Seorang gadis cantik keturunan Indo Belanda terburu-buru menuju lift. Tangannya penuh dengan pesanan kopi dan paper bag, Sari sedikit kesulitan untuk menekan tombol lift. Hingga akhirnya seorang pria berbaik hati menekankan tombol lift untuknya.
" Lantai berapa mbak?" Tanya pria itu sopan
" Lantai 5 mas." jawab Sari
Pria itu tersenyum pada Sari dan menekan tombol 5. Mereka berada dalam lift hanya berdua membuat suasana sedikit canggung bagi Sari.
" Mbak kerja disini?"
" Iya,"
" Sudah lama mbak?"
" Baru aja kok, sekitar tiga tahunan."
" Lumayan lama dong."
Sari hanya mengangguk dan tersenyum. Pria itu tampak mencuri pandang pada Sari tapi dirinya tidak memperdulikan pria itu.
Pintu lift terbuka di lantai lima, Sari berpamitan pada pria itu tak lupa juga ia berterima kasih padanya.
"Makasih mas udah bantuin, saya duluan ya?!"
Pria itu tersenyum menatap kepergian Sari hingga menghilang dari pandangannya,
" Kita akan bertemu lagi ... aku akan pastikan itu terjadi, Sari." Seringai lelaki berpakaian rapi itu dari kejauhan.
Lelaki itu berjalan keluar dari lift dan menatap Sari hingga berbelok masuk ke divisinya.
Pria itu tersenyum penuh arti, akhirnya ia menemukan wanita yang diramalkan bisa menyudahi penderitaannya. Tapi untuk mendekati Sari memang tidak mudah. Ia menunggu waktu yang tepat.
"Apa saya perlu memaksanya untuk bekerja dengan anda tuan?" tanya seseorang yang muncul di belakang pria misterius itu.
"Nggak perlu, nanti kalo sudah saatnya juga dia akan bersama kita dengan sukarela. Sekarang ini, kita biarkan saja dia menjalankan tugasnya. Kita harus bersabar menunggu dia menerima kekuatan yang aku perlukan." jawab pria misterius itu.
"Baik, tuan! Lalu sekarang saya harus bagaimana?"
"Lakukan sesuai rencana, sambil menunggu dia siap bergabung bersama kita." sahutnya dengan tersenyum.
Lelaki misterius itu berbalik dan menuju ke sebuah ruangan. Ia bertemu dengan salah satu petinggi di kantor tempat Sari bekerja.
"Selamat pagi pak … senang akhirnya bisa bertemu dengan anda." sapa Pak Syamsul, Direktur Utama salah satu stasiun televisi tempat Sari bernaung.
"Pagi … saya juga senang bisa diberi kesempatan untuk berinvestasi disini." balas pria misterius itu.
"Silahkan duduk pak … maaf saya belum tahu nama Anda siapa?" tanya pak Syamsul pada pria misterius itu.
"Panggil saja saya Lingga, ini asisten saya Saka."
"Kalau mas Saka kita sering ketemu akhir-akhir ini … jadi gimana, apa sudah diputuskan program mana yang mau disponsori pak Lingga?"
"Journey to the East. Saya sangat tertarik sama program satu itu. Unik."
"Pilihan bagus pak, itu memang lagi banyak diminati. Rating bagus juga." sahut pak Syamsul.
Sebenarnya rating Journey to the East justru sedang mengalami penurunan karena host yang kurang memenuhi etika dan terkesan sesuka hatinya menghina adat istiadat satu daerah. Tapi demi menarik investor seperti Pak Lingga, sedikit kebohongan adalah trik jitu untuk menutupi kekurangan.
Pak Lingga memberikan kode pada Saka untuk memberikan sesuatu pada pak Syamsul. Saka mengeluarkan amplop coklat sedang yang langsung diserahkan kepada Pak Syamsul.
"Ini … " pak Syamsul memegang selembar cek dengan nilai cukup besar dari pak Lingga.
"Ini hanya deposit awal. Saya mau lihat dulu perkembangan Journey to the East, kalau memang bagus saya siap jadi pendana utama untuk satu tahun tapi, dengan syarat." sahut pak Lingga.
Pak Syamsul menunggu dan penasaran dengan syarat yang akan diajukan oleh salah satu investor besarnya itu.
"Apa syaratnya?"
"Syaratnya saya minta tim Journey to the East adalah orang-orang pilihan saya. Dan saya sendiri sebagai ketua tim liputan." jawabnya dengan serius.
Pak Syamsul terperangah dengan permintaan pak Lingga. Ia merasa heran untuk apa sponsor turun tangan langsung bahkan meminta untuk jadi ketua tim. Permintaan yang cukup masuk akal sebenarnya mengingat Pak Lingga penyandang dana utama, tapi juga sangat jarang dilakukan oleh sponsor yang lain.
"Ada apa? Apa syarat saya terlalu rumit untuk dilakukan?" tanya Pak Lingga dengan tatapan tajam seolah menekan pak Syamsul untuk menyetujuinya.
"Eeh, ehm nggak juga sih … cuma ini diluar kebiasaan, maaf jika saya sedikit terkejut." elak pak Syamsul.
"Good, jadi kapan saya bisa terjun mendampingi mereka?!" tanya Pak Lingga to the point.
"Saya belum berkomunikasi dengan divisi mereka. Tapi untuk sekarang, mereka sudah memiliki sponsor yang juga akan terjun ke lapangan bersama." Pak Syamsul menjelaskan.
"Baiklah, saya tunggu kabar baik dari Anda pak. Semoga saja next project saya sudah bisa terjun langsung."
Pak Lingga melanjutkan perkataannya lagi, "Untuk anggota tim, saya minta Sari harus masuk dalam liputan."
"Sari? Bapak kenal dia?"
"Belum, tapi saya tertarik dengan gadis itu. Dia cocok sekali untuk bergabung di program itu." Pak Lingga tersenyum penuh arti.
Wah ada aroma cinlok tercium oleh saya ini? Tapi Sari memang cantik, pantes aja Pak Lingga minta dia jadi anggotanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Isnaaja
aku pikir ini mas adit.karena di balada cinta sang penari pun tidak ada scen ini lagi.baru tau sekarang kalau yang bukain lift itu ternyata lingga.
2023-02-04
1
Citraresmi
ini kaya nya nyambung ya dr cerita sblm nya?
2022-07-16
2
SoNeL
sudah end aja....atewe.....gas banter.....maraton....
2022-06-14
1