitu ramai yang membuat kita dengan cepat mendapat pesanan kita masing-masing. Kami mencari tempat duduk yang nyaman.

Karena ini pertama kalinya aku bermain dengan teman-teman perempuan, aku hanya bisa mendengarkan mereka bercerita.

Ditengah cerita, Atsui menanyakan tentang Quirk air yang ku gunakan. Mereka baru menyadarinya ya, wajar saja karena aku jarang bersama mereka.

Aku menceritakan semuanya dengan pelan-pelan agar mereka tidak merasa takut padaku, meski begitu pasti mereka juga merasa sedikit kaget dengan Quirk ku.

"Jadi, di berita dulu memang benar. Kamu bisa mengambil Quirk mereka sampai membunuh mereka" terka Yaoyorozu.

"Tapi aku masih belum paham dengan Quirk ini, berbeda tidak seperti dulu. Aku bisa mengambilnya tanpa menimbulkan rasa sakit. Dan anak itu meninggal karena memang sudah di ujung hidupnya saat itu. Aku tidak bisa memakinya semauku" jawabku sambil memandang tanganku yang mengerikan ini.

Lalu Uraraka menggenggam tangan yang ku tatap, diikuti Atsui, Yaoyozorozu, Jiro, Ashido dan Hagakure. Aku tak tau bagaimana menjelaskannya tapi rasanya aku tak sendirian, seakan mereka menerima keberadaan ku yang menyeramkan ini.

Kami pun lanjut mengobrol lagi-lagi Atsui melempar dugaan padaku. Dugaan kalau Bakugou punya suatu hubungan denganku. Tentu saja aku langsung mengatakan tidak.

Hal itu tidak mungkin terjadi, lalu Ashido menambahkan cerita tentang dia yang bertemu denganku dan Todoroki di rumahku.

Aku yang sedang minum jadi tersedak. Mereka tersenyum usil padaku. Wajahku jadi memerah.

"Berarti Yura itu sudah merebut cowok peledak dan cowok terkeren di kelas. Tapi misalkan Bakugou itu tidak suka mengamuk dan berbicara sopan pasti juga tampan" ucap Hagakure.

"Pffft, aku tak bisa membayangkan tentang Bakugou" jawabku sambil teringat saat magang dengan Bakugou.

"Benar juga, Bakugou tetaplah Bakugou" timpal Ashido yang ikut tertawa bersamaku. Meja kami pun di penuhi gelak tawa.

*

*

*

*

1 minggu berlalu cepat. Ujian pun dimulai, soal-soal yang tertera terasa jauh lebih mudah berkat Bakugou dan Todoroki. Mungkin lain kali aku akan membalas kebaikan mereka.

Lalu ujian praktek, dugaan awal kami meleset jauh karena yang kita lawan bukanlah para robot tapi guru-guru di Yuuei. Kami di bagi ke dalam berbagai tim untuk melawan seorang guru.

Hanya saja terkhusus untukku. Aku akan sendirian tanpa partner dan harus melawan 2 orang guru.

Karena itu aku menunggu giliranku menunggu di ruang monitor bersama Recovery Girl.

Saat melihatku ia bertanya padaku tentang apa yang akan aku rencanakan karena nanti aku melawan Aizawa sensei dan No.13. Aku sendiri tak bisa memikirkan ide bagus satu pun tapi yang jelas aku ingin mengamati mereka dulu.

Dengan Quirk milik Aizawa sensei bisa saja itu adalah kelemahanku di tambah No. 13 yang akan membuatku sulit untuk mendekat. Hal yang terpikir adalah ide untuk menyerang secara membabi buta.

Semua sudah selesai melakukan ujian dan kembali keruang monitor satu persatu. Secara asal, aku menghampiri Kaminari.

"Kaminari, boleh aku meniru Quirkmu? Aku sudah punya rencana"

"Kau yakin? Jika kamu tidak kuat menahan listrik nanti kamu bisa sepertiku" jawab Kaminari.

"Aku bisa, jadi bolehkan?"

Kaminari mengangguk lalu kami pun bersalaman.

Tak lama Todoroki sudah kembali ke ruang monitor lalu menghampiriku.

"Lawanmu itu 2 guru, mungkin kau akan butuh Quirk ku, kau bisa meminjamnya"

Aku sedikit ragu dengan tawaran itu. Aku memutuskan untuk menolaknya, lalu aku berlari menuju tempat ujian.

Tempat ujianku terlihat seperti distrik perkotaan yang penuh dengan gedung-gedung. Lalu Pak Aizawa dan No. 13 berjalan ke arahku kamu saling berhadapan.

"Mungkin kamu sudah meniru Quirk temanmu tapi aku harap kamu tidak meremehkan kami" ucap Pak Aizawa.

"Maaf pak, lebih tepatnya saya sedang waspada. Pak Aizawa dan Pak No. 13 adalah kelemahan saya" jawabku sambil mengambil posisi.

Bersambung

...

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=Art By Me\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...

Nama : Yura

Tanggal Lahir : ?

Gender : Female

Yang disukai : Kucing liar

Yang Tidak disukai : Sendirian

Quirk : untuk sementara yang di ketahui adalah "Meniru dan Meningkatkan kekuatannya" juga "Mengambil Quirk". Perlu syarat agar bisa meniru dan mengambilnya, berbeda dengan All For One yang bisa memberikan Quirk yang di ambil ke orang lain. Yura tak bisa memberikannya.

Terpopuler

Comments

🄷🄸🄰🅃🅄🅂~🕊

🄷🄸🄰🅃🅄🅂~🕊

yap pasti kalo bakugou berbicara sopan pasti sangat sangat tampan 🤸‍♀️

2022-03-22

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!