Dipecat

"Sha, EO kita berhasil memenangkan penawaran dari Hadid Corporation."

"Oya, wah itu artinya perusahaan kita memang terpercaya."

"Hari ini kita akan bertemu dengan perwakilan pihak perusahaan yang bertanggung jawab atas event ini nanti."

"Oya, jam berapa?"

"Hmm masih satu jam lagi. Kita menghadap bu Tiwi dulu."

Kamisha dan Sofi menuju ke ruang kerja bu Tiwi. Saat itu bu Tiwi sedang menelepon seseorang dengan nada emosi.

Tok... tok... tok... tok...

"Masuk!"

Kamisha dan Sofi masuk dan duduk berhadapan dengan bu Tiwi.

"Semuanya tidak ada yang beres! selalu aku harus ikut campur tangan!" gerutu bu Tiwi. "Oya kalian sudah tahu kan kalau hari ini kita meeting dengan penanggung jawab dari hotel 'Hadid Paradise'?"

"Tahu bu," jawab mereka berdua serempak.

"Bagus, kalian sudah siapkan usulan dari kita."

"Sudah bu, ada beberapa pilihan. Nanti akan kita tunjukkan pada mereka, mana yang akan mereka pilih."

"Bagus Misha, aku mengandalkanmu. Ingat jangan sampai ada kesalahan."

Kamisha dan Sofi keluar dari ruang kerja bu Tiwi dan segera menuju ruang meeting.

"Eh kamu lihat nggak tadi wajah bu Tiwi."

"Memang kenapa?"

"Nggak biasanya beliau tegang seperti ini."

"Wajar lah tegang ini proyek besar."

"Ah kamu nggak peka."

Tak berapa lama pihak dari hotel Hadid Paradise datang.

"Kyara!" Kamisha terkejut dengan siapa nanti ia akan bekerja sama.

"Mbak Misha."

"Oh ternyata kalian saling kenal, jadi kerja sama ini akan lancar," ucap bu Tiwi lega.

"Kyara ini keponakan saya bu Tiwi."

"Oh, baguslah kalau begitu. Kita bisa mulai meeting ini."

Kamisha mulai menampilkan penawaran yang ia buat. Kyara langsung setuju dengan rangkaian event di hotelnya. Tidak membutuhkan waktu lama kerjasama pun terjalin. Memang ada beberapa perubahan sedikit di sesuaikan dengan keinginan dari pimpinan.

"Karena semua sudah deal kami permisi dulu bu Tiwi," pamit Kyara.

"Terima kasih, kami akan memberikan yang terbaik."

Setelah Kyara pulang, secara pribadi bu Tiwi memanggil Kamisha.

"Misha, aku menggantungkan proyek ini padamu," pinta bu Tiwi. "Apalagi Kyara penanggung jawab acara ini adalah keponakanmu, harusnya ini membuatmu lebih mudah berhubungan."

"Baik bu, saya akan berusaha memberi yang terbaik."

Kamisha segera meninggalkan bu Tiwi sendiri. Memang kali ini bu Tiwi terlihat sangat aneh, tidak seperti biasanya yang selalu bersikap santai dalam menghadapi suatu masalah.

Kamisha menuju kafe di bawah kantornya, ia butuh secangkir caramel machiato hangat.

"Mbak Misha."

"Loh kamu belum pulang Ra?"

"Belum, ada yang mau aku bicarakan."

"Kebetulan aku mau ke kafe bawah, kita bicara disana."

"Baik mbak."

Mereka berdua masuk ke dalam kafe. Setelah pesanan datang Kamisha baru berbincang dengan Kyara.

"Ada apa?"

"Hmm aku dekat dengan seseorang."

"Atasanmu?"

"Iya," jawab Kyara. "Aku berencana mengenalkannya pada mbak Misha."

"Kamu sudah yakin? ia pria baik - baik? ia tidak mempermainkan dirimu?"

"Tidak mbak, aku yakin dengannya. Ia sangat bertanggung jawab."

"Dari mana kamu tahu? selidiki saja dulu."

"Mbak tidak perlu khawatir, aku yakin dengan pilihanku."

"Baiklah kalau kau sudah yakin, kamu sudah dewasa. Kapan kau akan mengenalkannya padaku?"

"Bagaimana kalau besok?"

"Tidak, aku tidak bisa. Bagaimana kalau setelah event di hotelmu selesai?"

"Baiklah mbak Misha, terima kasih sudah mau merestui kami."

"Aku belum merestui kalian, aku harus melihat sendiri keseriusan nya atas hubungan kalian. Kita lihat saja nanti."

"Baiklah mbak."

🍁🍁🍁🍁

Tak terasa event di hotel 'Hadid Paradise' sudah tiba. Semua persiapan dilakukan sesempurna mungkin. Selama satu minggu ini Kamisha selalu lembur dan sedikit istirahat. Semua itu karena tekanan dari bu Tiwi. Baru kali ini ia bekerja tidak tenang, jika di tekan hasilnya malah seperti beban untuknya. Untunglah penanggung jawab proyek adalah Kyara keponakannya sendiri jadi ia lebih mudah berkomunikasi.

"Sof, bunga dekorasi sudah?"

"Sudah."

"Kue yang nanti akan dipotong?"

"Sudah, kamu tenang saja."

"Bagaimana bisa tenang? kau tahu kan baru kali ini aku kerja di bawah tekanan."

"Sabar... rileks... kita bekerja sudah lama dan profesional."

Kamisha menarik napas panjang. Dari tadi dia mondar mandir sendiri. Padahal semuanya sudah terkondisikan dengan baik.

"Eh Angga, sound system dan lighting sudah beres."

"Sudah Sha, ini sudah ketiga kali nya kamu tanya."

"Oh.. oke.. oke," Kamisha segera menghampiri Dewi.

"Mbak Kamisha mau memastikan dekorasinya kan?" tebak Dewi sebelum Kamisha bertanya. "Semuanya sudah beres mbak, dekorasi, katering, keamanan semua beres. Tadi dari pihak hotel sudah mengecek secara langsung dan puas dengan kerja kita."

"Oh bagus."

"Jangan tegang mbak, kan kita sudah biasa seperti ini."

"Nggak tahu nih perasaanku gak enak saja."

Kamisha meninggalkan Dewi yang masih sibuk. Ia duduk sebentar sambil meminum air mineral. Tenang Kamisha semua baik - baik saja batin Kamisha menenangkan diri.

"Sha! Sha!" panggil Sofi. "Handphone mu mana? dari tadi di telepon nggak diangkat."

"Ada apa sih?"

"Souvenir yang kita pesan sampai saat ini masih belum datang."

"Apa?! kok bisa?"

"Aku juga nggak tahu Sha, ceritanya gimana kok bisa jadi begitu."

"Sebentar," Kamisha melakukan panggilan dengan toko souvenir langganan mereka. EO mereka sudah bekerja sama sangat lama dengan mereka dan belum pernah sekali pun di kecewakan. "Tidak diangkat," ucap Kamisha panik. "Kita masih ada berapa waktu lagi?"

"Cuma dua jam."

"Oke aku yang akan menyusul kesana."

"Tapi Sha."

"Aku titip yang disini Sof dan cuma souvenir saja yang belum beres."

"Baiklah."

Kamisha bergegas mengendarai mobil kecilnya menuju toko souvenir langganan mereka.

Sampai di sana ternyata mereka kekurangan tenaga untuk packing.

"Maaf mbak Misha atas keterlambatan ini."

"Masih kurang berapa?"

"Sekitar seratus mbak."

"Tolong yang sudah ada di kirim dulu, nanti sisanya biar aku bawa sendiri pake mobil."

"Tapi mbak."

"Sudah tidak apa, keburu acara di mulai. Ayo aku bantu packing."

Mereka melakukan apa perintah Kamisha. Dengan cekatan Kamisha membantu mereka packing gift ke dalam hampers. Untuk masalah seperti ini Kamisha dengan mudah membantu. Hanya dalam waktu satu jam mereka sudah selesai. Seratus buah souvenir yang tertinggal segera di masukkan ke dalam mobil Kamisha.

Ah masih ada waktu setengah jam lagi sebelum acara di mulai batin Kamisha. Ya tuhan bantu aku.

Kamisha mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Kalau sudah begini yang ada hanya modal nekat.

"Yes!" teriaknya begitu sampai di hotel 'Hadid Paradise'

Drrt... drrt... drrt...

"Ya Sof."

"Kamu dimana? tamu - tamu sudah berdatangan."

"Aku sudah di basement parkir hotel, tunggu sebentar aku akan naik ke atas."

"Aku suruh anak - anak ke bawah bantu kamu."

"Sudah... Aku bisa kok, kamu dan anak - anak tetap standby di sana sesuai tugas masing - masing."

"Oke," panggilan diakhiri.

Dengan segera Kamisha mengeluarkan souvenir itu dari dalam mobil dan menumpuknya. Tiba - tiba

Braaakkk...!!! seseorang menabrak tumpukan souvenir hingga berantakan.

"Hei!" teriak Kamisha. "Kurang ajar kamu ya!" dengan cepat ia mencengkeram lengan pria itu. "Beresin nggak!"

"Sssttt diam! jangan teriak - teriak!" ucap pria itu sambil menarik Kamisha agar menunduk.

"Hei! maksud kamu apa sih!"

"Diam! aku bilang diam!" pria itu lalu membekap mulut Kamisha dengan tangannya. Sontak saja membuat Kamisha meronta - ronta. Apa daya tenaga pria itu jauh lebih besar dan kuat.

"Cepat kalian cari! jangan sampai lolos!" teriak beberapa orang pria berpakaian serba hitam. Sepertinya pria berpakaian hitam itu mencari pria asing yang bersembunyi bersama Kamisha. Setelah mereka pergi, pria asing itu melepaskan tangannya dari tubuh Kamisha.

"Sorry," ucapnya.

"Dasar brengsek! barangku berantakan semua." Kamisha menata kembali barang itu sambil menggerutu.

Ia segera membawa ke atas dengan menggunakan lift. Aduh aku sudah terlambat batinnya.

Akan tetapi tiba - tiba ada yang menarik tangannya lagi hingga barangnya terjatuh berantakan untuk yang kedua kalinya. Pria asing tadi kembali menarik dan mengajaknya menjauh dari tempat itu.

"Aaaww!" teriak Kamisha.

Pria itu membenturkan tubuh Kamisha ke tembok dan cup... Dengan gerakan yang tak terduga pria itu mencium bibir Kamisha.

Kamisha membelalakan matanya, terkejut karena mendapat perlakuan tidak senonoh. Tubuhnya meronta - ronta, tangannya mulai memukul pria asing itu. Tapi dengan cepat pria tadi menangkap tangannya, menguncinya ke atas masih dengan mencium bibir Kamisha tanpa tergeser sedikitpun

"Hhufh... hhufh..." Kamisha ingin berteriak tapi tidak bisa karena tertahan bibir pria itu.

Para pria berbaju hitam itu kembali datang "Hei siapa di sana?!" teriak mereka.

Pria asing itu semakin menekan bibirnya ke bibir Kamisha.

"Sial! orang pacaran," teriak salah satu dari mereka. "Ayo kita cari sebelah sana."

Setelah para pria berbaju hitam tadi pergi. Pria asing itu melepas ciumannya

"Thank's."

"Thank..! thank..! gundulmu (kepalamu)..!!!" umpat Kamisha marah, ia melayangkan tendangan yang cukup keras hingga mengenai dua biji pribadi pria itu. Sepertinya cukup ngilu.

"Aauuww...!!!" teriaknya hingga bersimpuh ke bawah.

"Rasakan..!!!" teriak Kamisha. "Walaupun kamu ganteng tapi kelakuan seperti itu amit - amit," gerutu Kamisha sambil beberapa kali mengusap bibirnya. Ia segera berlari menuju tempat dimana souvenirnya terjatuh berantakan. Ia mengecek kondisi satu persatu dan hampir lima puluh persen rusak.

"Sial..! sial..!" umpatnya berulang kali. Ia menarik napas panjang, berusaha menenangkan diri. Tapi walau bagaimanapun ia harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi. Mata Kamisha mulai berkaca - kaca. Baru kali ini ia gagal dalam menjalankan tugasnya setelah bertahun tahun bekerja di sana. Apalagi bu Tiwi sangat mempercayakan proyek ini padanya.

Setelah membereskan semua souvenir yang rusak Kamisha segera menuju ke atas di ballroom hotel di mana acara itu diadakan.

Sementara itu..🍁

"Pak Xander, anda kemana saja? acara hampir selesai."

"Ada yang berusaha menculikku Alex. Tak bisakah kau lembut sedikit padaku."

"Maaf__ maaf pak, saya tidak tahu. Saya akan memperketat penjagaan. Anda tidak apa - apa?"

"Aku tidak apa - apa, beruntung aku bisa lolos."

"Bagaimana anda bisa lolos tanpa luka sedikitpun?"

"Rahasia," jawab Xander sambil berjalan menuju lift pribadi. Ia tersenyum sambil mengusap bibirnya. "Manis."

"Ada apa tuan?"

"Sudah diam, bukan urusanmu."

🍁🍁🍁🍁

"Aku kecewa padamu Misha!"

"Maafkan saya bu, saya akui saya memang lalai."

"Kau terlalu memandang remeh pekerjaan ini sehingga tidak berkompeten. Aku benar - benar kecewa padamu Misha."

Kamisha menunduk "Maaf bu Tiwi saat itu saya___"

"Aku tidak menerima alasan apapun, seharusnya kau sudah bisa mengantisipasi jika ada kejadian seperti ini. Kau tidak serius dengan pekerjaanmu."

"Maaf bu."

"Sekarang kau kemasi barang - barangmu."

"Maksud ibu saya___."

"Kamu di pecat!"

Kamisha hanya bisa diam, ia mengepalkan tangannya dengan kuat, berusaha tegar "Alasan ibu memecat saya?"

"Karena gagal dalam melaksanakan tugas."

"Maaf bu Tiwi selama ini saya baru melakukan kesalahan satu kali."

"Ya, kesalahanmu satu kali tapi mengakibatkan kerugian yang besar di EO ini."

Kamisha menarik napas panjang dan mengeluarkannya pelan - pelan.

"Baiklah bu Tiwi, saya akan segera mengemasi barang saya. Sekali lagi saya minta maaf."

"Buatlah surat pengunduran diri, tujuanku agar kamu tidak kesulitan mencari pekerjaan di luar sana."

"Terima kasih bu. Permisi."

Kamisha keluar dari ruang kerja bu Tiwi. Ia segera mengemasi barang - barang miliknya.

"Sha, apa yang terjadi? kamu di pecat?"

"Hmm."

"Hmm... hmm gimana?"

"Iya aku di pecat."

"Salah kamu apa? kan juga baru satu kali ini melakukan kesalahan. Harusnya bisa potong gaji sebagai hukumannya, bukan dipecat."

"Ssstt... kesalahanku fatal Sof dan menimbukan banyak kerugian pada EO kita."

"Aduh... kita kan kerja tim harusnya di tegur semua."

"Aku nggak apa - apa Sof, lagian ini memang salahku. Kalau yang lain ikut terlibat kan kasihan harus dipecat semua."

Sofi memeluk Kamisha. "Aku akan merindukanmu."

"Heh jangan lebay deh, rumah kita kan nggak terlalu jauh," ucap Kamisha. "Aku pergi ya."

"Sini aku bantu."

Sofi membantu Kamisha membawa barang dan menaruhnya dalam mobil. Setelah itu kembali ke kantor.

Kamisha terdiam cukup lama di dalam mobil "Semua gara - gara pria itu...!" gumamnya geram. Ia mencengkeram setir mobil dengan kuat. "Awas kalau sampai ketemu lagi, aku jamin hidupmu tidak akan tenang...! aku kebiri baru tahu rasa." teriaknya keras - keras di dalam mobil, meluapkan emosinya. Setelah puas ia mengendarai mobilnya dan pulang.

🍁🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

Isma Rismaya

Isma Rismaya

lanjut thor

2022-03-16

1

lihat semua
Episodes
1 Pengkhianatan
2 Bertanggung Jawab
3 Survive
4 Belajar Iklas
5 Kembalinya Kyara
6 Perkenalan dengan Axel
7 Xander Alfero Hadid
8 Dipecat
9 Berkenalan dengan Aunty Misha
10 Tom and Jerry
11 Axel Hilang
12 Menumpang Hidup
13 Sisi lain Kamisha
14 Ulang tahun Axel
15 Pertama Masuk Kerja
16 Proyek pertama
17 Cemburu Buta
18 Lucu Melihat Wajahnya
19 Cooking With Love
20 Tamu
21 Kebohongan
22 Pertemuan Keluarga
23 Terbongkar
24 Jujur tapi Bohong
25 Please, Maafkan Aku
26 Gara - Gara di Intai
27 Seperti Keluarga Bahagia
28 "Family Gathering
29 Insiden Lampu Gantung Jatuh
30 Pasien yang Banyak Maunya
31 Tidak akan Kubiarkan itu Terjadi
32 Barter
33 Sial Betul
34 Tragedi
35 Terbongkar
36 Maaf, Aku Masih Marah Padamu
37 Ajang Pembuktian
38 Kyara
39 Award Liburan
40 Kenapa Aku Tidak Bisa Berhenti
41 Trap by Mama Attalia
42 Menjadi Nyonya Xander
43 Berbohong Kedua Kalinya
44 Menaklukkan Hatimu
45 Gagap
46 Tidur Berjalan
47 Mulai Terbiasa Denganmu
48 Merindukanmu
49 Jogja 1
50 Jogja 2
51 Jogja 3
52 Proyek baru
53 Alex si Pengganggu
54 Gara Gara Mati Lampu
55 Drama antara
56 Anniversary Hotel 1
57 Anniversarry Hotel 2
58 Saling Menginginkan
59 Bianca
60 Aku Mencintaimu
61 Surga Dunia
62 Aku Mencintaimu Lima Tahun yang Lalu
63 Jebakan Rani
64 Penyelidikan
65 Kejujuran
66 Terkuak Satu Demi Satu
67 Pemecatan Norman dan Nita
68 Pesan Mbak Ayu
69 Tinggal Bersama
70 Gangguan Mental
71 One by One
72 Berlibur ke Puncak
73 Jangan Sentuh Istriku
74 Jangan, Tinggalkan Aku
75 Tidak Sempurna
76 Hamil
77 Akhirnya Aku Tahu
78 Mendung Sore Itu
79 Kegilaan Kyara
80 Meet You
81 Mau Sembuh
82 Selamat Tinggal Kamisha.
83 Melahirkan
84 Hai, Misha Istriku
85 Misi Dua Pria Dewasa
86 That,s My Husband
87 Terus Berusaha Mendapatkanmu
88 Rencana Gila Sofi dan Mama
89 Sakit.. Sakit.. Sakit..
90 Sengsara Membawa Nikmat
91 Sakitnya Mama Attalia
92 Kembali Bersama
93 Adik Mama
94 Kerja sama dengan Matteo
95 Ternyata Kalau Serius, Tampan Juga
96 Masa Lalu Matteo
97 Tidur Bersama
98 Kau Hanya Milikku Matteo.
99 Hamil Lagi
100 Nyaman di Sampingmu
101 Luka Membawa Bahagia
102 Siena
103 Baby Alesha
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Pengkhianatan
2
Bertanggung Jawab
3
Survive
4
Belajar Iklas
5
Kembalinya Kyara
6
Perkenalan dengan Axel
7
Xander Alfero Hadid
8
Dipecat
9
Berkenalan dengan Aunty Misha
10
Tom and Jerry
11
Axel Hilang
12
Menumpang Hidup
13
Sisi lain Kamisha
14
Ulang tahun Axel
15
Pertama Masuk Kerja
16
Proyek pertama
17
Cemburu Buta
18
Lucu Melihat Wajahnya
19
Cooking With Love
20
Tamu
21
Kebohongan
22
Pertemuan Keluarga
23
Terbongkar
24
Jujur tapi Bohong
25
Please, Maafkan Aku
26
Gara - Gara di Intai
27
Seperti Keluarga Bahagia
28
"Family Gathering
29
Insiden Lampu Gantung Jatuh
30
Pasien yang Banyak Maunya
31
Tidak akan Kubiarkan itu Terjadi
32
Barter
33
Sial Betul
34
Tragedi
35
Terbongkar
36
Maaf, Aku Masih Marah Padamu
37
Ajang Pembuktian
38
Kyara
39
Award Liburan
40
Kenapa Aku Tidak Bisa Berhenti
41
Trap by Mama Attalia
42
Menjadi Nyonya Xander
43
Berbohong Kedua Kalinya
44
Menaklukkan Hatimu
45
Gagap
46
Tidur Berjalan
47
Mulai Terbiasa Denganmu
48
Merindukanmu
49
Jogja 1
50
Jogja 2
51
Jogja 3
52
Proyek baru
53
Alex si Pengganggu
54
Gara Gara Mati Lampu
55
Drama antara
56
Anniversary Hotel 1
57
Anniversarry Hotel 2
58
Saling Menginginkan
59
Bianca
60
Aku Mencintaimu
61
Surga Dunia
62
Aku Mencintaimu Lima Tahun yang Lalu
63
Jebakan Rani
64
Penyelidikan
65
Kejujuran
66
Terkuak Satu Demi Satu
67
Pemecatan Norman dan Nita
68
Pesan Mbak Ayu
69
Tinggal Bersama
70
Gangguan Mental
71
One by One
72
Berlibur ke Puncak
73
Jangan Sentuh Istriku
74
Jangan, Tinggalkan Aku
75
Tidak Sempurna
76
Hamil
77
Akhirnya Aku Tahu
78
Mendung Sore Itu
79
Kegilaan Kyara
80
Meet You
81
Mau Sembuh
82
Selamat Tinggal Kamisha.
83
Melahirkan
84
Hai, Misha Istriku
85
Misi Dua Pria Dewasa
86
That,s My Husband
87
Terus Berusaha Mendapatkanmu
88
Rencana Gila Sofi dan Mama
89
Sakit.. Sakit.. Sakit..
90
Sengsara Membawa Nikmat
91
Sakitnya Mama Attalia
92
Kembali Bersama
93
Adik Mama
94
Kerja sama dengan Matteo
95
Ternyata Kalau Serius, Tampan Juga
96
Masa Lalu Matteo
97
Tidur Bersama
98
Kau Hanya Milikku Matteo.
99
Hamil Lagi
100
Nyaman di Sampingmu
101
Luka Membawa Bahagia
102
Siena
103
Baby Alesha

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!