Kareem menatap tidak percaya melihat siapa yang berada di belakang Davina.
"Dokter Nathan Kim?"
"Halo, Kareem. Senang bertemu denganmu lagi" senyum Nathan sambil mengulurkan tangannya dan disambut oleh Kareem.
"Jadi... Semalam..?"
"Aku yang terima panggilanmu. Ponsel Davina saat itu berada di meja ruang tengah sedangkan aku baru saja sampai di rumah gadis kecilku ini" cengir Nathan. "She's my cousin sister you know." Pria berkacamata itu pun duduk di sebelah Davina.
Kareem hanya tertawa kecut sambil mengusap tengkuknya dengan kikuk. "Oh Astagaaaaa" kekehnya. "Aku mengira Davina sedang bersama kekasihnya."
Davina dan Nathan tertawa. "Tidak mungkin lah Davina ada pria di dalam rumahnya selain papanya, sepupu prianya dan para pengawal. Dan yang berani angkat ponselnya hanya saudara saja itu pun tidak sering. Hanya saja aku kemarin berisik dengar lagunya NCT."
"Eh itu lagunya enak lagi kak?" protes Davina.
"I'm not going back? Ya bener kalau buat si pria psycho itu tapi kalau buat yang denger, berisik cumiiii !" Nathan mengusap kepala Davina sayang.
"Pria psycho?" Kareem menatap Nathan dan Davina bergantian.
"Itu kejadian lalu. Nggak usah dibahas!" sergah Davina kesal.
Kareem hanya mengangguk. Aku harus cari tahu apa yang membuat Davina kesal.
"Ohya Kareem, aku sudah menyerahkan semua medical record punya Mrs Sari Hassan ke Fuji karena Fuji akan sering disini dan kalau aku pas di Jakarta pun tidak masalah jika aku memeriksa ibumu."
"Thanks Nathan. Ohya kamu tahu ketika aku ngobrol dengan Fuji soal biaya dan dia hanya menjawab 'Aku tahu ibuku pasti pintar memasak. Buatkan saja makanan khas Turki atau apapun lah yang enak. Aku dibayar itu saja sudah maturnuwun' dan aku hanya melongo." Nathan dan Davina terbahak.
"Fuji ya Fuji. Dia memang tukang makan meskipun aku bingung kenapa badan dia masih saja bagus" kekeh Nathan.
"Nggak usah munafik lah, kak. Kalian kan sama saja hobinya nge gym dan ke Dojo." Davina tersenyum ke kakak sepupunya.
Nathan hanya nyengir.
***
"Dav, kamu pulang sama kakak ya, sekalian memeriksa urusan PRC group" putus Nathan setelah mereka selesai makan siang.
"Oh okay. Tidak apa-apa kan Mr Hassan?" Davina menatap pria Turki tinggi itu. Nathan dan Kareem memiliki tinggi yang hampir sama.
"It's okay nona Davina. Saya juga hendak melihat proses renovasi kantor saya" senyym Kareem.
"Kalau begitu, kami permisi dulu" pamit Nathan dan Davina mengangguk. "Assalamualaikum."
"Wa'alaikum salam" balas Kareem melihat keduanya berjalan menuju mobil Honda Civic Type-r berwarna hitam
Ternyata kemarin Nathan yang terima. Ya ampun, Kareem, kelamaan menjadi duda jadi perilakuku seperti anak ABG saja. Cemburu tidak jelas! Kareem pun berjalan menuju Audi R8 miliknya dan bergegas menuju kantor barunya yang sedang direnovasi.
***
"Bagaimana menurutmu soal Kareem? Dia pria yang baik kan? Dan tidak bisa menyembunyikan kalau dia ada rasa tertarik denganmu" kekeh Nathan sambil menyetir mobilnya.
"Menarik dan ketika kalian membicarakan soal ibunya, matanya berbinar-binar setiap menyebut 'ibu: Dia sangat menyayangi ibunya ya kak" ucap Davina.
"Hu um. Yang aku tahu Dav, ibunya dulu itu ikut bekerja sebagai asisten rumah tangga di sebuah keluarga kaya di Arab Saudi lalu tanpa sengaja bertemu dengan ayahnya Kareem, Faiz Hassan, orang Turki yang sedang melaksanakan ibadah umroh. Keduanya menikah dan bu Sari ikut suaminya ke Istanbul."
Davina sedikit kaget mendengar bahwa ibu Kareem adalah mantan asisten rumah tangga. Bukan menghina tapi hebat ibunya bisa mendidik putranya seperti itu.
"Faiz Hassan memiliki bisnis bengkel rumahan sedangkan Sari ibu rumah tangga biasa tapi mereka hidup bahagia. Kareem lahir dan mulai belajar bengkel dengan ayahnya sampai usia 15 tahun, dia menjuarai perlombaan gokart lalu ditawari menjadi pembalap. Berkat kegigihannya, Kareem masuk ke jajaran pembalap WRC dan bisa juara dunia tiga kali.
Apa kamu tahu, Dav, rumah dan bengkel ayahnya masih seperti dulu meskipun anaknya sudah sukses karena Faiz ingin para pelanggan yang kurang mampu masih mau datang ke bengkelnya. Padahal Faiz tahu anaknya memiliki bengkel yang sudah modern dan bagus tapi Faiz tetap membuka bengkelnya yang lama." Nathan tersenyum. "Bu Sari sendiri tidak percaya kalau mereka memiliki bengkel lain yang bagus karena baginya bengkel cuma yang lama."
"Bagaimana bisa Kareem tidak memberikan informasi kepada ibunya soal bengkelnya yang bagus?"
"Kareem sudah memberitahu ibunya berulang kali bahwa bengkel bagus itu juga punya mereka tapi tetap saja tidak percaya" gelak Nathan. "Bu Sari tampaknya tidak mau kehilangan kenangan bagaimana mereka jatuh bangun membangun bengkel hingga laris."
Davian terkikik. "Ada ya ibu yang tidak mau lihat kenyataan bahwa mereka ekonominya membaik."
"Bu Sari itu tipe wanita kuno, tidak mau banyak perubahan jadi ya gitu deh..." Nathan menggelengkan kepalanya. "Kareem cerita kalau mereka ke Singapore itu juga karena paksaan dirinya agar ibunya tidak sedih usai sang ayah meninggal eh malah Anfal. Katanya melihat seorang pria seperti suaminya jadi kaget."
"Keluarga lucu" komentar Davina.
"Bu Sari itu tipe perempuan sederhana Dav, mungkin malahan kalau tahu anaknya ngincar keturunan klan Pratomo, bisa-bisa gedubrak" gelak Nathan.
"Terus, sekarang bengkel yang lama gimana?"
"Tetap dirawat oleh adik Faiz yang dulu juga asistennya."
Davina mengangguk.
***
Kareem memarkir mobilnya di depan sebuah gedung tiga lantai yang akan dirubah menjadi bengkel mobil cabangnya. Makanya dia memilih bekerja sama dengan Bara dan Arjuna karena mereka sama-sama terjun ke dunia otomotif ditambah mereka masih bersaudara dengan Kaia Blair dan Levi Reeves yang memproduksi mesin custom.
Ketika Kareem sedang mengawasi pekerjanya, sang ibu menelpon dan merasa dirinya tidak enak badan. Segera Kareem menuju rumah dan di jalan dia menelpon Nathan yang memintanya membawa rumah sakit milik PRC group dimana Fuji menjadi pemegang sahamnya.
Sampai di rumah, Kareem melihat ibunya tampak pucat dan sedang diberikan obat gosok oleh salah seorang pelayannya. Kareem membawa ibunya menuju rumah sakit yang dimaksud oleh Nathan. Sesampainya disana, tampak Fuji, Nathan dan Davina berada di pintu masuk.
Sari segera diletakkan diatas brankar dan dibawa ke ruang rawat IGD. Nathan dan Fuji segera menangani ibu Kareem itu.
Sesaat sebelum masuk ke ruang rawat, Sari sempat melihat Davina yang wajahnya tampak cemas, Ternyata aslinya lebih cantik dari yang di ponsel Kareem. Meskipun merasa sesak, Sari bersyukur putranya mulai membuka diri.
***
"Mrs Hassan akan baik-baik saja kok Mr Hassan. Ada kak Nathan dan kak Fuji..."
"Davina..."
"Ya?"
"Bisakah kamu memanggilku nama saja? Jangan Mr Hassan" ucap Kareem sambil melihat kedua dokter itu sedang menangani ibunya.
"Hah? Kenapa? Bukannya anda rekan bisnis sepupu saya?"
"Aku risih dipanggil begitu. Kamu seperti pegawaiku saja kedengarannya."
Davina melongo.
***
Yuhuuu Up Pagi Yaaaaa
Ren masih direview belum lolos dari semalam 😭😭😭
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote n gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Murti Puji Lestari
waahhh opa buyut selyn ternyata mantan pembalap WRC, kemana saja aku baru ngeh sekarang.
maafkan readermu satu ini mbak hana yang agak lola 😅😅😅
2024-09-01
1
ꍏꋪꀤ_💜❄
aihh pak duda nih yaaaa
2023-08-23
1
Ahmat Hapids
kasihan ya ali nya
2022-03-19
0