Bab 11

Sari terkejut mendengar Doni mengatakan kata Vampir, sejurus kemudian ia tertawa dan memukul lengan Doni dengan keras.

"Ngaco kamu Don! Vampir? Je maakt een grapje!" (Bercanda kamu!)

"Eeh, siapa yang bercanda Sar? Gue serius ini. Coba Lo pikir deh siapa yang berjalan dalam kegelapan, bersembunyi dalam bayangan dan hidup dalam kesengsaraan kalo bukan vampir?"

Sari berhenti tertawa dan menyeka airmata yang keluar dari sudut matanya.

"Don, aku tahu itu tapi kan jaman gini lho kamu masih percaya vampir? Ngopi kamu kurang jauh kali Don!" Sari kembali terkekeh.

"Heem ni anak dibilangin juga, sekarang gue nanya vampir berkeliaran kalo malam kan trus dia suka sembunyi dari matahari biar nggak kebakar kan, terus mereka hidup dalam penderitaan, ya iyalah menderita orang minum darah Mulu apa enaknya coba? Bener nggak gue?!" 

Doni berbicara panjang lebar menjelaskan pada Sari tapi Sari justru semakin dibuat geli dengan ekspresi rumit yang ditunjukkan Doni. "Gila kamu ya!"

"Sar, Lo pernah denger nggak ada aktor Hollywood yang konon katanya dia itu the real dracula?" tanya Doni dengan wajah yang serius.

"Oh ya, baru denger aku? Emang ada?"

"Nicholas Cage, tahun 2011 lalu jagat maya heboh gegara ada akun di e-bay yang mau ngejual foto mirip banget Nicholas Cage. Padahal foto itu diambil dari jaman perang saudara Amerika sekitar tahun 1870. Foto itu asli mirip bener sama dia yang sekarang cuma beda di baju doang." Doni membuka memorinya dan berusaha memberikan fakta pada Sari.

"Halah Don, itu kan bisanya dia aja biar kejual mahal. Jaman sekarang semuanya bisa di repro kan?" elak Sari.

"Oke, ada lagi Keanu Reeves yang main di Matrix, konon mirip banget sama seseorang yang lahir tahun 1847 namanya Paul Monet. Foto yang beredar nunjukin dia beneran mirip sama si Monet. Anehnya lagi sampai sekarang jasad Monet nggak pernah diketahui ada dimana."

"Hmm mitos, asumsi, perkiraan manusia aja kali … dia aktor kaya, duitnya banyak kan bisa aja oplas Don." Sari kembali menyangkal.

"Lo coba aja bandingin foto dia dari tahun ke tahun. Kagak ada yang berubah, yang ada tu muka tambah pucet kayak kurang darah." 

"Haaaiish, udahlah Don. Aku nggak percaya ada manusia vampir begituan di jaman sekarang."

"Ok, fine kamu nggak percaya tentang mereka gimana kalo aku tanya ke kamu tentang nabi Khidir?" Pertanyaan Doni cukup mengagetkan Sari.

"Ini kenapa bawa-bawa nama nabi sih? Emang ada ya nabi Khidir?" Sari mulai mendengarkan Doni.

"Ada, namanya bahkan disebutkan dalam surat Al-Kahf ayat 65-82. Dia dipercaya masih hidup sampai sekarang dan termasuk dalam 4 nabi yang dianugerahi hidup kekal." Doni menatap Sari tajam.

"Serius Don?"

"Nama dia jarang dibicarakan, beliau memang misterius dan diperkirakan usianya sekarang sekitar enam ribu tahun." 

"Terus apa hubungannya sama makhluk yang serang aku?"

"Gini lho Sar, gue cuma mau kasih tau ke Lo kalo manusia - manusia yang abadi itu ada. Percaya nggak percaya sih tapi beberapa fakta itu benar adanya."

"Sekarang gini kalo emang immortal itu ada, apa beneran kayak di film-film identik sama vampir, dracula or something?"

"Who knows?" Doni mengedikkan bahunya.

"Tapi yang gue lihat, makhluk yang nyerang Lo itu kemungkinan nggak jauh beda dari vampir dan sejenisnya."

"Don, jangan-jangan malah bukan vampir tapi orang-orang yang pake ilmu untuk panjang umur dengan minum darah manusia." ujar Sari bergidik ngeri.

"Bisa jadi sih, kan ada ceritanya juga itu biar awet muda panjang umur mereka minum darah manusia terutama wanita, kek Lo gitu Sar?!"

"Iiish ngeri bener sih, tapi aku juga curiga gitu. Yang nyerang aku kemungkinan seseorang yang sedang ngilmu. Sekarang pertanyaannya apakah dia bener pak Lingga atau bukan?" 

"Nah itu dia, kita nggak boleh berasumsi dulu dan nuduh itu si Lingga. Bisa jadi itu cuma akal-akalan orang lain buat mecah belah tim kita." sahut Doni.

"Belum berangkat aja dah gini bener sih Don! Kayaknya kita beneran harus waspada deh, apalagi Banyuwangi itu mistis banget." 

Doni mengangguk, ia juga setuju dengan pendapat Sari. Mereka harus waspada.

"Don, apa pendapat kamu tentang Blambangan?"

Doni menggaruk kepalanya yang sedikit gatal ketika mendengar nama Blambangan disebut.

"Yang gue tahu cuma disana ada cerita tentang Damarwulan sama Minakjinggo. Ada kerajaan Blambangan juga yang konon katanya sih tumbuhnya bareng sama jaman kerajaan Majapahit."

"Eh, Majapahit?" tanya Sari.

"Iya, kenapa?"

Sari terdiam, ia mulai menghubungkan petunjuk yang ia dapatkan dengan destinasi tujuan liputan. Tak lama kemudian Sari melengkungkan senyumnya pada Doni. 

"Kenapa Lo senyam senyum gitu?"

"Aku tahu tujuan terbaik kita Don!"

" … " 

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***