Warrior Terpecah.

Ivan pun keluar dari Basecamp Warrior.

Dan di luar masih ada Kevin dan anggota Warrior lainnya, sedang menunggu Ivan keluar.

Kevin yang melihat Ivan keluar dari Basecamp, iapun langsung bertanya?

"Roy gimana Van?"

"Aman dia Vin," jawab Ivan.

"Lama-lama gua udah mulai gak respect nih, sama bang Roy," ucap Kevin, yang masih kesal.

"Apa maksud lo Vin?" tanya Ivan.

"Maksud gua, gua mulai gak suka sama sikap Roy, yang dikit-dikit pake emosi, dia gak bisa ngontrol emosinya, bahkan ke adenya sendiri, apa lagi ke kita-kita, iyakan sob?" ucap Kevin kepada yang lainnya.

Sebagian dari mereka pun, ada yang setuju dan ada juga yang gak setuju, dengan ucapan Kevin.

"Vin, seharusnya lo sudah tau sifat Roy itu kaya gimana, kita sahabattan sama Roy, bukan sehari atau dua hari. Kita udah kenal bang Roy dari kita kecil. Dia yang selalu melindungi kita, dia yang selalu berkorban demi kita, seharusnya kita juga harus memahami sedikit saja perasan bang Roy. Toh selama ini dia selalu berkorban juga kan, demi kita?" tagas Ivan.

"Tapi sifat pemimpin itu gak kaya gini Van, dikit-dikit emosi, dikit-dikit emosi, kalau gini terus Warrior bisa hancur, karna pemimpin kita yang masih ke kanak-kanakan, gak bisa mengatur emosinya sendiri," kata kevin.

"Jadi maksud lo, bang Roy gak pantes jadi pemimpin kita?" tanya Ivan yang mulai emosi, sambil memegang kerah baju Kevin.

"Gua gak bilang kalo bang Roy gak pantes jadi pemimpin, gua cuman bilang, bang Roy harusnya dia sadar, bahwa dia itu seorang pemimpin, gak bisa dia terus-terusan menggunakan emosinya, apa lagi untuk memimpin kita," jawab kevin, sambil menepis tangan Ivan di kerah bajunya.

"Oohhh..., jadi begitu, jadi menurut lo, Boylah yang lebih pantas jadi pemimpin, ketimbang Bang Roy, gitu?" tanya Ivan dengan nada tinggi, sambil melotot kepada Kevin.

"Kalo iya emang kenapa?" saut Kevin, saling melotot dengan Ivan!

"Sialan lu Vin, gak setia kawan lu," kecewa Ivan.

Ivan dan Kevin berantem, sampai mereka harus direrai oleh anggota Warrior lainnya, "Udah sih Van, Vin, ini cuman masalah antara Boy dan bang Roy saja, kenapa kita juga harus ikutan ribut? jangan sampai kita terpecah belah cuman karna persoalan ini," ucap salah satu anggota Warrior.

"Bukan begitu Bro, gua udah muak kalo gua harus di pin-pin oleh pemimpin yang emosian kaya Roy," saut Kevin.

"Ya udah, kalo lo mau keluar, keluar ajah dari Warrior, buat kelompok baru saja sana, sama Boy," usir Ivan.

"Jadi lo ngusir gua Van?" tanya Kevin, sambil nyolot kepada Ivan.

"Iya, lo duluan yang mulai nyolot ke gua," tegas Ivan, sambil mereka terus cekcok.

Roy yang mendengar ada keributan dari luar, iapun melihat dan sempet mendengarkan perdebatan antara mereka, sedangkan Ivan dan Kevin, terus-terusan cekcok di luar Basecamp, "Ivan..., itu sudah cukup, tolong kalian hentikan," teriak Roy.

"Tapi bang, si Kevin ini mulai gak setia kawan sama kita," saut Ivan.

"Biarin Van, biarin Kevin memilih jalan yang ia inginkan," saut Roy.

"Tapi bang?" ucap Ivan.

"Sudah cukup, Vin, jika lo mau pergi kepada Boy, silahkan saja pergi," suruh Roy, yang mulai pasrah akan keadaan Gengnya, yang sekarang mulai terpecah.

"Tapi Maaf Bang---" ucap Kevin, "Pergi...," sela Roy, sambil membentak Kevin.

Kevin dan sebagian anggota Warrior pun pergi dari luar Basecamp.

Kemudian, Ivan pun menghampiri Roy, "Kenapa bang, lo Biarin Kevin memihak Boy?" heran Ivan.

"Apa yang Kevin omongin emang ada benernya juga, gua gak cocok jadi pemimpin, gua gak bisa ngan delin emosi gua, untuk memimpin kalian semua," jawab Roy, dengan pasrahnya.

"Itu gak bener bang, lo adalah pemimpin terbaik Warrior, lo juga kan yang nge diriin Warrior dari nol, sampai sekarang," tegas Ivan, yang meyakin kan Roy.

"Tapi gua gak bisa ngan deliin emosi gua, gak kaya si Boy ade gua, yang selalu bijak dalam mengambil keputusan, mungkin dia yang paling cocok jadi pemimpin Warrior," saut Roy, dengan nada tinggi!

"Tapi Boy gak kaya lo bang, lo yang selalu ter depan jika ada masalah, lo yang selalu ter depan untuk melindungi kita, gak kaya si Boy, yang selalu bergerak sendirian, kita gak butuh pemimpin yang bijak, yang kita butuhkan adalah, pemimpin yang royal pada temen-temennya sendiri," saut Ivan, yang terus meyakin kan Roy dan mendukungnya!

"Makasih Van atas suport lo," ucap Roy, "Baiklah semuanya, gua gak akan maksa kalian, jika kalian mau ikut si Boy silahkan, mau ikut gua juga silahkan, gua gak akan maksa kalian lagi, untuk terus berada di samping gua," kata Roy, kepada seluruh sisa anggota Warrior, yang sedang berkumpul di luar Basecamp.

"Jadi Warrior akan terpecah bang?" kaget Ivan.

"Entahlah...," gumam Roy, sambil masuk kedalam Basecamp.

Ivan dan anggota Warrior lainnya terlihat bingung, kemudian Ivan pun menyusul Roy masuk kedalam Basecamp.

Anggota Warrior lainnya pun, terlihat kebingungan, akan memihak Boy atau Roy, sedangkan Kevin terlihat dari kejauhan, sedang menguping, bahwa Warrior sekarang akan terpecah menjadi 2 kubu, "Boy harus tau tentang ini," batin Kevin, sambil meninggalkan tempat itu.

Namun di sisi lain juga, ada orang misterius yang sedang memerhatikan mereka, kemudian orang itupun pergi setelah mendapatkan informasi, kalo Warrior akan terpecah menjadi 2 kubu, "Ini bakalan jadi informasi yang sangat bagus, jika nanti Kenzo tau!"

Yang ternyata orang misterius itu, adalah seseorang yang di suruh oleh Kenzo, kaka dari Keisya, untuk memata-matain Boy dan Gengnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!