Keesokan Harinya, tepat di sebuah lapangan kosong jam 1 siang. Di tempat dimana Boy menangtang kakanya (Roy) berantem.
Dilapangan itu, terlihat Boy sendirian sambil menatap awan, yang menunggu kedatangan Roy dan anggota Warrior lainnya, datang.
Tak lama kemudian, datanglah Roy beserta anggota Warrior lainnya, "Hey Boy, kenapa lo sendirian, dimana anak Green Bull lainnya? gua denger, lo mau hianatin kita ke anak Green Bull?" triak Roy dari jauh, sambil menghampiri Boy!
"Ini gak ada hubungannya dengan anak Green Bull bang, ini tentang persodaraan kita yang terpecah akhir-akhir ini, hingga jadi seperti ini," jawab Boy.
"Lalu kenapa lo hianatin kita? hianatin abang lo sendiri?" tanya Roy.
"Gua gak berhianat bang, ini gak seburuk yang lo pikir, jadi tolong jangan salah faham sama gue bang, adek kandung lo sendiri," jawab Boy.
Roy pun, berhadapan dengan Boy, "Ade, lo bilang, lo ade gua? mana mungkin ade gua sendiri, tega ngejual kakanya sendiri ke musuh bebuyutannya," bentak Roy, sambil memukul wajah Boy.
"Sabar dulu bang, gua bisa jelasin semuanya, lo jangan salah faham dulu sama gua," lirih Boy, sambil memegangi wajahnya.
Anggota Warrior lainnya, hanya bisa menyaksikan pertarungan antara Roy dan Boy, tanpa bisa mengatakan sepatah katapun, "Jelasin? lo bilang lo mau jelasin semuanya. Coba lo jelasin, berapa lama,
berapa lama lo ngerencanain kalo lo mau hianati kita?" marah Roy, sambil terus memukul wajah dan perut adiknya.
Namun Boy masih tak membalas, dia masih mencoba untuk menenangkan kaka nya,
"Gua gak pernah bang, gua gak pernah ada kepikiran sedikitpun buat hianatin lo dan anak Warrior lainnya. Ini semuanya cuman salah paham," tutur Boy, yang terlihat di bibirnya sedikit berdarah.
"Lalu kenapa lo kemaren nangtangin gua, hah? kenapa juga lo harus bergaul sama si Kenzo? lo tau sendirikan, kalo Green Bull itu musuh bebuyutan kita?" emosi Roy, sambil melotot.
"Gua gak ada maksud bang, buat nangtangin lo atau hianatin lo. Gua kemaren nangtangin lo karna gua emosi. Karna lo gak bisa ngendaliin emosi lo sendiri, bahkan sama gu, ade kandung lo sendiri," jelas Boy.
"Lalu kenapa lo harus bergaul sama si Kenzo, hah?" tanya Roy, sambil kembali memukul wajah Boy lagi!
"Ini gak seperti yang lo pikir bang, bahkan gua juga gak ngerti kenapa si Kenzo ngedeketin gua," jelas Boy, yang tersungkur lalu bangkit lagi.
"Alesan ajah lu Boy," bantah Roy, sambil mennendang perut Boy dengan lututnya, lalu memukul wajahnya hingga Boy terjatuh kembali.
"Ada apa Boy, kenapa lo gak ngelawan gua?bukannya lo nangtangin gua, kemaren?
ayo lawan gua sekarang," emosi Roy, yang sudah pada puncak kesabarannya, sehingga dia tidak segan memukul adiknya.
"Gua gak mungkin bisa bang, gua gak mungkin bisa ngelawan lo, karna lo adalah abang gua," tolak Boy, untuk bertarung dengan kakanya, iapun mencoba bangkit lagi!
"Sini lo, sini lo bangun, lalu kenapa lo kemaren nangtangin gua berantem?" tanya Roy, sambil membangunkan Boy, lalu memukul wajah Boy lagi.
Kemudian Ivan pun menghampiri Roy, untuk mererai mereka berdua, "Cukup..., sudah cukup Roy. Bagaimana pun, dia itu ade lo sendiri," ucap Ivan, mencoba menyadarkan Roy!
"Sebaiknya lo gak usah ikut campur Van, biar gua selesain ini semua sama Boy," saut Roy, yang masih emosi.
"Iya Van, biar bang Roy beresin masalahnya, agar masalah ini cepet selesai," saut kevin.
Ivan pun tak bisa berbuat banyak, ia hanya bisa melihat Roy dan Boy berantem dan berharap ini semua cepet berlalu.
Kemudian Boy pun menatap kakanya, dan berkata, "Apa lo puas bang?"
"Haah...,?" tanya Roy, sambil menatap heran adiknya.
"Jika lo belum puas, lo boleh pukul gua lagi sesuka dan sepuas hati lo, jika itu yang bisa membuat lo puas," ucap Boy, yang pasrah akan kesalah pahammannya, dengan kakanya, dan berharap Roy dapat mengerti perasaan Boy kepada kakanya, bahwa mereka hanya salah paham.
"Baiklah, jika lo yang minta, jangan nyesel jika lo mati," ucap Roy, sambil terus memukul Boy, sedangkan Boy tak sedikitpun melawan Roy.
"Ada apa Boy? kenapa lo gak ngelawan balik gua?" batin Roy, yang sebenarnya tak mau melawan adiknya.
Hujan deras pun tiba-tiba turun!
Boy yang tersungkur, karna trus-trusan menerima serangan dari kakanya, iapun bangkit kembali, sambil menatap kakanya, dan berkata, "Apa lo inget bang, apa lo inget masa kecil kita dulu yang amat bahagia! saat kita berdua kecil dulu, kita sering bermain hujan-hujanan kaya gini!" ucap Boy, mengingatkan Roy, kepada masa kecil mereka!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments