Sari menatap ke kedua dokter jantung yang masih berhubungan saudara tapi beda fisik. Fuji meskipun namanya berbau Jepang tapi fisik bener-bener bule, sedangkan Nathan yang fisiknya khas Korea karena ayahnya orang Korea, malah namanya seperti bule.
"Apa kalian beneran saudara sepupu?" tanya Sari Hassan yang masih memakai oksigen.
"Bu Sari, jangan banyak bicara dulu" senyum Fuji.
"Saya penasaran" bisik Sari yang membuat Nathan tertawa.
"Kami memang bersaudara sepupu Bu" jawab Nathan lembut. "Salahnya bokapnya Fuji kawin sama bule ya jadinya begini. Kalau saya bokap orang Korea sedangkan nyokap orang Indonesia jadinya begini ini."
"Apa gadis yang diluar itu masih saudara kalian juga?"
"Iya Bu, dia Davina adik sepupu kami" senyum Fuji sambil memeriksa hasil EKG jantung Sari. "Tampaknya ibu harus rawat inap semalam karena hasil EKG jantung ibu agak kurang bagus, harus diawasi."
"Ibu mikir apa sih? Kan Nathan sudah bilang, let it flow" senyum Nathan.
"Maunya sih dokter Nathan tapi kadang ya kepikiran" senyum Sari.
"Ingat pak Faiz, Bu?" tanya Nathan.
"Nggak, mikirin Kareem yang masih sendirian. Kasihan anakku ditinggal Maryam."
Nathan memegang lembut tangan yang mulai berkeriput itu. "Bu, Kareem baik-baik saja. Kalau soal jodoh, pasti akan mendapatkan yang baik."
"Aamiin."
Fuji pun keluar menemui Kareem yang masih memandang ibunya.
"Bagaimana ibu saya, Dok Fuji?" tanya Kareem panik sedangkan Davina hanya duduk di kursi tunggu luar ruang rawat.
"Bu Sari harus opname semalam karena hasil EKG nya kurang baik, tensinya juga agak tinggi. Jadi hemat saya, beliau istirahat disini dulu sampai benar-benar stabil." Fuji menatap Kareem sambil menepuk bahunya agar tenang.
"Ibu itu mikir apa sih, padahal sudah aku bilang mending sibuk urus tanamannya saja" gumam Kareem sambil menggelengkan kepalanya.
"Kalau aku bilang ibumu memikirkan kamu, apa kamu percaya?" sahut Fuji yang membuat Kareem melongo.
"Soal apa?"
"Soal kamu ngeduda lama" kekeh Fuji. "Ibumu terlalu sayang padamu jadi semuanya dipikirkan."
"Padahal aku baik-baik saja dan soal menduda lama, kan aku belum bertemu yang cocok saja." Kareem melirik ke arah Davina yang sedang membaca pesan di ponselnya.
Fuji tersenyum melihat sikap Kareem yang masih malu-malu mencuri pandang ke adiknya. Tampaknya pria satu ini juga tertarik dengan Davina. Siapa sih nggak tertarik dengan wajah seperti adikku. "Lihat apa Kareem?"
Wajah Kareem memerah seperti anak ABG kepergok melihat cewek incarannya. "Eh? Tidak... Tidak lihat apa-apa" jawabnya gugup.
"Really?" goda Fuji.
Kareem mengangguk sambil tersenyum kikuk.
***
Davina menatap pesan dari Ali Khan yang mengatakan akan kembali ke Jakarta Minggu depan. Setelah dua Minggu tidak memberi kabar, terus tahu-tahu kamu bilang mau ke Jakarta? Seriously!
Wajah gadis itu tampak kusut dan...kesal! Davina adalah tipe perempuan yang tidak suka diacuhkan karena itulah saat Ye-jun mendekatinya dan memberikan perhatian yang intens, Davina pun tidak bisa menolak pesonanya. Cewek mana sih yang tidak klepek-klepek dengan semua perhatian yang diberikan Ye-jun meskipun dianya psycho?
Fuji yang melihat perubahan wajah adiknya, hanya bisa meraba-raba penyebab kekesalan yang tampak.
"Kareem, a word?" Fuji mengedikkan kepalanya dan mengajak Kareem menjauh dari Davina. Kareem pun mengikuti cucu Hiro Al Jordan itu.
"Ada apa dok Fuji?" tanya Kareem bingung.
"Kamu suka adikku?" tembak Fuji tanpa basa-basi.
Kareem gelagapan mendengar pertanyaan dari Fuji. "Well, saya baru mengenalnya beberapa hari tapi saya tertarik padanya sejak pertama kali melihatnya."
"Kalau kamu tertarik pada adikku, Pepet dia dengan syarat kamu benar-benar serius padanya. Davina itu tipe yang manja dan suka perhatian."
Kareem melongo mendengar ucapan Fuji. "Maksudmu apa dok?"
"Aku beritahukan satu hal. Jika memang kamu suka Davina, buktikan bahwa kamu pantas untuknya. Bukan dari kekayaan yang kamu punya, kita tidak memandang itu! Tapi dari sikapmu yang jujur apa adanya hingga membuat kami semua melihat kamu kandidat yang terbaik. Adik perempuan kami yang belum menikah tinggal Davina, dan kami ingin mendapatkan pasangan yang terbaik." Fuji menatap tajam ke Kareem.
"Aku mendengar bahwa keluarga mu selalu melakukan screening, ini kah contohnya?" selidik Kareem.
"Ohya. Bisnis dan pasangan selalu kami screening karena kami tidak mau kecolongan yang mana nyaris terjadi. Mantan Davina adalah seorang psikopat yang sekarang sudah dipenjara."
Kareem terkejut. "Ya Allah."
"Well, kami tahu Davina masih suka padanya tapi setelah tahu mantannya adalah penjahat kelas kakap, dia langsung menutup hatinya."
"Aku bukan orang seperti kalian bahkan masih merintis sedikit demi sedikit dan aku seorang duda. Aku pernah menikah dan jujur sejak melihat Davina, untuk pertama kalinya setelah Maryam meninggal, aku mau membuka hatiku untuk wanita lain." Kareem menatap pria berahang tegas itu.
Fuji menepuk bahu Kareem. "Ganbatte!"
***
"Kamu mau pulang sama kakak atau mau nunggu di rumah sakit?" tanya Fuji kepada Davina yang masih manyun.
Kareem yang melihat bibir seksih Davina maju, ingin rasanya untuk Melu*matnya. Kelamaan menduda lu K! Otakmu isinya traveling melulu!
"Kak Nathan?" Davina berbalik bertanya.
"Nathan akan disini dulu mengawasi Bu Sari karena harus opname." Fuji duduk di sebelah Davina.
"Aku pulang sama kak Fuji" ucap Davina sambil meletakkan kepalanya di bahu kakak sepupunya.
Kareem melihat bagaimana Davina memang manja dengan semua sepupunya sedikit cemburu. Boleh nggak aku menggantikan bahunya Fuji?
"Ya sudah, kamu pulang bareng kakak. Nathan menginap di rumah mu?" tanya Fuji.
"Iya."
"Heran sama tuh bocah! Punya apartemen sendiri masih saja nginep di mana saja suka-suka dia" gerutu Fuji.
"Malah besok rencananya mau ganggu mas Bara dan Oom Ghani, nginap di mansion Giandra" kekeh Davina.
"Lama-lama dia mirip Levi deh! Seenaknya sendiri!"
"Kareem, ibumu mencarimu" ucap Nathan dari pintu ruang rawat. Kareem pun mengangguk. "Excuse me."
Nathan pun bergabung dengan Fuji dan Davina duduk mengapit adik perempuannya.
"Ada apa ini? Kok kamu melow?" tanya Nathan sambil menyenderkan kepalanya ke bahu Davina.
"Berat kak!" protes Davina.
"Lebih berat hidup mu kaleee" goda Nathan yang membuat Davina manyun. "Ada apa?"
"Ali Khan mau ke Jakarta Minggu depan" jawab Davina kesal.
Fuji dan Nathan saling berpandangan. "Seriously? After these years?" ledek Nathan.
"Berapa Minggu dia nggak kasih kabar ke kamu?" tanya Fuji.
"Dua Minggu. Sama sekali tidak ada SMS kek, WA kek atau email. Eh ... tahu-tahu dia WA bilang mau pulang Minggu depan! Who the hell he is?" umpat Davina.
"He's a jerk!" kekeh Nathan tanpa beban.
"Namanya pria kalau memang cinta dengan pasangannya, mau sesibuk apapun pasti memberi kabar setiap hari nggak Ketang SMS 1 biji doang!" ucap Fuji yang membuat kedua adik sepupunya melongo.
"Nggak Ketang? Oh my! Bule lokal lu, Ji" gelak Nathan sedangkan Davina cekikikan.
"Haaaahhhh?" Fuji menatap kedua adiknya bingung. Gue salah omong dimana ya?
***
Yuhuuu Up Pagi Yaaaa
Maaf Davina nggak sebanyak Ren atau Arimbi.
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote n gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Murti Puji Lestari
Vina pilih yang mana, sama sama duren sawit lho itu 😅😅😅
2024-09-01
1
nobita
namanya juga bule kesasar... logat jawane muncul
2023-07-28
1
ꍏꋪꀤ_💜❄
semua itu tergantung prioritas 🙊🙊🙊
2023-05-09
1