Lucu Melihat Wajahnya

"Hei ada apa ini? aku tidak mengerti maksud dari perkataanmu itu."

"Tadi Xander kan?"

"Ya betul."

"Nah sudah jelas kan mbak Misha mau main di belakangku."

"Kita bicara besok pagi saja, ini sudah malam. Aku tidak ingin mengganggu Axel."

"Tidak bisa, harus kita selesaikan sekarang."

"Oke, kalau itu maumu tapi tolong kecilkan suaramu. Kota bicara dengan tenang," Kamisha duduk di sofa ruang tamu. "Bicaralah."

"Mbak yang harus menjelaskan padaku!"

"Bagian mana yang ingin aku jelaskan?"

"Semuanya. Kenapa mbak bisa pulang diantar Xander? padahal tadi dia menyuruhku pulang sendiri karena ada keperluan."

"Ra dengar baik - baik, aku tidak tahu menahu masalah dia tidak mengantarmu pulang. Aku memang menunggu tamu dan mereka baru tiba di hotel pada malam hari. Saat di tempat parkir aku tidak sengaja bertemu dengan Xander. Ia yang bersikeras mengantarku pulang karena dilihat dari segi keamanan dan juga aku adalah bulikmu. Mengerti!"

"Mbak tidak bohong?"

"Terserah kamu mau percaya atau tidak.. seharusnya kamu tahu sifat kekasih mu. Xander adalah orang yang peduli. Misalkan yang pulang malam saat itu bukan aku tetap saja akan dia antar pulang. Kamu ingat waktu dia menolongku dulu, itu pun kita tidak saling kenal. Karena dia orang yang peduli."

Kyara hanya terdiam mendengar penjelasan dari Kamisha. "Aku masuk dulu Ra. Sudah malam." Kamisha berdiri "Oya, dia juga menawarkan tumpangan untukku dan Axel besok pagi. Jika kau keberatan aku bisa naik ojek," Kamisha kembali melangkah meninggalkan Kyara sendiri.

Kamisha segera masuk ke dalam kamar. Ia mandi dengan air hangat untuk mengusir penat di tubuhnya. Setelah mengenakan baju tidur ia merebahkan tubuhnya di sebelah Axel. Ia bersyukur ada Axel yang selalu menjadi semangat untuknya di kala lelah. Tuhan mungkin sudah mengatur jalan hidupnya bahwa ada Axel yang menguatkannya. Apalagi melihat sorot matanya yang teduh, bening dan selalu bisa membuat Kamisha tersenyum.

Kamisha mencium kening putranya itu dengan lembut kemudian tidur di sampingnya.

🍁🍁🍁🍁

Pagi ini Kamisha menyuruh Suci untuk libur dulu. Ia belum sempat membuat kue untuk di jual. Kebetulan juga tidak ada pesanan. Kamisha masih berusaha membagi waktu dengan pekerjaannya yang baru.

"Sini aku bantu mbak."

"Hmm taruh ini di meja makan."

"Baik mbak."

"Oya tolong isi gelas Axel dengan susu ya."

"Baik mbak."

Dari dalam kamar keluarlah Axel yang sudah siap berangkat sekolah

"Hmm anak mommy tampan sekali."

Axel hanya tersenyum dan duduk di meja makan.

"Kyara tolong bawa sayurnya."

"Ya mbak."

Kamisha bersikap biasa saja karena ia tahu bahwa keponakannya itu masih labil. Dan ia tipe orang yang tidak mau memperpanjang masalah. Saat ini ia konsentrasi dengan pekerjaan barunya dan masa depan Axel.

"Hmm mbak Misha soal yang tadi malam, aku minta maaf."

"Lupakan saja, aku tidak apa - apa Ra."

"Oya mbak, mbak Misha dan Axel sekalian saja ikut kami. Toh juga searah, aku tidak keberatan."

"Terima kasih Ra."

Mereka bertiga makan dan datanglah Xander.

"Hai Axel."

"Om Xander," teriak Axel kegirangan. Ia menghambur dalam pelukan Axel.

"Hmm hari ini kau tampan sekali dan tubuhmu sangat harum."

"Hari ini aku ada kencan dengan Salwa di kantin."

Uhuk... uhuk... uhuk Kamisha tersedak ketika mendengar penjelasan Axel. Kyara memberinya segelas air putih.

"Tunggu dulu sayang, kau tadi mau apa?"

"Aku mau kencan dengan Salwa di kantin."

"Kencan? aduh kau masih sangat kecil sayang," ucap Kamisha menghampiri anaknya.

Axel menunjukkan wajah cemberut.

Xander yang melihat situasi itu berusaha mencairkannya.

"Axel, om rasa kalau hanya ke kantin mommy mu tidak keberatan."

"Tapi___" mata Kamisha melotot ke arah Xander

"Sssttt___ " Xander memberi isyarat untuk diam. "Kalau hanya pergi ke kantin itu namanya bukan kencan Axel."

"Tapi dia wanita yang paling cantik yang ada di sekolahku om dan biasanya kalau pergi berdua seorang pria dan wanita namanya kencan."

"Tidak bisa selalu di sebut kencan," jelas Xander

"Lantas itu di sebut apa?"

"Itu di sebut persahabatan sejati sayang," sahut Kamisha. "Ayo lanjutkan sarapanmu dan kita akan segera berangkat, oke."

"Baiklah mommy."

Kamisha membuatkan secangkir teh hangat dan roti panggang buatannya ke Xander "Jangan ikut campur dalam cara aku mendidik anakku," ucapnya lirih setengah berbisik.

"Hei aku hanya membantumu," balas Xander.

"Sudah, diam!" ucap Kamisha sewot.

"Baiklah mom Misha, aku akan diam."

Kamisha membereskan meja makan di bantu mbok Sri. Dan bergegas untuk berangkat.

Selama perjalanan Axel selalu cerita tentang Salwa temannya yang cantik.

"Om Xander pernah ciuman?" tanyanya tiba - tiba.

"Axel, kenapa kau bertanya tentang itu sayang?" Kamisha terhenyak kaget mendengarnya.

"Aku penasaran mommy. Apa seorang wanita akan marah jika kita tiba - tiba menciumnya tanpa ijin?"

"Tentu saja marah!" ucap Kamisha sewot.

"Memang kamu pernah mengalaminya?" goda Xander.

"Ya bbe___ bbelum pernah," jawab Kamisha. Xander melihat dari kaca mobil, wajah Kamisha yang merah padam. Ia tersenyum, lucu sekali wajahnya batin nya.

"Yakin belum pernah?" godanya lagi.

"Ya belum."

"Dengan ayahnya Axel?"

Kamisha diam harus menjawab apa. "Itu beda cerita."

"Sudahlah, jangan desak mbak Misha jika tidak ingin cerita," ucap Kyara berusaha membantu Kamisha yang menemui jalan buntu dalam menjawab pertanyaan Xander.

Xander akhirnya tidak meneruskan perbincangan itu.

"Axel dengarkan mommy, kita harus menghargai perasaan wanita. Jika kamu besar nanti dan mempunyai seseorang yang kamu cintai tolong hargai perasaannya, oke."

"Oke mommy," jawab Axel. "Tapi kalau wanitanya mau aku cium bagaimana?"

"Menurutku tidak masalah, itu tanda kamu gentleman Axel. Om suka anak yang pemberani."

Kamisha sedikit emosi dengan spontan ia memukul bahu Xander dari belakang.

"Hei kenapa memukulku?"

"Aauuww sakit."

"Hahahh... aku yang kau pukul kenapa kau yang kesakitan?"

Sial, badannya keras banget, isi nya otot semua barangkali. Apa karena rutin pergi ke gym batin Kamisha sambil mengusap - usap tangannya "Jangan membawa pengaruh buruk untuk anakku!"

"Hahahahh... justru aku mengajarkan biar dia jadi anak yang pemberani."

"Pemberani gundulmu (kepalamu)!" umpat Kamisha.

"Apa itu gundulmu?"

"Tau bodo ah!" Kamisha diam menenangkan emosinya.

"Sudah Xander jangan berdebat, sebentar lagi sampai sekolah Axel."

Akhirnya semua terdiam dan tidak beberapa lama mereka tiba di pemberhentian pertama yaitu sekolah Axel.

"Aku ke sekolah dulu kak Kya, om Xander."

"Sekolah yang pinter ya, ingat jadi pemberani.. muah... muah..." Xander memanyunkan bibirnya.

"Oke om," Axel mengacungkan jempolnya.

"Jangan dengarkan dia Axel, belajarlah yang rajin." Kamisha membantu anaknya keluar dari mobil. Setiap sampai di depan gerbang sekolah ia selalu menyatukan keningnya dengan Axel sebagai doa untuk anaknya itu dan diakhiri dengan ciuman.

"Apa yang dia lakukan? kenapa menyatukan kening begitu lama?"

"Itu sudah jadi kebiasaan mbak Misha sebelum Axel masuk ke dalam sekolah, isinya doa untuk keselamatan dan kelancaran Axel."

"O... o... menarik."

"Apanya yang menarik? mbak Misha?"

"Bukan, ritual itu juga selalu mama ku lakukan dari aku kecil sampai dengan sekarang. Kok bisa sama?"

Kyara memandang lagi ke arah mereka. Ia melihat buliknya itu memang orang yang penuh energi, cantik dan selalu optimis.

Setelah ritual selesai dilakukan Kamisha masuk lagi ke dalam mobil. Ia harus segera bergegas karena ada beberapa kegiatan yang akan dilakukan oleh rombongan pak Bonar. Rencananya hari ini mereka akan berwisata. Otomatis persiapan seperti mobil dan juga guide nya harus sudah siap. Tak lama kemudian mereka sampai di hotel.

"Terima kasih tumpangannya pak Xander, Kyara, aku masuk dulu."

Kamisha segera keluar dari mobil. Ia tidak mau menjadi obat nyamuk, apalagi saat ini hubungannya dengan Kyara agak canggung setelah tuduhannya yang tidak mendasar itu.

"Tunggu."

"Ya pak."

"Kegiatan tamu hari ini sudah clear semua."

"Sudah pak, hari ini rombongan akan ke Bandung floating market dan orchid florest."

"Oke kerja yang bagus."

"Terima kasih pak, kalau begitu saya permisi."

Kamisha masuk ke dalam gedung. Ia sudah di sambut oleh Laras.

"Sha, gawat!"

"Ada apa?"

"Sepertinya ada sabotase."

"Maksudmu?"

"Mobil perusahaan yang sudah kita siapkan untuk membawa rombongan tiba - tiba mesinnya rusak."

"Apa?! aku harus ketemu siapa untuk masalah pengadaan transportasi."

"Aku sudah kesana, sudah tidak ada mobil karena sudah dipakai tamu dari tim satu."

"Mana mobil yang rusak?"

"Ayo ikut aku."

Dengan setengah berlari Kamisha dan Laras menuju tempat parkir mobil untuk transportasi. Kamisha segera membuka kap mobil, ia melihat ke dalam mesin.

"Accu nya di ganti ras."

"Darimana kamu tahu?"

"Kemarin aku sudah mengecek, accu nya baru dan baik - baik saja."

"Kamu yakin?"

"Sangat yakin."

"Sialan, mereka menabuh genderang perang!"

"Hei, jangan menuduh dulu kalau tidak ada bukti nanti timbulnya fitnah," ucap Kamisha. "Aku ada langganan bengkel coba aku telepon siapa tahu mereka bisa cepat mengganti accu."

Kamisha mengambil handphone nya dan mulai melakukan panggilan. Tiba - tiba..

"Ada apa Misha?"

"Oh pak Xander, pak Alex. Hmm ini accu mobilnya rusak."

"Bagaimana bisa? tidak pernah mobil perusahaan accu nya sampai rusak begini. Kita selalu ada pengecekan berkala."

"Terakhir sebelum saya pulang saya sudah cek dan semuanya dalam kondisi baik, tapi entahlah pagi ini kenapa bisa rusak."

"Pakai mobil yang lain."

"Semua terpakai, tinggal ini sisanya."

"Alex ambil accu di mobilku."

"Baik pak."

"Tapi pak___" ucap Kamisha.

"Tidak apa - apa, tamu adalah prioritas utama."

Xander mulai melepas jas dan menyerahkan ke Kamisha "Pegang," perintahnya.

"Apa yang bapak lakukan?"

"Mencopot accu tentu saja, memang kamu kira aku mau apa," Xander mulai melepas kemejanya dan hanya menyisakan kaos dalam saja.

Laras menelan ludah, mata nya terbelalak melihat tubuh atletis Xander. "Sha, baru kali ini aku lihat tubuh pak Xander. Gila bagus banget," bisik Laras.

"Ssstt... jangan keras - keras," bisik Kamisha. Hmm pantas saja tadi tanganku sakit, tubuhnya padat kayak tanah liat begitu.

Setelah menerima accu dari Alex, Xander segera memasangnya. Beberapa keringat menetes melalui dahinya. Menambah ketampanan Xander.

"Lap dulu air liurmu," Kamisha memberikan tisu buat Laras yang dari tadi bengong tidak mau menutup mulutnya.

"Nah sudah beres coba kau nyalakan mesinnya."

"Baik pak," Kamisha segera masuk ke dalam mobil dan "Yes berhasil!" teriaknya. "Terima kasih pak bantuannya."

"Ras! panggil sopir! jangan sampai kita terlambat."

Laras masih bengong, matanya masih menikmati tubuh Xander. "Ras..! Ras..!"

"Heheh iya," jawabnya sambil pergi memanggil sopir.

Kamisha menyerahkan lap untuk mengelap tangan Xander yang kotor "Lap nya pak."

"Terima kasih."

"Hmm saya ambilkan air dan sabun sebentar." ucapnya dan langsung pergi tanpa menunggu persetujuan Xander.

"Benar - benar perhatian," ucap Alex tiba - tiba.

"Yah benar."

"Sudah perhatian, cantik lagi."

"Yah benar," sadar dengan ucapannya yang bisa menimbulkan salah paham ia segera meralatnya "Perhatian Alex, hanya perhatian. Jangan memancingku."

"Saya tidak memancing pak, itu pendapat pribadi saya dan maaf saya tidak meminta bapak untuk berkomentar."

"Iya... iya... jangan berdebat lagi. Tuh dia datang bawa ember."

Kamisha tampak tergopoh - gopoh membawa ember berisi air dan sabun.

"Maaf pak lama," ucap Kamisha.

Tumben dia bicara halus padaku, Xander keheranan. Ia mengambil sabun kemudian menggosokkan ke tangannya yang kotor. Kamisha melihat itu tanpa mengedipkan mata, ada sesuatu yang mengganggunya.

"Aduh, kenapa cuci tangannya nggak bersih." ucapnya geregetan, sama seperti ketika dia memarahi Axel jika mandi atau cuci tangannya kurang bersih. Sepertinya Kamisha melakukan spontan karena sudah terbiasa melakukan hal itu dengan Axel.

"Lihat ini, bagian sini masih kotor. Kamu itu sudah besar harusnya sudah tahu, Axel saja kalau cuci tangan bersih," karena gemas Kamisha membantu Xander menggosok tangannya dengan sabun sampai bersih. Kemudian membasuhnya dengan air. Setelah bersih dari sabun dan kotoran, Kamisha tersenyum senang dan mengelap tangan Xander hingga kering.

"Hmm sudah bersih. Harum lagi, pinter anak mommy," ucap Kamisha tanpa sadar sambil menciumi tangan Xander. Ops..! apa yang aku lakukan, kenapa kebiasaanku pada Axel bisa tanpa sadar aku lakukan pada Xander sih batin Kamisha begitu menyadari kekeliruannya. "Maaf pak,." ucap nya sambil menunduk.

"It's okey."

"Hmm saya permisi pak. Sekali lagi terima kasih," ucap Kamisha. "Mari pak Alex."

Kamisha mengambil ember dan sabun kemudian pergi meninggalkan Xander dan Alex.

Xander tersenyum melihat wajah Kamisha yang merah padam.

"Kenapa pak?" tanya Alex.

"Tidak apa - apa, hanya lucu saja melihat wajahnya."

🍁🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

Luzi

Luzi

bilang aja kalo udah jatuh hati sama mommy Axel😁😁

2023-01-04

1

~Wiji~

~Wiji~

xander udah mulai tertarik sama misya,,, 😊😊😊,,, semangat thooor up nyaaa,,, 💪💪💪💪

2022-04-01

1

Fidya Ninda

Fidya Ninda

go thorrr

2022-04-01

1

lihat semua
Episodes
1 Pengkhianatan
2 Bertanggung Jawab
3 Survive
4 Belajar Iklas
5 Kembalinya Kyara
6 Perkenalan dengan Axel
7 Xander Alfero Hadid
8 Dipecat
9 Berkenalan dengan Aunty Misha
10 Tom and Jerry
11 Axel Hilang
12 Menumpang Hidup
13 Sisi lain Kamisha
14 Ulang tahun Axel
15 Pertama Masuk Kerja
16 Proyek pertama
17 Cemburu Buta
18 Lucu Melihat Wajahnya
19 Cooking With Love
20 Tamu
21 Kebohongan
22 Pertemuan Keluarga
23 Terbongkar
24 Jujur tapi Bohong
25 Please, Maafkan Aku
26 Gara - Gara di Intai
27 Seperti Keluarga Bahagia
28 "Family Gathering
29 Insiden Lampu Gantung Jatuh
30 Pasien yang Banyak Maunya
31 Tidak akan Kubiarkan itu Terjadi
32 Barter
33 Sial Betul
34 Tragedi
35 Terbongkar
36 Maaf, Aku Masih Marah Padamu
37 Ajang Pembuktian
38 Kyara
39 Award Liburan
40 Kenapa Aku Tidak Bisa Berhenti
41 Trap by Mama Attalia
42 Menjadi Nyonya Xander
43 Berbohong Kedua Kalinya
44 Menaklukkan Hatimu
45 Gagap
46 Tidur Berjalan
47 Mulai Terbiasa Denganmu
48 Merindukanmu
49 Jogja 1
50 Jogja 2
51 Jogja 3
52 Proyek baru
53 Alex si Pengganggu
54 Gara Gara Mati Lampu
55 Drama antara
56 Anniversary Hotel 1
57 Anniversarry Hotel 2
58 Saling Menginginkan
59 Bianca
60 Aku Mencintaimu
61 Surga Dunia
62 Aku Mencintaimu Lima Tahun yang Lalu
63 Jebakan Rani
64 Penyelidikan
65 Kejujuran
66 Terkuak Satu Demi Satu
67 Pemecatan Norman dan Nita
68 Pesan Mbak Ayu
69 Tinggal Bersama
70 Gangguan Mental
71 One by One
72 Berlibur ke Puncak
73 Jangan Sentuh Istriku
74 Jangan, Tinggalkan Aku
75 Tidak Sempurna
76 Hamil
77 Akhirnya Aku Tahu
78 Mendung Sore Itu
79 Kegilaan Kyara
80 Meet You
81 Mau Sembuh
82 Selamat Tinggal Kamisha.
83 Melahirkan
84 Hai, Misha Istriku
85 Misi Dua Pria Dewasa
86 That,s My Husband
87 Terus Berusaha Mendapatkanmu
88 Rencana Gila Sofi dan Mama
89 Sakit.. Sakit.. Sakit..
90 Sengsara Membawa Nikmat
91 Sakitnya Mama Attalia
92 Kembali Bersama
93 Adik Mama
94 Kerja sama dengan Matteo
95 Ternyata Kalau Serius, Tampan Juga
96 Masa Lalu Matteo
97 Tidur Bersama
98 Kau Hanya Milikku Matteo.
99 Hamil Lagi
100 Nyaman di Sampingmu
101 Luka Membawa Bahagia
102 Siena
103 Baby Alesha
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Pengkhianatan
2
Bertanggung Jawab
3
Survive
4
Belajar Iklas
5
Kembalinya Kyara
6
Perkenalan dengan Axel
7
Xander Alfero Hadid
8
Dipecat
9
Berkenalan dengan Aunty Misha
10
Tom and Jerry
11
Axel Hilang
12
Menumpang Hidup
13
Sisi lain Kamisha
14
Ulang tahun Axel
15
Pertama Masuk Kerja
16
Proyek pertama
17
Cemburu Buta
18
Lucu Melihat Wajahnya
19
Cooking With Love
20
Tamu
21
Kebohongan
22
Pertemuan Keluarga
23
Terbongkar
24
Jujur tapi Bohong
25
Please, Maafkan Aku
26
Gara - Gara di Intai
27
Seperti Keluarga Bahagia
28
"Family Gathering
29
Insiden Lampu Gantung Jatuh
30
Pasien yang Banyak Maunya
31
Tidak akan Kubiarkan itu Terjadi
32
Barter
33
Sial Betul
34
Tragedi
35
Terbongkar
36
Maaf, Aku Masih Marah Padamu
37
Ajang Pembuktian
38
Kyara
39
Award Liburan
40
Kenapa Aku Tidak Bisa Berhenti
41
Trap by Mama Attalia
42
Menjadi Nyonya Xander
43
Berbohong Kedua Kalinya
44
Menaklukkan Hatimu
45
Gagap
46
Tidur Berjalan
47
Mulai Terbiasa Denganmu
48
Merindukanmu
49
Jogja 1
50
Jogja 2
51
Jogja 3
52
Proyek baru
53
Alex si Pengganggu
54
Gara Gara Mati Lampu
55
Drama antara
56
Anniversary Hotel 1
57
Anniversarry Hotel 2
58
Saling Menginginkan
59
Bianca
60
Aku Mencintaimu
61
Surga Dunia
62
Aku Mencintaimu Lima Tahun yang Lalu
63
Jebakan Rani
64
Penyelidikan
65
Kejujuran
66
Terkuak Satu Demi Satu
67
Pemecatan Norman dan Nita
68
Pesan Mbak Ayu
69
Tinggal Bersama
70
Gangguan Mental
71
One by One
72
Berlibur ke Puncak
73
Jangan Sentuh Istriku
74
Jangan, Tinggalkan Aku
75
Tidak Sempurna
76
Hamil
77
Akhirnya Aku Tahu
78
Mendung Sore Itu
79
Kegilaan Kyara
80
Meet You
81
Mau Sembuh
82
Selamat Tinggal Kamisha.
83
Melahirkan
84
Hai, Misha Istriku
85
Misi Dua Pria Dewasa
86
That,s My Husband
87
Terus Berusaha Mendapatkanmu
88
Rencana Gila Sofi dan Mama
89
Sakit.. Sakit.. Sakit..
90
Sengsara Membawa Nikmat
91
Sakitnya Mama Attalia
92
Kembali Bersama
93
Adik Mama
94
Kerja sama dengan Matteo
95
Ternyata Kalau Serius, Tampan Juga
96
Masa Lalu Matteo
97
Tidur Bersama
98
Kau Hanya Milikku Matteo.
99
Hamil Lagi
100
Nyaman di Sampingmu
101
Luka Membawa Bahagia
102
Siena
103
Baby Alesha

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!