"Ra, bisa mbak minta tolong?"
"Bisa mbak."
"Hari ini aku ada jadwal kontrol terakhir dengan dokter masalah kakiku, terus mbok Sri belanja bulanan dan bahan - bahan kue. Bisakah kau menjemput Axel?"
"Dengan apa mbak?"
"Pake saja mobilku."
"Nanti mbak Misha naik apa?"
"Taksi," jawab Kamisha. "Bisa kan?"
"Bisa mbak, cuman___"
"Cuman kenapa?"
"Kira - kira Axel mau tidak aku jemput?"
"Tentu saja mau. Axel itu anak yang mudah bergaul, bisa dekat dengan siapa saja," jelas Kamisha. "Ingat jam dua belas ya jangan sampai terlambat."
"Baik mbak, aku berangkat dulu."
"Ya hati - hati."
Kyara berangkat ke kantor dengan membawa mobil Kamisha. Terlihat Axel keluar dari kamar.
"Aku siap mommy."
"Ya tunggu sebentar, mommy ambil tas dulu."
"Mommy mau pergi? kan kaki mommy masih sakit?"
"Hari ini mommy mau ke dokter, sepertinya hari ini mommy sudah lepas perban."
"Yeeaayy bisa main - main lagi."
"Tentu saja sayang, oya siang nanti kamu di jemput kak Kyara ya?"
"Yeaayy asyik, aku di jemput kakak cantik."
"Hahahah iya, ayo berangkat nanti terlambat."
Kamisha mengantar Axel ke sekolah seperti biasanya. Setelah itu pergi ke rumah sakit.
"Bagaimana kaki saya dok?"
"Hmm dilihat dari hasil rontgen semuanya bagus. Apa di buat berjalan masih sakit?"
"Sudah tidak dok."
"Yah kalau begitu perbannya bisa dilepas. Suster minta tolong perbannya bu Kamisha di lepas."
"Baik dok," jawab suster.
"Ini nanti setelah perban di lepas di coba berjalan seperti biasa. Setelah itu baru boleh pulang."
"Baik, terima kasih dok."
Suster melepas perban di kaki Kamisha dengan hati - hati.
"Coba bu Kamisha jalan. Apa masih terasa sakit?"
"Baik dok," Kamisha mencoba berjalan beberapa langkah ke depan dan kemudian kembali ke tempat semula "Sudah tidak sakit dok."
"Bagus, itu tandanya anda sudah sembuh."
"Terima kasih dokter."
Kamisha segera pulang ke rumah. Ia bisa beraktifitas seperti sediakala. Apalagi sekarang ini pesanan kue buatannya semakin banyak. Ia juga bisa mengantar jemput Axel.
Setelah sampai di rumah Kamisha berinisiatif melakukan pekerjaan rumah tangga. Itung - itung membantu mbok Sri dan melatih kakinya yang baru sembuh itu.
Kamisha segera mengganti bajunya dengan celana pendek, kaos oblong dan mengikat rambutnya. Tangan kanan memegang sapu, tangan kiri memegang cairan pembersih kaca dengan lap di taruh pundak.
Hmm.. agar lebih semangat mendengarkan musik adalah solusi terbaik pikir Kamisha. Ia segera menyalakan musik agak keras. "Show time..!!!" teriaknya.
Pertama yang ia bersihkan adalah ruang tamu. Setelah bersih ia berpindah ke ruang tengah. Kamisha membersihkan dengan sangat bersih di setiap sudutnya. Tidak terlewat sedikitpun debu - debu yang menempel di perabotannya.
Hmm.. kolong - kolong meja ini masih kotor pikirnya. Ia sedang berencana menambah beberapa perabotan lagi sehingga rumahnya terlihat sangat asri.
Kamisha mulai merangkak ke kolong meja untuk membersihkannya. Di semprotkannya cairan pembersih kaca ke bagian sisi kaca yang bawah sambil menggosok sambil bernyanyi dengan keras. Seolah - olah ia adalah jiwa yang bebas, lepas tanpa beban hingga ia tidak memperhatikan di sekitarnya.
Ternyata Xander dan Axel yang dari tadi datang dan memperhatikan tingkah laku Kamisha. Axel terkekeh karena mommy bertingkah seperti itu dan Xander justru tertawa, ternyata Kamisha memiliki sisi lain yang seperti ini.
Karena tidak kuat menahan tawa akhirnya Xander mematikan musik di saat Kamisha akan bergoyang dan memakai semprotan pembersih kaca sebagai mic nya.
Heh.. kok musiknya berhenti.. apa mati lampu ya pikir Kamisha. Begitu membalikkan tubuhnya teriakan kencang di dengar Axel dan Xander
"Aaaccchh..!!!"
"Stopped mommy, telingaku sakit," ucap Axel.
"Kke___ kkenapa kalian disini?"
"Ini rumahku kan mom? tentu saja aku pulang."
"Kok bisa kamu yang jemput Axel? Kyara mana?"
"Kyara ada tugas di kantor."
"Ya tuhan, kenapa dia tidak meneleponku?" ucap Kamisha agak kesal. "Axel sayang, masuk ke kamar dan ganti baju oke."
"Baik mommy."
Axel segera masuk ke dalam kamar. Xander masih mengembangkan senyum di wajahnya.
"Apa senyum - senyum?" tanya Kamisha ketus.
"Hahahhah," Xander tertawa terbahak - bahak hingga perutnya sakit. "Lucu sangat lucu."
"Apanya yang lucu? kau kira aku topeng monyet?"
"Mirip, sama - sama joget kalau ada musik."
"Brengsek!" ucap Kamisha berjalan menuju dapur.
"Hei, jangan marah. Aku hanya bercanda."
"Nggak lucu tau."
"Menurutku lucu, sikapmu tadi memperlihatkan sisi lain dari mom Misha."
"Eee___ siapa yang suruh panggil mom Misha?"
"Ah aku lupa... Aunty Misha, ya kan."
"Terserah kamu panggil apa," Kamisha mulai mengambil beberapa bahan sayur dan daging. Ia mulai memotong - motongnya.
"Masak apa?" tanya Xander sambil mendekat.
"Masak kamu!" jawab Kamisha sambil mengacungkan pisaunya.
"Wow, jangan seperti itu aunty Misha. Boleh kan aku ikut makan disini?"
Kamisha diam sejenak dan tampak asyik memotong wortel "Boleh, tapi dengan syarat."
"Apa?"
Kamisha menghentikan kegiatannya sebentar "Kyara ada tugas apa sehingga kamu yang menjemput putraku?"
"Oke, janji jangan marah."
Kamisha mengangguk
"Jadi tadi aku lihat Kyara tampak kebingungan dan sedang memesan ojol. Aku tanya ternyata dia tidak bisa menjemput Axel, ada beberapa tamu yang sedang melakukan penawaran kerjasama."
"Ojol? kenapa dia tidak meneleponku? aku tidak habis pikir, bagaimana bisa dia memesan ojol untuk menjemput anak kecil yang tidak tahu apa - apa," Kamisha tampak emosi.
"Maka dari itu aku menawarkan diri menjemput Axel yang memang mau keluar untuk makan siang."
Kamisha menarik napas dan mengeluarkan pelan - pelan. Dalam hati ia berterima kasih Xander sudah mau menjemput putranya, ia tidak bisa membayangkan apa yang terjadi dengan Axel kalau ia di jemput ojol "Duduk di meja makan bersama Axel, makan siang sebentar lagi siap."
"Terima kasih aunty Misha."
Mereka bertiga makan layaknya sebuah keluarga.
"Mommy aku kenyang."
"Ya sudah kamu tidur siang di kamar."
"Baik mommy."
"Hmm aunty Misha sepertinya aku juga harus kembali ke kantor."
Kamisha menjawab dengan anggukan "Xander." panggilnya.
"Ya."
"Terima kasih sudah menjemput anakku pulang."
"It's okey, bukankah kita akan menjadi keluarga."
Xander segera keluar menuju ke mobilnya dan kembali ke kantor.
Tak terasa waktu sudah menjelang petang. Kyara pulang dan memakirkan mobil Kyara di tempatnya. Kamisha menunggunya di kursi teras depan dengan tatapan dingin.
"Mbak Misha kok masih diluar?"
"Duduk, mbak mau bicara."
"Aku capek mbak. Bagaimana kalau besok pagi?"
"Sepertinya kau memang menganggap masalah ini sepele."
Kyara akhirnya menuruti kemauan Kamisha. Ia duduk saling berhadapan.
"Kenapa kau tidak menjemput Axel?"
"Aku ada tugas mendesak mbak."
"Benar? tidak bohong."
"Xander juga sudah menjelaskan tadi."
"Tapi kenapa kau berniat memesan ojol?"
"Lantas aku minta tolong siapa, aku bukan orang kaya yang tinggal telepon langsung dapat sopir."
"Minimal kau bisa memberitahu aku."
"Aku ingin membuktikan ke mbak kalau aku mampu."
"Tidak perlu kau buktikan, cukup dengan perhatian saja ke Axel."
Kyara hanya terdiam.
"Lain kali jangan seperti itu, jika memang tidak ada waktu menjemput Axel, kau tinggal telepon aku saja."
"Baik mbak, aku minta maaf."
"Tidak apa - apa, oya besok Axel ulang tahun kita ke sekolahnya bersama - sama."
"Baik mbak."
Senja di waktu itu banyak memberikan pelajaran untuk kita semua agar menjadi pribadi yang lebih baik
🍁🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Taty Hartaty
kesel banget mau enaknya doang
2024-11-01
0
Katherina Ajawaila
kyra taunya bikin doank tanggung jawab nya nhk ada, kaya jalang aja, mau di bilang muda tapi udh ngarti enak2 😡
2024-06-11
2
Sugiharti Rusli
si Axel nanti panggilnya apa yah ke Ayu yang notabene neneknya,,,
2024-05-30
0