Penyelamatan Yura

Aku membuka mataku tepat di depan wajahku, Tomura menatapku sambil tersenyum, begitu kagetnya aku hingga ingin menyingkir darinya namun sayangnya tubuhku terikat. Dia juga menutup tanganku dengan sarung besi agar aku tak mampu gunakan Quirk.

Tempat ku berada ini membuat potongan ingatan muncul satu persatu hingga membuatku mual.

Tomura tertawa padaku sambil menggaruk-garuk lehernya "Sudah ingat? Selamat datang kembali di rumah"

Meski aku tahu seberapa keras aku mencoba tapi aku terus saja memaksa tubuhku agar terlepas dari ikatan ini.

Dari televisi muncul sesosok yang membuat gigiku bergetar karena ketakutan. Aku bahkan tak bisa menutup telingaku untuk tak mendengar suaranya lagi. Ingatanku perlahan mulai kembali.

Tomura duduk di sebuah bangku, menyuruh gadis bernama Toga Himiko untuk menusuk tubuhku. Dengan senang hati Toga Himiko mengambil pisau dari sakunya dan langsung menusuk lenganku 2 kali. Jeritanku begitu keras, tubuhku meronta kesakitan.

"Ini adalah hukuman untukmu karena sudah meninggalkan kami" ucap orang dari televisi.

"Kau adalah alat sempurna untukku, alat penghancur dunia yang sempurna, bahkan wadah yang bagus untuk All for One ku" lanjutnya. Tomura sedikit agak kesal ketika mendengarnya.

Toga Himiko dengan begitu riang kembali menusuk lengan sebelahku dan membiarkan pisau itu terus menancap di lenganku.

Dalam jeritan kesakitanku kenangan masa lalu mulai terlihat jelas di ingatanku.

Dimana saat itu aku berumur 2 tahun seperti manusia tanpa jiwa, di peralat orang itu tuk menguras Quirk sekaligus jiwa mereka para pengkhianat.

"AKU TIDAK MAU.... AKU TIDAK MAU!" Jeritku saat ini karena ingatan itu terasa menyiksa kepalaku.

Ingatan itu bercampur dengan suara jeritan kejadian 11 tahun lalu di kota, baik ingatan di umur 2 tahun dan 4 tahun semua bercampur jadi satu. Rasanya aku akan gila.

Tak hanya itu saja ada satu ingatan yang benar-benar membuat hatiku sangat sakit.

"Aku dan kau itu sama, aku membunuh kedua orang tuaku begitu pun kau" ucap Tomura.

"Itu... Tidak benar....." Jawabku ragu-ragu.

Terdengar suara yang berdengung di telingaku, berserta ingatan dimana kedua orang tuaku bertengkar. Ibuku yang ingin tetap aku hidup dan ayahku yang ingin membunuhku.

Dalam ingatanku tangan kecilku berusaha menggapai mereka dan saat itu muncul sebuah slime hitam yang saat itu langsung menyerang kedua orang tuaku hingga membuat mereka tewas di tempat.

"Ingatan itu.... Aku tak mau melihatnya.... Kumohon hilanglah...." Ucapku lirih sembari aku menahan rasa mual.

Twice menghampiriku menunjukkan jarum suntik yang entah apa isinya, tapi itu cukup membuat diriku merasa ketakutan. Ia langsung menyuntikkannya pada leherku.

Perlahan-lahan tubuhku terasa sangat lemas, namun kepalaku begitu berat. Jantungku berdetak lebih kencang hingga membuat nafasku tak karuan.

"Bagus.... Ingatlah sensasi itu.... Mengamuklah monster...." Ucap Tomura.

Aku tak akan membiarkan satupun ingatan bersama Todoroki dan kelas 1-A kalah dengan ingatan masa laluku, aku ingin bertahan!

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Kejadian penculikan Yura mengundang banyak perdebatan dari para guru, jumlah korban terluka dan hilang karena penyerangan yang terjadi di perkemahan juga tak terelakan.

Para guru Yuuei saling mencurigai bahwa ada mata-mata di antara mereka maupun murid. Aliansi penjahat sedari awal memang sudah mengincar Yura, entah apa alasannya jika diterka mereka seakan menunggu waktu yang tepat untuk menculik Yura.

Andai mereka bisa, kejadian di U.S.J pun Yura saat itu sudah di rebut paksa oleh mereka.

Ketika rapat masih berlangsung, All Might harus memotong rapatnya sejenak karena harus mengangkat telpon dari pihak kepolisian.

Dari hasil penyelidikan, mereka berhasil memperkirakan dimana letak markas Aliansi penjahat itu.

*

*

*

*

Di rumah sakit, murid Kelas A yang selamat datang menjenguk Midoriya yang mengalami luka parah karena Quirknya.

Todoroki begitu kesal karena lemahnya dirinya hingga membiarkan Yura bisa di culik. Todoroki mengajak mereka untuk pergi menyelamatkan Yura, namun beberapa dari mereka bimbang karena tak mampu melanggar aturan yang dibuat.

"Yura itu teman kita! Kita tahu teman kita sudah diculik dan kita hanya diam saja? Lebih baik jika aku melanggar semua aturan untuk menyelamatkan Yura!" Ucap Todoroki.

Baik Midoriya dan Kirishima setuju dengan pendapat Todoroki, tak lama masuklah Bakugou sambil terus melirik sinis pada Todoroki.

"Aku yang akan menyelamatkannya! Orang setengah-setengah sepertimu tidak akan bisa!" Ucap Bakugou.

"Aku bisa selamatkan Yura!" Todoroki menarik kerah baju Bakugou.

"Teman-teman, kita jangan bertengkar disini! Daripada itu, kita harus bekerja sama! Bagi yang mau ikut kita bertemu nanti jam 8 di luar rumah sakit" ucap Kirishima.

*

*

*

*

Jam 8 malam didepan rumah sakit.

Terkumpul dari mereka yaitu Todoroki, Midoriya, Bakugou, Iida dan Kirishima. Iida juga membawa alat pelacak dari Yaoyorozu untuk mengetahui letak para Aliansi penjahat.

Midoriya menepuk pundak Todoroki "Todoroki, Yura pasti akan kembali dengan kita."

"Tentu saja, aku tidak akan lagi membiarkannya jatuh dalam kegelapan" jawab Todoroki penuh keyakinan.

Mereka bergegas menuju markas, letak markas sangat jauh karena mereka tak ingin mencolok akhirnya memutuskan untuk membeli pakaian penyamaran.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

"Kurasa dia sudah sadar dimana seharusnya dia berada" Ucap Shigaraki Tomura, Ia langsung menyuruh Dabi melepas ikatanku. Namun Dabi malah menyuruh Twice.

"Apa akan baik-baik saja? Bagaimana kalau aku tersentuh? Dia bisa saja mengambil nyawaku" ucap Twice sambil perlahan mendekatiku.

"Dia takkan melawan kita bodoh" jawab Dabi. Lalu Twice pun perlahan-lahan melepas ikatanku.

Lagi-lagi dalam keadaan setengah sadar suara Asuna memberiku semangat untuk menjadi pahlawan, namun suara dari sisi gelap ku mengatakan lebih baik aku berada disisi penjahat yang cocok untukku karena sudah banyak membunuh.

Aku berusaha terus fokus meski sekujur tubuhku sudah di lapisi kabut gelap. Ikatan ini akhirnya terlepas.

Aku melihat Tomura berjalan ke arahku, dengan cepat tanganku meraih wajah Twice dan membuat Twice ketakutan.

"Aku belum mengaktifkan Quirkku, jika kau mendekat akan ku habisi kalian sekaligus" ucapku sambil sedikit terengah-engah karena menahan rasa pusing di kepalaku karena ingatan masa laluku.

"Kau.... Mengancam?" Tangan Tomura sudah berada 5 cm dari wajahku.

"Mau beradu siapa yang lebih cepat akan musnah?" Lanjutnya. Dalam ingatanku yang samar-samar, aku tahu dengan kekuatanku pun aku akan tetap kalah dengannya.

Tiba-tiba tembok di belakangku hancur dan munculah All Might yang langsung merangkulku. Karena kaget tanpa sadar aku melepaskan Twice.

"All Might, jangan asal menyentuhku. Atau Quirk mu akan hilang" ucapku

"Begitu ya, maaf maaf. Kurasa kamu sudah ingat siapa dirimu ya. Tapi yang terpenting, kamu sudah berhasil bertahan. Biarkan mereka jadi urusan kami" jawab All Might sambil membusungkan dadanya.

Saat All Might hendak menyerang, beberapa cairan hitam muncul membuat pada Noumu bermunculan. Tempat itu dalam sekejap langsung porak poranda karena pertarungan yang terjadi.

Bahkan cairan hitam juga muncul dari mulutku dan para penjahat, seketika itu aku di pindahkan ke tempat All for One berada.

Aku kaget ketika melihat Jeanist dan Mt.Lady tumbang karena serangan All For One.

All for One orang yang amat aku takuti itu membelai kepalaku "jangan takut nak, kembalilah padaku dan berguna lah demi Tomura"

Aku menampar tangannya dan bergerak mundur menjauh darinya.

"Tak ada yang boleh menyentuh kepalaku selain Todoroki Shoto!!" Jawabku dengan lantang, perlahan kabut hitam yang menyelimuti ku kembali ke dalam tubuhku.

"Memangnya jika aku kembali padamu, aku bisa tetap jadi Yura?! Bagi kalian Aku ini Cuma alat menuju tujuan kalian!!" Lanjut ku.

Quirk air milik Asuna mengelilingiku seakan melindungi ku dari mereka. Tak lama All Might pun datang. Saat itu juga, All for One meminta Tomura membawaku kabur melalui gerbang hitam yang dibuat All For One.

"NAK YURA!!" teriak All Might.

Aku yang dengan cepat langsung menghindari serangan demi serangan para anggota aliansi penjahat. Aku takkan membiarkan mereka menyentuhku sedikit saja.

Dengan wujud Valkyrie aku bergerak cepat sembari menyerang mereka.

"YURAAAAAAAAA!!!!" Teriakan Todoroki

Aku menoleh ke udara, terlihat Midoriya, Bakugo, dan Todoroki melesat ke udara. Tangan Todoroki terlihat di rentangkan padaku.

"YURA KEMBALILAH PADAKU!!!" teriak Todoroki sekali lagi.

Apa boleh begini? Aku hanya tak mau kesepian, aku tak mau di jadikan alat lagi. Todoroki tunjukkan aku bagaimana cara menjalani hidup yang benar.

"AKU INGIN JADI HERO!!!" Teriakku sambil melesat menuju Todoroki dengan mode Valkyrie. Kugapai tangan orang yang berharga bagiku itu sambil menangis.

Salah seorang penjahat tambah melesat ke arahku namun usahanya gagal Ketika Mt. Lady membesarkan tubuhnya sehingga penjahat itu malah menabrak hidungnya sampai membuatnya pingsan.

Di ikuti serangan dari Grand Torino yang berhasil menumbangkan mereka yang hendak mengejar ku.

Keadaannya sudah terdesak, tiada pilihan lain selain membuat Tomura dan anggotanya kabur meninggalkan tempat pertempuran lewat lubang hitam yang dibuat All For One. Dengan begitulah terjadilah pertempuran All Might dan All For One.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Chika 🤗

Chika 🤗

that my girl

2023-07-18

0

simp scara wkwkwk

simp scara wkwkwk

gila ni anak udah merasa satu satunya yang harus mendapatkannya 'shoto' good good good

2023-06-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!