Bab 9

Bagas dan yang lainnya menanti Sari kembali. Ini bukan sesuatu yang diharapkan mereka. Bagas mulai merasa liputan kali ini cukup berat. Entah karena sugesti mereka pada kota Banyuwangi ataukah karena firasat yang mereka rasakan.

"Berasa horor nggak sih Lo pada?" tanya Ahmad pada Doni dan yang lain.

"Iya nih Mad, belum juga meeting, belum nentuin tempat udah horor gini. Gimana nih lanjutin nggak Gas?" Rara ikut merasa cemas.

Bagas dan Doni hanya saling berpandangan, jauh dalam hati kecilnya mereka juga ingin memindahkan tempat. Tapi kembali lagi pada profesionalitas kerja, mereka harus mengindahkan semua pikiran diluar nalar yang memang sulit diterima.

"Sari kok lama ya Don? Jangan-jangan dia lupa jalan balik lagi?" Bagas mulai khawatir.

"Waktu dimensi kita sama dunia lain itu berbeda Gas, disini lama disana cuma sebentar. Sari punya pelindung, gue yakin dia baik-baik aja cuma butuh waktu aja sebentar." Doni mencoba menenangkan semua anggota timnya.

Sari mulai tersadar, perlahan ia membuka matanya. Ia bingung karena dikelilingi rekan satu timnya.

"Ada apaan nih?"

"Heem, kan kitanya khawatir Lo malah nanya ada apaan? Dari mana aja Lo, Sar?" tanya Doni.

Bagas membantu Sari untuk duduk, dan memberinya minum. "Kamu ketiduran apa jalan-jalan lagi nih?!" tanya Bagas.

Sari hanya tersenyum dan menerima minuman dari tangan Bagas. "Sorry."

"Keliling kemana kamu Sar?" Bagas kembali bertanya, ia benar-benar mengkhawatirkan keadaan kekasih hatinya itu.

"Ehm, bisa cerita nanti aja nggak. Pulang yuuk dah malam ini." 

"Iya Gas, biar Sari cerita di rumah aja. Udah lewat jam kantor ini, kita juga nggak dibayar lembur kan?" Rara mengingatkan.

Mereka sepakat untuk segera pulang, Bagas membantu Sari berdiri dan membawakan tas miliknya. "Sanggup jalan? Apa mau aku gendong nih?" 

"Cck, sangguplah … emang apaan aja pake digendong." 

"Kita kemana nih, kumpul ke rumah Sari?" tanya Doni.

"Boleh dah, lama kan kita nggak kumpul tempat Sari."

Sari mengangguk tanda setuju, bersama keempat rekannya mereka menuju lift. Disaat yang bersamaan, Pak Lingga dan Saka juga ikut masuk di lift yang sama.

Pak Lingga tersenyum pada Sari dan yang lainnya, "Saya boleh ikut kan?"

"Boleh dong pak kan masih muat." jawab Bagas tanpa menaruh rasa curiga sedikitpun.

Pak Lingga dan Sari saling bertatapan, mereka berpura-pura tidak terjadi sesuatu. Pak Lingga sengaja berdiri di sebelah Sari, berusaha menekan Sari dengan energinya.

Ini orang masih penasaran juga rupanya sama aku! Dia sengaja ini!

"Mbak Sari pucat banget, apalagi sakit?" tanya Saka.

"Eh, masa sih? Mungkin kurang dikasih blush on tadi mas Saka." Sari menjawab dengan santai tanpa memperhatikan pak Lingga.

Pak Lingga melengkungkan senyumnya, ia tahu Sari merasa tertekan dengan kehadirannya. "Mungkin kamu perlu istirahat sejenak, jangan terlalu diforsir dengan pekerjaan. Bahaya buat kesehatan." 

Sari memandang pak Lingga dengan takjub, ia heran dengan maksud perkataannya. Sari malas berbicara dengan pak Lingga setelah kejadian tadi, jadi ia hanya menjawab singkat. "Makasih sarannya pak."

Sari kembali terdiam, Doni menangkap ada sesuatu yang tidak beres diantara keduanya. Sesekali ia melirik ke arah Sari, yang tampak tegang dimata Doni. Ia juga bisa merasakan energi kuat yang keluar dari tubuh pak Lingga. 

Gila ini orang luar biasa, siapa sebenarnya dia?

batin Doni.

Pintu lift terbuka, pak Lingga dan Saka keluar bergantian dengan yang lain.

"Kami duluan ya?" kata Saka mendahului Sari dan timnya.

Pak Lingga kembali menatap Sari dan tersenyum, ia sengaja memprovokasi Sari. Luka dileher Sari kembali berdenyut, saat pak Lingga menatapnya tajam.

Sari meraba lukanya, menahan nyeri yang kembali terasa. Dan itu membuat pak Lingga puas. Sari telah berada di bawah kekuasaannya.

Pak Lingga dan Saka telah berlalu meninggalkan Sari dan yang lainnya, mereka berpisah di lobby depan. Dengan menggunakan mobil milik Bagas, mereka menuju rumah Sari di daerah Bendan.

"Sar, ada yang aneh sama pak Lingga ya?" Bagas rupanya memperhatikan interaksi Sari dan Pak Lingga.

"Masa sih?" 

"Jujur deh ada apa sebenarnya?" 

"Ehm, nothing."

Sari memilih diam, ia tidak ingin menceritakannya dulu ke Bagas. Setidaknya sampai ia bisa memahami yang sedang dihadapi saat ini.

Teka teki yang diberikan khodam penjaganya dan penyerangan Sari tadi cukup meninggalkan tanda tanya besar dibenaknya. Apa dan siapa sebenarnya yang terjadi?

Terpopuler

Comments

krisna Dwar wati

krisna Dwar wati

enak lho kalo pasangan sama temen2 yg udah ngerti sama kondisi orang yg seperti sari 😬😬

2022-06-23

1

Nur Aliya Hikmah

Nur Aliya Hikmah

mau minta bantuan apa mengendalikan orang sih nih niatnya Immortal...

2022-05-30

2

irva 😍

irva 😍

next kak

2022-03-18

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 105 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!