Malam Bersamanya

*Klaaaak*

*Ctaaak Ctaaaak*

Suara bising dari dapur seketika membangunkan ku, diriku yang telah biasa mendengar kesunyian di rumahku merasa sedikit tak terbiasa dengan suara ini.

Aku melihat jam di kamarku yang menunjukkan pukul 6, ingatanku sedikit samar-samar. Dengan tubuh yang masih terasa berat aku berjalan menuju sumber suara.

Sosok menggunakan celemek itu sedang memotong sesuatu dengan pisauku, aku mengucek mataku hingga sosok itu kini terlihat jelas.

"Todoroki?!"

"Kau sudah bangun ya, tunggu sebentar aku baru ingin memasukan para sayur ini ke air"

Aku melihat potongan kasarnya yang tak rapi lantas ku dekati dia tuk melihat isi panci kecil di depannya.

Betapa terkejutnya diriku saat melihat banyaknya sayur yang tak terkelupas dengan benar. Aku matikan komporku sesegera mungkin.

"Todoroki, kamu mau membunuhku ya?"

"Apa? Bukan beg-- jadi memang begitu. Apapun yang berurusan denganku, tanganku ini selalu menghancurkannya seperti mesin penghancur" ucapnya dengan wajah yang ketakutan tapi lucu.

Bagaimana aku bisa marah padanya kalau dia selucu ini, aku pun berusaha menjelaskannya tentang bagaimana cara memasak yang benar.

Sebenarnya aku ingin membiarkannya duduk dan biarkan aku yang melanjutkan memasak, tapi dia memaksa untuk memasakkan makanan untukku.

Dengan bantuan instruksi ku, aku menuntunnya memasak. Meski tangannya masih terlihat kaku memegang pisau tapi wajahnya tampak serius seakan ingin memuaskan ku dengan masakan yang dibuat oleh tangan yang ia sebut "penghancur" itu.

Semangkuk sup dihidangkan di depanku, Todoroki duduk di depanku tuk memperhatikanku merasakan masakannya.

Aku menyendok sup itu untuk ku cicipi, wajah Todoroki sudah tegang menunggu reaksi dariku.

"Rasanya enak, apakah ini pertama kalinya Todoroki memasak?"

"Benarkah, syukurlah setidaknya aku bukan membuat sebuah racun untukmu. Di rumahku yang memasak hanya Kak Fuyumi dan Natsuo saja."

"Benarkah? Kalau begitu coba cicipi masakan buatanmu"

Aku menyendok lagi sup di mangkuk itu lalu menyodorkannya pada Todoroki, ia melahap suapan dariku sembari memandangku.

Mulutnya fokus mengunyah wajahnya terlihat senang karena ia berhasil memasak makanan yang setidaknya bisa dinikmati.

Setelah itu kami pun makan bersama. Itu membuatku sedikit malu karena untuk pertama kalinya ada seseorang yang menemaniku di rumah yang sepi ini.

"Ngomong-ngomong, Todoroki tak ingin pulang? Aku khawatir keluargamu akan mencari mu"

"Tak apa, aku sudah menelpon Kak Fuyumi untuk menginap. Aku juga khawatir dengan demam mu"

*DEG! DEG! DEG!*

Wajahku lantas memerah, aku tau Todoroki itu orang yang selalu asal bicara tapi kalau dia begitu selamanya bisa-bisa ia membuat para wanita terkena serangan jantung mendadak.

"Jadi kamu akan menjagaku dirumah ini?"

"Iya"

Aku tersadar dengan dirinya yang masih memakai baju sekolah, begitu juga denganku. Aku pun memintanya untuk mandi terlebih dulu, sembari ia mandi aku akan mencarikannya baju ganti untuknya.

Makan pun selesai dan ku bereskan semua alat makan di meja makan. Lantas aku menunjukkan posisi kamar mandi khusus tamu pada Todoroki, aku dengan cepat mencari baju di lemariku.

Ternyata ada 1 kaos baru yang belum ku pakai. Aku adalah manusia simple yang tidak suka hal-hal yang berbau ketat. Jadi tak heran kalau aku punya baju dan celana dengan ukuran cowok.

Aku menuju kamar mandi tamu dan mengetuknya.

"Todoroki aku membawakan baju untukmu. Akan aku letakkan di depan pintu" teriakku dari luar kamar mandi.

Aku bukan orang mesum yang mau melihat tubuh cowok ha ha ha ha...

*

*

*

*

Todoroki sudah selesai mandi begitu juga aku yang juga sudah mandi di kamar mandi kamarku.

Aku melihat rambut Todoroki yang masih basah, kemudian aku menariknya ke kamarku. Setidaknya aku punya hair dryer yang biasa ku pakai setelah keramas.

Aku memintanya duduk di karpet dan aku duduk di kasur. Aku mulai mengeringkan rambutnya sekaligus menatanya.

Suara bising Hair Dryer memecah suasana sunyi di antara kami. Rambut Todoroki begitu wangi karena memakai sampo yang biasa ku pakai.

"Padahal kau sedang sakit tapi aku malah merepotkan mu" ucap Todoroki.

"Aku sudah baikan berkat sup buatanmu. Nah sudah selesai" aku meletakkan Hair dryer ku. Todoroki lalu berbalik ke arahku dan menatapku dari bawah.

"Aku penasaran bagaimana kamu mengalahkan ayah bodohku itu"

Sedikit ragu aku bercerita padanya tentang bagaimana aku membuat Endeavor meluluskan ku, begitu pun ia yang menceritakan bagaimana Endeavor melatih dirinya sangat keras.

Aku juga menceritakan bagaimana aku yang 11 tahun hanya berada di tempat isolasi, membuatku penasaran dengan kehidupan diluar sana saat umurku masih 4 tahun.

Dengan senang hati Todoroki menceritakan semuanya dari awal sampai ia duduk di bangku SMA Yuuei, itu terdengar menyenangkan membuatku membayangkan bila mana aku bisa berada bersama Todoroki.

Kita pun larut dalam cerita masing-masing membuat kita tak sadar hari sudah gelap, waktunya untuk tidur.

"Todoroki, rumahku ini isinya sangat sederhana. Kamu bisa pilih dimana kamu ingin tidur."

"Kalau begitu, aku akan tidur disini. Jika ada Futon aku akan memakainya."

"EH?! Todoroki kamu sadarkan kalau kamu laki-laki?"

"Sepenuhnya tapi melihatmu tinggal sendirian, tidak ada siapapun yang menjagamu saat sakit. Jika aku berada jauh darimu akan sulit. Menurutku Ini cara yang paling efisien"

Memang efisien tapi ini memalukan, pertama kalinya ada seorang laki-laki yang akan menemaniku tidur malam ini.

Aku menyadari posisi antara aku dan Todoroki saat ini, aku paham pasti dia berusaha menahannya agar bisa menjagaku.

Aku mengambil sebuah futon yang tak pernah aku gunakan di dalam lemari. Aku bersikeras untuk Todoroki berada di kamar yang berbeda, aku berharap dia paham tentang rasa malu yang kini kurasa.

Todoroki pasrah dan mengambil Futon dari tanganku, ia mengatakan untuk memanggilnya bila terjadi sesuatu yang buruk.

Todoroki pun keluar dari kamarku dan menutup pintuku. Jantungku benar-benar sudah tak teratasi lagi.

*

*

*

*

Pagi hari, aku berusaha bangun lebih awal. Aku melangkah keluar kamarku begitu terkejutnya aku ketika melihat Todoroki yang sudah berdiri di depan pintu kamarku.

Aku melihat wajahnya yang tersipu, ia pun langsung membalikkan badannya berusaha menyembunyikan rona pipi dariku.

Kami saling mengucap salam pagi.

"Todoroki, apa kamu akan pulang dulu kerumah?"

"Kurasa tidak, aku akan langsung berangkat sekolah bersama saja"

Setelah makan dan beberes kami pun keluar dari rumahku. Belum sempat sampai pagar rumahku, kami tak sengaja berpapasan dengan Ashido. Kami saling mematung. Sudah lama aku tinggal disini ternyata rumah Ashido sejalan denganku.

Ashido memperhatikanku dan Todoroki, ia langsung memasang senyum pada kami.

"Selamat pagi pasutri, mau ke sekolah bersama?" Ucap Ashido di ikuti oleh gelak tawanya.

Aku langsung berjongkok malu, Todoroki juga hanya bisa bertingkah bingung karena diriku yang tiba-tiba berjongkok di sampingnya.

Akhirnya aku, Todoroki, dan Ashido berangkat bersama.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Chika 🤗

Chika 🤗

kyaaaaaaa

2023-07-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!