Perkenalan dengan Axel

Kamisha segera memakirkan mobilnya di depan rumah. Sebelum masuk dia menarik napas panjang, menguatkan mental. Setelah pikirannya agak tenang ia segera turun dan masuk ke dalam rumah.

"Mbak Misha," sapa Kyara. Ia memang dari kecil memanggilnya seperti itu karena usia terpaut tidak jauh. Seharusnya ia memanggilnya bulik.

Kamisha memeluk Kyara dan tersenyum "Duduk Ra. Bagaimana kabarmu?"

"Baik mbak."

"Sudah makan?"

"Sudah tadi di terminal mbak."

"Axel baru saja berangkat ke sekolah."

"Siapa Axel?"

"Anak yang kau tinggalkan."

Kyara tertunduk ketika Kamisha mengatakan itu. Suasana hening tanpa obrolan untuk beberapa waktu. Kamisha sebenarnya menunggu penjelasan dan maksud Kyara. Tapi ia bingung harus mulai dari mana.

"Mbak."

"Ya."

"Aku minta maaf karena sudah menyusahkan mbak Misha."

"Kenapa kamu pergi meninggalkan anakmu Ra?"

"Saat itu aku bingung mbak, memikirkan bagaimana nasib masa depanku nanti."

"Ketika kau melakukannya dengan pria itu, seharusnya kau juga memikirkan masa depanmu," Kamisha tidak habis pikir dengan pemikiran keponakannya itu.

"Saat itu aku benar - benar mencintainya mbak."

"Ra, hidup di dunia ini tidak hanya makan cinta. Jangan termakan oleh bujuk rayu pria, sehingga dengan mudahnya kau menyerahkan milikmu yang paling berharga."

"Saat itu dia mengatakan mau bertanggung jawab jika terjadi apa - apa denganku, tapi keluarganya tidak mau karena kita miskin mbak," jelas Kyara yang airmatanya mulai mengalir.

"Ya sudahlah, itu semuanya sudah berlalu. Aku harap kau mengambil pelajaran dari semua ini. Sekarang apa rencanamu bersama dengan Axel?"

"Kebetulan aku diterima bekerja di hotel and resort 'Hadid Paradise' atas saran ibu aku disuruh menemui mbak Misha. Ini surat dari ibu," Kyara menyerahkan surat tulisan tangan dari ibunya.

Dengan perlahan Kamisha membuka dan membacanya. Memang ia harus berkorban lagi, tapi ia juga tidak tega melihat keluarga kakaknya jadi berantakan apalagi masa depan keponakannya.

"Ibumu memintaku untuk menerimamu disini, jadi untuk selanjutnya kau akan tinggal disini bersamaku."

"Ya mbak, terima kasih."

"Kau menjenguk ibumu di penjara?"

"Aku___ aku belum bisa melakukannya."

"Lantas surat ini?"

"Mbah Amir yang ke penjara, menceritakan semuanya tentangku. Kata mbah Amir ibu bahagia aku sudah pulang. Mbah Amir juga bercerita kalau aku sudah diterima kerja di Bandung jadi ibu menitip surat buat mbak Misha."

"Baiklah aku mengerti, tapi perlu kamu tahu ibumu melakukan itu semua juga demi masa depanmu."

"Sekarang jawab pertanyaanku. Bagaimana dengan Axel?"

Kyara terdiam cukup lama.

"Kyara jawab pertanyaanku."

"Maaf mbak Misha, aku belum bisa mengaku kalau aku ibu kandung Axel. Apalagi perusahaan di tempatku bekerja tahunya aku belum menikah."

"Tega kamu."

"Mbak, tolong aku. Mengertilah posisiku. Mungkin nanti kalau aku sudah sukses, aku akan memberitahu pada Axel."

"Sudah kau pikirkan matang - matang tentang rencanamu ini? kau sama sekali tidak memikirkan bagaimana perasaan Axel?"

"Mbak tolonglah aku sekali lagi, dan aku bisa memastikan ini yang terakhir."

Kamisha menghela napas panjang "Kau lihat saja dulu Axel seperti apa, setelah itu baru kau memutuskan langkahmu."

"Terima kasih mbak."

"Aku harap setelah melihat dan mengenal Axel, kau akan berubah pikiran."

Kyara hanya terdiam mendengar perkataan Kamisha.

"Ayo aku antar kau ke kamarmu."

"Baik mbak."

Kamisha mengantar Kyara masuk ke dalam kamarnya. Walaupun kamar ini tidak seluas kamar miliknya tapi cukup besar bila ditempati oleh satu orang. Awalnya kamar itu akan ia pergunakan sebagai kamar Axel, karena tidak mungkin Axel akan tidur terus dengannya. Tapi karena sekarang dipakai oleh Kyara, rencananya itu harus ia kesampingkan sementara sampai ada rejeki untuk membuat kamar lagi.

"Ini kamarmu."

"Terima kasih mbak."

"Walaupun tidak begitu besar aku rasa cukup buatmu seorang," jelas Kamisha. "Kau bisa menata pakaianmu di almari sana, untuk mandi kau bisa mandi di kamar mandi luar. Maaf memang kamar ini tidak ada kamar mandi dalamnya."

"Tidak apa - apa mbak, aku sudah senang bisa mendapat tempat tinggal."

"Setiap pagi dan malam aku yang memasak, tugas mbok Sri hanya cuci, setrika, bersih - bersih dan terkadang menjemput Axel. Aku juga memiliki toko kue di sebelah rumah. Walaupun kecil tapi cukup menghasilkan."

"Aku bisa bantu kalau nanti libur mbak."

"Kamu konsentrasi saja ke pekerjaanmu dan perhatianmu ke Axel. Aku sudah ada karyawan satu orang."

"Sekarang kamu istirahat dulu. Aku mau cek toko kue sebentar."

"Baik mbak, terima kasih."

Kamisha meninggalkan Kyara sendiri dan segera menuju ke toko kue miliknya.

"Pagi Suci."

"Pagi mbak Misha."

"Kue apa yang sudah habis?

"Ini mbak cupcake, sepertinya ini best seller di sini."

"Browniesnya bagaimana?"

"Kurang banyak yang suka. Apa mungkin bentuknya kurang menarik?"

"Mungkin saja, oya kamu data kue apa saja yang banyak peminatnya dan yang kurang peminatnya. Minta juga pendapat custumer setiap datang ke sini."

"Baik mbak."

"Ya sudah aku tinggal dulu ya, aku mau berangkat ke___" Kamisha tidak menyelesaikan perkataannya, ia langsung melihat jam di tangannya. Waduh gawat aku hari ini ada meeting, kenapa Sofi tidak menghubungiku batin Kamisha. Ia mencari handphone miliknya. Ah ya, handphone ku tertinggal di mobil. Kamisha segera berlari masuk mobil dan mengecek handphone nya.

Ada dua puluh pangilan tak terjawab dari satu jam yang lalu. Panggilan itu dari Sofi, Angga dan bu Tiwi. Aku harus segera ke kantor, mudah - mudahan masih sempat ikut meeting pikirnya. Kamisha segera melajukan mobilnya dengan cepat menuju ke kantor.

🍁🍁🍁🍁

"Kemana saja sih kamu? bu Tiwi nyari dari tadi. Kenapa tidak diangkat teleponnya? kamu sedang ada masalah atau gimana? nggak biasanya kamu bolos tanpa keterangan kayak gini," Sofi memberondong Kamisha dengan pertanyaan - pertanyaan.

Kamisha mempercepat langkahnya. "Kyara kembali."

"Keponakanmu yang ngilang itu? ibu kandungnya Axel?"

"Benar."

"Kenapa dia balik? apa maunya? apa dia mau mengambil Axel? gimana sih dulu ditinggal sekarang main ambil aja."

Kamisha menghentikan langkahnya.

"Kenapa berhenti?" tanya Sofi.

"Cari pegangan."

"Buat apa?"

"Buat kepalaku yang pusing akibat semua pertanyaanmu tadi."

"Aku mengkhawatirkan dirimu, Sha."

Kamisha menghela napas panjang. "Aku tahu kau mengkhawatirkanku, tapi sekarang aku akan menghadap bu Tiwi dulu, oke."

"Baiklah kalau begitu, aku tunggu di cafe. Ingat kamu harus cerita."

"Iya... iya..."

Sofi meninggalkan Kamisha sendiri. Dan Kamisha bergegas masuk ke dalam ruang kerja bu Tiwi.

"Selamat siang bu."

"Siang, duduk."

"Terima kasih bu."

"Ada apa?"

"Sebelumnya saya mau minta maaf perihal meeting tadi pagi. Saya benar - benar tidak sengaja untuk datang terlambat."

"Alasanmu?" tanya bu Tiwi yang pandangannya masih tertuju pada laptop di depannya.

"Ada keponakan saya datang ke Bandung, dan kebetulan akan tinggal dirumah saya."

"Hanya karena itu kamu datang terlambat?" pandangannya kini tertuju pada Kamisha. Bu Tiwi melepas kacamatanya.

"Iya bu." jawab Kamisha. Ia tidak mungkin menceritakan masalah keluarga yang dihadapinya.

"Aku tahu mungkin ada suatu hal yang tidak bisa kau ceritakan padaku karena hanya masalah sepele seperti itu kamu sampai mengabaikan meeting penting pagi ini, tapi terserah kamu mau cerita atau tidak itu urusan pribadimu. Untunglah teman - teman dan team work disini bisa menyelesaikannya."

"Sekali lagi maafkan saya bu, saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi."

"Kali ini aku maafkan, tapi tidak jika kejadian seperti ini terulang lagi. Mengerti!"

"Saya mengerti, terima kasih bu Tiwi." walaupun Kamisha bekerja sudah cukup lama di sana, bahkan menghasilkan ide - ide yang brilian lantas tidak membuat bu Tiwi memberinya perlakuan khusus. Semuanya sama, jika melakukan kesalahan akan mendapat peringatan bahkan bisa juga pemecatan.

Kamisha segera meninggalkan ruangan bu Tiwi. Ia menemui Sofi yang sudah menunggunya di cafe bawah.

"Gimana ceritanya kok dia bisa kembali?"

"Tenang sedikit kenapa? pesen minum dulu Sof."

"Habis kamu aneh, bikin penasaran."

Kamisha memesan caramel machiato.

"Jadi Kyara itu diterima kerja di hotel 'Hadid Paradise', atas permintaan mbak Ayu dia tinggal dirumahku."

"Terus Axel gimana?"

"Dia minta waktu sampai menjadi sukses."

"Gila tuh anak! terus alasan dia dulu ninggalin Axel kenapa?"

"Belum siap, saat itu pemikirannya belum dewasa."

"Belum dewasa gimana? udah bisa main begituan itu namanya dewasa. Jengkel aku dengernya. Kok kamu masih bisa sabar." Sofi menyeruput kopi pesanannya.

"Mau bagaimana lagi, dia keponakanku. Keluargaku. Aku yakin suatu saat ia akan berubah menjada wanita yang lebih baik. Jika sudah berubah aku tidak akan berat menyerahkan Axel."

"Kau berniat menyerahkan Axel?"

"Aku sama sekali tidak ada niat, tapi itu hak Kyara sebagai ibu kandungnya. Aku bisa apa coba? aku tidak bisa membohongi Axel terus Sof, cepat atau lambat anak itu harus tahu semuanya. Dan nanti ia bisa menentukan apakah mau hidup bersamaku atau tidak."

"Eh kerja dimana dia tadi?"

"Hotel Hadid Paradise."

"Milik Hadid Corporation?"

He em."

"Wah bisa bertemu si ganteng tuh."

"Ganteng siapa? perasaan yang kerja disitu semua ganteng, bersih, gagah, rapi."

"Ini super ganteng. Best of the best pokoknya."

"Sudah ayo kerja, nanti bu Tiwi marah bisa di pecat aku."

Kamisha dan Sofi kembali ke meja kerjanya.

🍁🍁🍁🍁

Kamisha pulang sore hari ini. Ia memakirkan mobilnya tepat di depan rumah karena tidak memiliki garasi.

"Mommy Sha," teriak Axel menyambut kedatangan Kamisha.

"Axel," Kamisha segera memeluk putranya itu. "Hmm wangi, kesayangan mommy sudah mandi ternyata."

"Of course mommy aku kan sudah dewasa."

"Hahahah... Dewasa darimana sayang kau masih kecil dan imut."

"Tidak... tidak... aku akan tumbuh dewasa dan melindungi mommy nantinya."

"Oke... oke... Mommy percaya kau akan selalu melindungi mommy, yuk masuk."

Kamisha menggandeng tangan Axel masuk ke dalam rumah. Setelah mandi Kamisha segera berbincang dengan Axel di ruang keluarga.

"Mbok, Kyara mana?"

"Dari tadi belum keluar mbak."

"Jadi belum ketemu sama Axel? apa mungkin dia tidur ya?"

"Panggilkan dia mbok, siapa tahu sudah bangun."

"Baik mbak."

Kamisha menemani putranya nonton televisi. Setiap kali Axel menonton televisi Kamisha selalu mendampinginya sesibuk apapun, dia akan meluangkan waktu untuk menemani putranya bermain.

"Mbak Misha memanggil ku."

"Oh Kyara, duduk," perintah Kamisha.

Kyara duduk di samping Kamisha dengan sofa terpisah.

"Who is that mom?"

"Ini keponakan mommy, namanya Kyara."

"Aku harus memanggilnya apa?"

"Hmm kamu panggil saja kak Kya biar keren."

"Hmm aku setuju mommy." Axel menghambur dan memeluk Kyara secara tiba - tiba. "Kak Kya, aku Axel."

Kyara membalas pelukan Axel yang sebenarnya anak kandungnya. Matanya berkaca - kaca.

"Are you crying kak Kya?"

"Ah iya kau sangat lucu, hai Axel aku harap kau bisa akrab denganku."

"Of course, mommy selalu mengajarkan aku untuk memiliki banyak teman."

"Axel masuklah ke kamar, persiapkan buku apa yang nanti akan kamu pelajari. Mommy akan memasak untuk makan malam."

"Oke mommy," jawab Axel sambil mencium pipi Kamisha.

Setelah Axel masuk ke kamar, Kamisha berbincang lagi dengan Kyara.

"Kalau mungkin Axel dulu aku yang asuh, pasti tidak akan sepintar ini."

"Siapa bilang? kau kira dulu aku merawat Axel mudah? itu sulit Ra, umurku masih muda saat itu, pekerjaan juga belum mapan, belum berpengalaman merawat anak. Tapi aku belajar dan iklas menerimanya. Aku mencurahkan seluruh kasih sayang yang aku punya untuknya, karena aku tahu hidup sendiri itu tidak enak."

"Aku masih labil mbak."

"Ya aku tahu, aku harap kau bisa sepertiku Ra. Menyayangi Axel dengan sepenuh hati," pinta Kamisha. "Aku akan memasak untuk makan malam."

"Aku akan ke kamar mbak, persiapan besok adalah pertama kali aku kerja."

"Oke, besok aku antar."

"Terima kasih mbak."

Kamisha segera di dapur membuat makan malam. Ia terkadang tidak percaya bahwa ia bisa melalui ini semua. Kenangan akan ibu yang menguatkannya.

🍁🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

Nurwana

Nurwana

blum kelihatan hilalnya jodohnya Misya.

2022-09-06

2

~Wiji~

~Wiji~

masalah terbesar misya ada d kyara kayak nya,,,

2022-03-15

1

Isma Rismaya

Isma Rismaya

jgn sampe jd orang ke tiga si kyara...ya thor

2022-03-14

1

lihat semua
Episodes
1 Pengkhianatan
2 Bertanggung Jawab
3 Survive
4 Belajar Iklas
5 Kembalinya Kyara
6 Perkenalan dengan Axel
7 Xander Alfero Hadid
8 Dipecat
9 Berkenalan dengan Aunty Misha
10 Tom and Jerry
11 Axel Hilang
12 Menumpang Hidup
13 Sisi lain Kamisha
14 Ulang tahun Axel
15 Pertama Masuk Kerja
16 Proyek pertama
17 Cemburu Buta
18 Lucu Melihat Wajahnya
19 Cooking With Love
20 Tamu
21 Kebohongan
22 Pertemuan Keluarga
23 Terbongkar
24 Jujur tapi Bohong
25 Please, Maafkan Aku
26 Gara - Gara di Intai
27 Seperti Keluarga Bahagia
28 "Family Gathering
29 Insiden Lampu Gantung Jatuh
30 Pasien yang Banyak Maunya
31 Tidak akan Kubiarkan itu Terjadi
32 Barter
33 Sial Betul
34 Tragedi
35 Terbongkar
36 Maaf, Aku Masih Marah Padamu
37 Ajang Pembuktian
38 Kyara
39 Award Liburan
40 Kenapa Aku Tidak Bisa Berhenti
41 Trap by Mama Attalia
42 Menjadi Nyonya Xander
43 Berbohong Kedua Kalinya
44 Menaklukkan Hatimu
45 Gagap
46 Tidur Berjalan
47 Mulai Terbiasa Denganmu
48 Merindukanmu
49 Jogja 1
50 Jogja 2
51 Jogja 3
52 Proyek baru
53 Alex si Pengganggu
54 Gara Gara Mati Lampu
55 Drama antara
56 Anniversary Hotel 1
57 Anniversarry Hotel 2
58 Saling Menginginkan
59 Bianca
60 Aku Mencintaimu
61 Surga Dunia
62 Aku Mencintaimu Lima Tahun yang Lalu
63 Jebakan Rani
64 Penyelidikan
65 Kejujuran
66 Terkuak Satu Demi Satu
67 Pemecatan Norman dan Nita
68 Pesan Mbak Ayu
69 Tinggal Bersama
70 Gangguan Mental
71 One by One
72 Berlibur ke Puncak
73 Jangan Sentuh Istriku
74 Jangan, Tinggalkan Aku
75 Tidak Sempurna
76 Hamil
77 Akhirnya Aku Tahu
78 Mendung Sore Itu
79 Kegilaan Kyara
80 Meet You
81 Mau Sembuh
82 Selamat Tinggal Kamisha.
83 Melahirkan
84 Hai, Misha Istriku
85 Misi Dua Pria Dewasa
86 That,s My Husband
87 Terus Berusaha Mendapatkanmu
88 Rencana Gila Sofi dan Mama
89 Sakit.. Sakit.. Sakit..
90 Sengsara Membawa Nikmat
91 Sakitnya Mama Attalia
92 Kembali Bersama
93 Adik Mama
94 Kerja sama dengan Matteo
95 Ternyata Kalau Serius, Tampan Juga
96 Masa Lalu Matteo
97 Tidur Bersama
98 Kau Hanya Milikku Matteo.
99 Hamil Lagi
100 Nyaman di Sampingmu
101 Luka Membawa Bahagia
102 Siena
103 Baby Alesha
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Pengkhianatan
2
Bertanggung Jawab
3
Survive
4
Belajar Iklas
5
Kembalinya Kyara
6
Perkenalan dengan Axel
7
Xander Alfero Hadid
8
Dipecat
9
Berkenalan dengan Aunty Misha
10
Tom and Jerry
11
Axel Hilang
12
Menumpang Hidup
13
Sisi lain Kamisha
14
Ulang tahun Axel
15
Pertama Masuk Kerja
16
Proyek pertama
17
Cemburu Buta
18
Lucu Melihat Wajahnya
19
Cooking With Love
20
Tamu
21
Kebohongan
22
Pertemuan Keluarga
23
Terbongkar
24
Jujur tapi Bohong
25
Please, Maafkan Aku
26
Gara - Gara di Intai
27
Seperti Keluarga Bahagia
28
"Family Gathering
29
Insiden Lampu Gantung Jatuh
30
Pasien yang Banyak Maunya
31
Tidak akan Kubiarkan itu Terjadi
32
Barter
33
Sial Betul
34
Tragedi
35
Terbongkar
36
Maaf, Aku Masih Marah Padamu
37
Ajang Pembuktian
38
Kyara
39
Award Liburan
40
Kenapa Aku Tidak Bisa Berhenti
41
Trap by Mama Attalia
42
Menjadi Nyonya Xander
43
Berbohong Kedua Kalinya
44
Menaklukkan Hatimu
45
Gagap
46
Tidur Berjalan
47
Mulai Terbiasa Denganmu
48
Merindukanmu
49
Jogja 1
50
Jogja 2
51
Jogja 3
52
Proyek baru
53
Alex si Pengganggu
54
Gara Gara Mati Lampu
55
Drama antara
56
Anniversary Hotel 1
57
Anniversarry Hotel 2
58
Saling Menginginkan
59
Bianca
60
Aku Mencintaimu
61
Surga Dunia
62
Aku Mencintaimu Lima Tahun yang Lalu
63
Jebakan Rani
64
Penyelidikan
65
Kejujuran
66
Terkuak Satu Demi Satu
67
Pemecatan Norman dan Nita
68
Pesan Mbak Ayu
69
Tinggal Bersama
70
Gangguan Mental
71
One by One
72
Berlibur ke Puncak
73
Jangan Sentuh Istriku
74
Jangan, Tinggalkan Aku
75
Tidak Sempurna
76
Hamil
77
Akhirnya Aku Tahu
78
Mendung Sore Itu
79
Kegilaan Kyara
80
Meet You
81
Mau Sembuh
82
Selamat Tinggal Kamisha.
83
Melahirkan
84
Hai, Misha Istriku
85
Misi Dua Pria Dewasa
86
That,s My Husband
87
Terus Berusaha Mendapatkanmu
88
Rencana Gila Sofi dan Mama
89
Sakit.. Sakit.. Sakit..
90
Sengsara Membawa Nikmat
91
Sakitnya Mama Attalia
92
Kembali Bersama
93
Adik Mama
94
Kerja sama dengan Matteo
95
Ternyata Kalau Serius, Tampan Juga
96
Masa Lalu Matteo
97
Tidur Bersama
98
Kau Hanya Milikku Matteo.
99
Hamil Lagi
100
Nyaman di Sampingmu
101
Luka Membawa Bahagia
102
Siena
103
Baby Alesha

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!